Header Ads

23 December 2016

Makna Beriman Kepada Rasul

Hasil gambar untuk Makna Beriman Kepada Rasul

 Makna Beriman Kepada Rasul
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah Aqidah Akhlak di Madrasah/ Sekolah

Pengampu : Dr. Sangkot Sirait, M.Ag

Description: Description: Description: D:\Ari Murdiani\Edit Bentang Pustaka NEW\logo-uin-2010.png

Disusun  Oleh :
Nur’Aini Latifah (13410131)
                       PAI C


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
TAHUN AJARAN 2014/2015

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Nabi dan Rasul   
·         Nabi menurut bahasa berarti juru berita atau orang yang berberita. Sedangkan menurut istilah nabi adalah manusia yang diwahyukan syariat kepadanya dan tidak diperintahkan untuk menyampaikan (kepada umat manusia).
·         Rasul menurut bahasa artinya utusan atau yang diutus. Sedangkan menurut istilah Rasul adalah manusia yang diwahyukan syariat kepadanya dan diperintahkan untuk menyampaikannya. [1]
Rasul atau Nabi itu adalah manusia, berasal dari diri umat, memakan makanan, Beliau juga kawin, dan mengalami apa yang dialami oleh orang lain[2]. Nabi adalah manusia dari kelompok laki-laki. Setiap Rasul adalah Nabi, sedangkan tidak setiap nabi adalah Rasul. Rahmat yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul itu merupakan ajaran yang bernilai luhur, ajaran tersebut berupa bentuk peringatan dan kabar gembira. Tugas kenabian dan kerasulan adalah tugas yang berat dan penuh resiko. Di antara Nabi ada yang sangat tabah dan sangat kuat kemauan mereka. Mereka dikenal dengan istilah ulul azmi yaitu Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad SAW. Tugas kenabian setelah Rasulullah wafat akan dilanjutkan oleh para ulama.
B.     Beriman Kepada Nabi dan Rasul Allah
Beriman kepada Rosul Allah artinya adalah bahwa kita meyakini seyakin yakinnya bahwa rasul itu benar-benar utusan Allah untuk membawa syiar agama dan membimbing umat jalan yang benar dan diridhai Allah dengan mengikuti segala yang diperintahkannya dan menjauhi laranganNya dengan tulus dan ikhlas. Ada ulama yang mengatakan bahwa Allah mengutus 124.000 orang Nabi dan 313 orang Rasul, dari sekian banyak jumlah Nabi dan Rasul al-qur’an hanya menyebutkan 25 orang nabi dan Rasul yang wajib kita ketahui, kita seharusnya tidak hanya beriman pada beberapa Rasul tapi mengimani semua Nabi atau Rasul tanpa membeda bedakan diantara mereka. Beriman kepada Rasul disertai dengan pengetahuan tentang siapa Rasul itu, tugas tugasnya, sifat wajib, jaiz dan mustahilnya. Dengan pengetahuan tersebut keimanan yang dimilikinya akan bertambah mantap dan kokoh sehingga tidak mudah digoyahkan dan beriman kepada Nabi dan Rasul adalah salah satu dari rukun iman. Karena semua Nabi / Rasul diberikan suatu kewenangan tersendiri dalam upaya membantu manusia pada jalan yang lurus yaitu Allah SWT.
Sifat-Sifat Rasul Allah, sifat yang melekat pada diri rasul berfungsi sebagai alat untuk mengenal sesuatu dan sekaligus menjadi ciri yang membedakan antarasatu dengan yang lainnya. Keempat sifat tersebut diantaranya : [3]
a.       Shiddiq, artinya Jujur, benar dalam segala ucapannya, mustahil bersifat kidzib (dusta), dan disampaikan pada surat Maryam : 50

$oYö7ydurur Mçlm; `ÏiB $uZÏFuH÷q§ $uZù=yèy_ur öNçlm; tb$|¡Ï9 A-ôϹ $wŠÎ=tã ÇÎÉÈ 
                    artinya :
“ Dan Kami anugrahkan kepada mereka sebagian dari rahmat Kami dan Kami jadikan mereka buah tutur yang baik yang tinggi.”

b.      Amanah artinya terpercaya,yaitu keadaan diman seseorang dapat melaksankan tugas yang diberikan sesuai dengan yang diberikan oleh pemberi amanat tidak mengurangi atau menambahkan. Mustahil bersifat khianat (curang). Dan dinyatakan dalam QS. Asy-Syura:106-107

øŒÎ) tA$s% öNçlm; óOèdqäzr& îyqçR Ÿwr& tbqà)­Gs? ÇÊÉÏÈ   ÎoTÎ) öNä3s9 îAqßu ×ûüÏBr& ÇÊÉÐÈ
                                                   artinya :
“ Ketika saudara mereka ( Nuh) berkata kepada mereka, Menagapa kamu tidak bertakwa? “ Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu.”

Disamping itu setiap nabi selalu berkata pada kaumnya, “Inniilakum naasihihun amiin” (Sesungguhnya aku pemberi nasihat yang tepercaya bagimu)
c.       Tabligh artinya menyampaikan apa apa yang datang dari Allah, mustahil bersifat kitman artinya tidak menyampaikan atau menyembunyikan. Dan dinyatakan dalam QS. Al-Maidah:67
* $pkšr'¯»tƒ ãAqߧ9$# õ÷Ïk=t/ !$tB tAÌRé& šøs9Î) `ÏB y7Îi/¢ ( bÎ)ur óO©9 ö@yèøÿs? $yJsù |Møó¯=t/ ¼çmtGs9$yÍ 4 ª!$#ur šßJÅÁ÷ètƒ z`ÏB Ĩ$¨Z9$# 3 ¨bÎ) ©!$# Ÿw Ïöku tPöqs)ø9$# tûï͍Ïÿ»s3ø9$# ÇÏÐÈ  
 artinya :
“ Hai Rasul,sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanatNya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.”

d.      Fathanah artinya cerdas/pandai, sifat mustahilnya baladah artinya bodoh. Tidaklah diutus seorang rasul kecuali ia mempunyai sisi keagungan dari kecerdasan dan kecerdikan luar biasa, intelektualitas, dan daya nalarnya yang sempurna.
Sedangkan fungsi tugas para Rasul adalah  :
a.       Mengajak manusia untuk beribadah kepada Allah Dzat yang Maha Esa lagi Maha perkasa
b.      Menyampailan perintah dan larangan Allah
c.       Memberikan petunjuk pada jalan yang benar kepada manusia
d.      Menjadi panutan bagi setiap manusia
e.       Memberi peringatan tentang adanya hari kebangkitan, dan tentang siksa yang berat setelah mati
f.       Mengalihkan perhatian manusia dari kehidupan fana pad kehidupan yang kekal
g.      Supaya tidak ada lagi alasan bagi manusia kelak di hadapan Allah [4]

Beriman kepada Rasul harus diikuti dengan menteladani akhlak mulia dalam berbagai kehidupan. Dengan cara emikian keimanan kepada rasul benar benar fungsional.Hal ini ditambah dengan kenyataan yang obyektif, bahwa pada diri rasul terapat contoh teladan yang baik. Keberhasilan Rasul dalam perjuangannya sebagaimana dalam sejarah, akan dapat juga dicapai umatnya yang berjuang dalam berbagai bidang kehidupan, jika mengikuti teladan Rasulullah.
Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin dalam kitabnya Syarh Tsalatsatul Ushul menyebutkan bahwa keimanan kepada Rasul terkandung di dalamnya empat unsur pokok yang harus diimani, diantaranya
Pertama: Mengimani bahwa Allah benar-benar telah mengutus para Nabi dan Rasul pada masing-masing umat. Tidak boleh seorang mukallaf mengkufuri walaupun seorang Rasul. Dan sungguh orang yang mengingkari  walaupun satu Rasul, artinya dia telah mengingkari seluruh nabi dan Rasul. Allah ta’ala berfirman tentang kaum nabi Nuh,
كَذَّبَتْ قَوْمُ نُوحٍ الْمُرْسَلِينَ
“Kaum Nuh telah mendustakan para rasul.” (QS. Asy-Syu’ara:105).
 ayat di atas menerangkan bahwa walaupun kaum Nuh hanya mendustakan nabi Nuh, akan tetapi Allah menghukumi mereka sebagai kaum yang mendustakan seluruh Rasul. Dan ayat-ayat yang semisal ini banyak dalam Al-Quran.
Kedua: Mengimani nama-nama Nabi dan Rasul yang disebutkan dalam nas. Dalam Al-Quran terdapat 25 nama nabi dan rasul yang disepakati, mereka adalah: Adam, Idris, Nuh, Hud, Shalih, Ibrahim, Luth, Isma’il, Is-haq, Ya’qub, Yusuf, Syu’aib, Ayyub, Dzulkifli, Musa, Harun, Dawud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasa’, Yunus, Zakariya, Yahya, ‘Isa dan Muhammad shalawatulloh wa salamuhu ‘alaihim. Adapun nabi dan rasul yang tidak diketahui nama-nama mereka, kewajiban kita adalah mengimaninya secara global.
Ketiga: Membenarkan semua berita-berita baik dari Al-Quran atau hadits-hadits shahih tentang para Nabi dan Rasul.
Keempat: Mengamalkan syari’at nabi dimana nabi tersebut diutus kepadanya. Manusia yang hidup di zaman nabi Nuh harus mengikuti semua syareat nabi Nuh, seorang yang hidup di zaman nabi Ibrahim harus mengikuti semua syareat nabi Ibrahim dan demikian seterusnya.
Dan penutup para nabi adalah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau diutus untuk seluruh umat manusia. Sehingga ketika telah datang Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, wajib bagi seluruh manusia hingga hari kiamat termasuk ahlu kitab (Yahudi dan nasrani) untuk tunduk dan berserah diri pada Islam Sebagaimana dalam firman-Nya :
فَلا وَرَبِّكَ لا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Maka demi Rabbmu, mereka tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS. An-Nisa:65) [5]
C.    Fungsi Beriman Kepada Para Rasul
1)      Allah SWT Maha Pengasih dan Maha Penyayang, tidak membiarkan umat manusia tersesat hidupnya
2)      Pada setiap umatpasti ada Rasul sebagai teladan hidup yang harus diikuti ajarannya dan diteladani jejaknya, yang membawa ketentraman dan kesejahteraan pengikutnya
3)      Mempercayai kebenaran ajaran yang dibawa para Rasul sebagai pedoman hidup yang dapat dipertanggungjawabkan.[6]

D.    Hikmah Iman Kepada Rasul[7]
1.      Mengetahui rahmat serta perhatian Allah kepada hamba-hambaNya sehingga mengutus para Rasul untuk menunjuki mereka pada jalan Allah serta menjelaskan bagaimana seharusnya mereka menyembah Allah SWT.
2.      Menyukuri nikmat Allah yang amat besar
3.      Mencintai para Rasul, mengagungkannya, serta memujinya karena mereka adalah para Rasul, karena mereka hanya menyembah Allah, menyampaikan risalahNya, dan menasehati hambaNya.
4.      Sebagai perantara dengan segala sifat dan kesempurnaanNya
5.      Mengajarkan kepada manusia agar dalam hidup dapat selamat dan sejahtera baik dunia maupun di akhirat
6.      Memberikan petunjuk suritauladan sehingga akan mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
7.      Memberikan bimbingan kepada manusia agar menjadi manusia yang bertakwa
8.      Kita dapat membedakan antara yang benar dan yang salah.[8]

E.     Implikasi Beriman Kepada Rasul dalam kehidupan sehari-hari

1.      Membaca shalawat untuk  memberi ucapan selamat serta ucapan terima kasih kepadanya Atas jasa-jasa beliau kepada kita sebagai umatnya sampai akhir zaman
2.      Mencontoh akhlaknya yang merupakan akhlak mulia, dengan cara berbudi pekerti seperti pemaaf, sabar, kasih sayang.
3.      Tunduk dan Patuh kepada perintahnya dengan ikhlas dan mengharap keridhaan Allah SWT
4.      Meniru sifat-sifat yang dimiliki Nabi dan Rasul
5.      Mengimaninya dan membenarkan beritanya
6.      Mengikutinya, dengan mentaati segala perintahnya dan menjauhi larangannya, serta beribadah sesuai dengan syari’at yang telah ditetapkannya.
7.      Mencintainya
8.      Membelanya
9.      Menyebarkan dakwahnya
10.  Mengagungkannya


DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Rosihin. 2008. Akidah Akhlak . Bandung: Pustaka Setia
Coretan Guna RIJKIRAMDANI.html, Hikmah dan Fungsi Beriman kepada Rasul Allah SWT, diakses pada tanggal 23/02/2015, pukul. 14.00

Nata,Abuddin. 1996. Akidah Akhlak .Jakarta : Ditjen Binbaga Islam
Sabiq, Sayid . 1996. Akidah Islam . Surabaya: Al-Ikhlas






[1] Abuddin Nata, Akidah Akhlak (Jakarta : Ditjen Binbaga Islam), hal.424
[2] Sayid Sabiq, Akidah Islam ( Surabaya: Al-Ikhlas),hal. 175
[3] Rosihon Anwar, Akidah akhlak, ,(Bandung: Pustaka Setia), hal.160 -162
[4] Rosihon Anwar, Akidah akhlak, (Bandung: Pustaka Setia), hal 157
[5]Ibid, hal.154-156
[6] Coretan Guna RIJKIRAMDANI.html, Hikmah dan Fungsi Beriman kepada Rasul Allah SWT, diakses pada tanggal 23/02/2015, pukul. 14.00

[7] Rosihon Anwar, Akidah akhlak, ( Bandung: Pustaka Setia), hal.170

[8] Coretan Guna RIJKIRAMDANI.html, Hikmah dan Fungsi Beriman kepada Rasul Allah SWT, diakses pada tanggal 23/02/2015, pukul. 14.00


0 Comments:

Post a Comment