Makna Beriman Kepada Rasul
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah Aqidah Akhlak di Madrasah/
Sekolah
Pengampu : Dr. Sangkot Sirait, M.Ag
Disusun Oleh :
Nur’Aini Latifah (13410131)
PAI C
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN
KALIJAGA
TAHUN AJARAN 2014/2015
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Nabi dan Rasul
·
Nabi menurut bahasa berarti juru berita atau orang
yang berberita. Sedangkan menurut istilah nabi adalah manusia yang diwahyukan syariat
kepadanya dan tidak diperintahkan untuk menyampaikan (kepada umat manusia).
·
Rasul menurut bahasa artinya utusan atau yang
diutus. Sedangkan menurut istilah Rasul adalah manusia yang diwahyukan syariat
kepadanya dan diperintahkan untuk menyampaikannya. [1]
Rasul atau Nabi itu adalah manusia, berasal dari diri umat, memakan
makanan, Beliau juga kawin, dan mengalami apa yang dialami oleh orang lain[2]. Nabi adalah manusia
dari kelompok laki-laki. Setiap Rasul adalah Nabi, sedangkan tidak setiap nabi
adalah Rasul. Rahmat yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul itu merupakan ajaran
yang bernilai luhur, ajaran tersebut berupa bentuk peringatan dan kabar
gembira. Tugas kenabian dan kerasulan adalah tugas yang berat dan penuh resiko.
Di antara Nabi ada yang sangat tabah dan sangat kuat kemauan mereka. Mereka
dikenal dengan istilah ulul azmi yaitu Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan
Muhammad SAW. Tugas kenabian setelah Rasulullah wafat akan dilanjutkan oleh
para ulama.
B.
Beriman Kepada Nabi dan Rasul Allah
Beriman kepada Rosul Allah artinya adalah bahwa kita meyakini seyakin
yakinnya bahwa rasul itu benar-benar utusan Allah untuk membawa syiar agama dan
membimbing umat jalan yang benar dan diridhai Allah dengan mengikuti segala
yang diperintahkannya dan menjauhi laranganNya dengan tulus dan ikhlas. Ada
ulama yang mengatakan bahwa Allah mengutus 124.000 orang Nabi dan 313 orang
Rasul, dari sekian banyak jumlah Nabi dan Rasul al-qur’an hanya menyebutkan 25
orang nabi dan Rasul yang wajib kita ketahui, kita seharusnya tidak hanya
beriman pada beberapa Rasul tapi mengimani semua Nabi atau Rasul tanpa membeda
bedakan diantara mereka. Beriman kepada Rasul disertai dengan pengetahuan
tentang siapa Rasul itu, tugas tugasnya, sifat wajib, jaiz dan mustahilnya.
Dengan pengetahuan tersebut keimanan yang dimilikinya akan bertambah mantap dan
kokoh sehingga tidak mudah digoyahkan dan beriman kepada Nabi dan Rasul adalah
salah satu dari rukun iman. Karena semua Nabi / Rasul diberikan suatu
kewenangan tersendiri dalam upaya membantu manusia pada jalan yang lurus yaitu
Allah SWT.
Sifat-Sifat Rasul Allah, sifat yang melekat pada diri rasul berfungsi sebagai
alat untuk mengenal sesuatu dan sekaligus menjadi ciri yang membedakan
antarasatu dengan yang lainnya. Keempat sifat tersebut diantaranya : [3]
a.
Shiddiq, artinya Jujur, benar dalam segala
ucapannya, mustahil bersifat kidzib (dusta), dan disampaikan pada surat Maryam
: 50
$oYö7ydurur Mçlm; `ÏiB $uZÏFuH÷q§ $uZù=yèy_ur öNçlm; tb$|¡Ï9 A-ôϹ $wÎ=tã ÇÎÉÈ
artinya
:
“ Dan Kami anugrahkan kepada mereka sebagian dari
rahmat Kami dan Kami jadikan mereka buah tutur yang baik yang tinggi.”
b.
Amanah artinya terpercaya,yaitu keadaan diman
seseorang dapat melaksankan tugas yang diberikan sesuai dengan yang diberikan
oleh pemberi amanat tidak mengurangi atau menambahkan. Mustahil bersifat
khianat (curang). Dan dinyatakan dalam QS. Asy-Syura:106-107
øÎ) tA$s% öNçlm; óOèdqäzr& îyqçR wr& tbqà)Gs? ÇÊÉÏÈ ÎoTÎ) öNä3s9 îAqßu ×ûüÏBr& ÇÊÉÐÈ
artinya :
“ Ketika saudara mereka ( Nuh) berkata kepada mereka, Menagapa kamu tidak
bertakwa? “ Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus)
kepadamu.”
Disamping itu setiap nabi selalu berkata pada kaumnya, “Inniilakum
naasihihun amiin” (Sesungguhnya aku pemberi nasihat yang tepercaya bagimu)
c.
Tabligh artinya menyampaikan apa apa yang datang
dari Allah, mustahil bersifat kitman artinya tidak menyampaikan atau
menyembunyikan. Dan dinyatakan dalam QS. Al-Maidah:67
* $pkr'¯»t ãAqߧ9$# õ÷Ïk=t/ !$tB tAÌRé& øs9Î) `ÏB y7Îi/¢ ( bÎ)ur óO©9 ö@yèøÿs? $yJsù |Møó¯=t/ ¼çmtGs9$yÍ 4 ª!$#ur ßJÅÁ÷èt z`ÏB Ĩ$¨Z9$# 3 ¨bÎ) ©!$# w Ïöku tPöqs)ø9$# tûïÍÏÿ»s3ø9$# ÇÏÐÈ
artinya :
“ Hai Rasul,sampaikanlah apa yang diturunkan
kepadamu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti)
kamu tidak menyampaikan amanatNya. Allah memelihara kamu dari (gangguan)
manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.”
d.
Fathanah artinya cerdas/pandai, sifat mustahilnya
baladah artinya bodoh. Tidaklah diutus seorang rasul kecuali ia mempunyai sisi
keagungan dari kecerdasan dan kecerdikan luar biasa, intelektualitas, dan daya
nalarnya yang sempurna.
Sedangkan fungsi tugas para
Rasul adalah :
a.
Mengajak manusia untuk beribadah kepada Allah Dzat
yang Maha Esa lagi Maha perkasa
b.
Menyampailan perintah dan larangan Allah
c.
Memberikan petunjuk pada jalan yang benar kepada
manusia
d.
Menjadi panutan bagi setiap manusia
e.
Memberi peringatan tentang adanya hari kebangkitan,
dan tentang siksa yang berat setelah mati
f.
Mengalihkan perhatian manusia dari kehidupan fana
pad kehidupan yang kekal
g.
Supaya tidak ada lagi alasan bagi manusia kelak di
hadapan Allah [4]
Beriman kepada Rasul harus diikuti dengan menteladani akhlak mulia dalam
berbagai kehidupan. Dengan cara emikian keimanan kepada rasul benar benar
fungsional.Hal ini ditambah dengan kenyataan yang obyektif, bahwa pada diri
rasul terapat contoh teladan yang baik. Keberhasilan Rasul dalam perjuangannya
sebagaimana dalam sejarah, akan dapat juga dicapai umatnya yang berjuang dalam
berbagai bidang kehidupan, jika mengikuti teladan Rasulullah.
Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin dalam kitabnya Syarh
Tsalatsatul Ushul menyebutkan bahwa keimanan kepada Rasul terkandung di
dalamnya empat unsur pokok yang harus diimani, diantaranya
Pertama: Mengimani bahwa Allah benar-benar telah mengutus para Nabi
dan Rasul pada masing-masing umat. Tidak boleh seorang mukallaf mengkufuri
walaupun seorang Rasul. Dan sungguh orang yang mengingkari walaupun satu
Rasul, artinya dia telah mengingkari seluruh nabi dan Rasul. Allah ta’ala berfirman
tentang kaum nabi Nuh,
كَذَّبَتْ
قَوْمُ نُوحٍ الْمُرْسَلِينَ
“Kaum Nuh telah mendustakan
para rasul.” (QS. Asy-Syu’ara:105).
ayat di atas menerangkan
bahwa walaupun kaum Nuh hanya mendustakan nabi Nuh, akan tetapi Allah
menghukumi mereka sebagai kaum yang mendustakan seluruh Rasul. Dan ayat-ayat
yang semisal ini banyak dalam Al-Quran.
Kedua: Mengimani nama-nama Nabi dan Rasul yang disebutkan dalam nas.
Dalam Al-Quran terdapat 25 nama nabi dan rasul yang disepakati, mereka adalah:
Adam, Idris, Nuh, Hud, Shalih, Ibrahim, Luth, Isma’il, Is-haq, Ya’qub, Yusuf,
Syu’aib, Ayyub, Dzulkifli, Musa, Harun, Dawud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasa’, Yunus,
Zakariya, Yahya, ‘Isa dan Muhammad shalawatulloh wa salamuhu ‘alaihim. Adapun
nabi dan rasul yang tidak diketahui nama-nama mereka, kewajiban kita adalah
mengimaninya secara global.
Ketiga: Membenarkan semua berita-berita baik dari Al-Quran atau
hadits-hadits shahih tentang para Nabi dan Rasul.
Keempat: Mengamalkan syari’at nabi dimana nabi tersebut diutus
kepadanya. Manusia yang hidup di zaman nabi Nuh harus mengikuti semua syareat
nabi Nuh, seorang yang hidup di zaman nabi Ibrahim harus mengikuti semua
syareat nabi Ibrahim dan demikian seterusnya.
Dan penutup para nabi adalah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam, beliau diutus untuk seluruh umat manusia. Sehingga ketika telah
datang Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, wajib bagi seluruh
manusia hingga hari kiamat termasuk ahlu kitab (Yahudi dan nasrani) untuk
tunduk dan berserah diri pada Islam Sebagaimana dalam firman-Nya :
فَلا وَرَبِّكَ لا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا
شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ
وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Maka demi Rabbmu, mereka tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu
hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa
dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan
mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS. An-Nisa:65) [5]
C.
Fungsi Beriman Kepada Para Rasul
1)
Allah SWT Maha Pengasih dan Maha Penyayang, tidak
membiarkan umat manusia tersesat hidupnya
2)
Pada setiap umatpasti ada Rasul sebagai teladan
hidup yang harus diikuti ajarannya dan diteladani jejaknya, yang membawa
ketentraman dan kesejahteraan pengikutnya
3)
Mempercayai kebenaran ajaran yang dibawa para Rasul
sebagai pedoman hidup yang dapat dipertanggungjawabkan.[6]
1.
Mengetahui rahmat serta perhatian Allah kepada
hamba-hambaNya sehingga mengutus para Rasul untuk menunjuki mereka pada jalan
Allah serta menjelaskan bagaimana seharusnya mereka menyembah Allah SWT.
2.
Menyukuri nikmat Allah yang amat besar
3.
Mencintai para Rasul, mengagungkannya, serta
memujinya karena mereka adalah para Rasul, karena mereka hanya menyembah Allah,
menyampaikan risalahNya, dan menasehati hambaNya.
4.
Sebagai perantara dengan segala sifat dan
kesempurnaanNya
5.
Mengajarkan kepada manusia agar dalam hidup dapat
selamat dan sejahtera baik dunia maupun di akhirat
6.
Memberikan petunjuk suritauladan sehingga akan mudah
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
7.
Memberikan bimbingan kepada manusia agar menjadi
manusia yang bertakwa
8.
Kita dapat membedakan antara yang benar dan yang
salah.[8]
E. Implikasi
Beriman Kepada Rasul dalam kehidupan sehari-hari
1.
Membaca shalawat untuk memberi ucapan selamat serta ucapan terima
kasih kepadanya Atas jasa-jasa beliau kepada kita sebagai umatnya sampai akhir
zaman
2.
Mencontoh akhlaknya yang merupakan akhlak mulia,
dengan cara berbudi pekerti seperti pemaaf, sabar, kasih sayang.
3.
Tunduk dan Patuh kepada perintahnya dengan ikhlas
dan mengharap keridhaan Allah SWT
4.
Meniru sifat-sifat yang dimiliki Nabi dan Rasul
5.
Mengimaninya dan membenarkan beritanya
6.
Mengikutinya, dengan mentaati segala perintahnya dan
menjauhi larangannya, serta beribadah sesuai dengan syari’at yang telah
ditetapkannya.
7.
Mencintainya
8.
Membelanya
9.
Menyebarkan
dakwahnya
10. Mengagungkannya
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Rosihin. 2008. Akidah
Akhlak . Bandung: Pustaka Setia
Coretan Guna RIJKIRAMDANI.html, Hikmah dan Fungsi
Beriman kepada Rasul Allah SWT, diakses pada tanggal 23/02/2015, pukul.
14.00
Nata,Abuddin. 1996. Akidah
Akhlak .Jakarta : Ditjen Binbaga Islam
Sabiq, Sayid . 1996. Akidah
Islam . Surabaya: Al-Ikhlas
[6]
Coretan Guna RIJKIRAMDANI.html, Hikmah dan
Fungsi Beriman kepada Rasul Allah SWT, diakses pada tanggal 23/02/2015,
pukul. 14.00
[7] Rosihon Anwar, Akidah akhlak, ( Bandung:
Pustaka Setia), hal.170
[8]
Coretan Guna RIJKIRAMDANI.html, Hikmah dan
Fungsi Beriman kepada Rasul Allah SWT, diakses pada tanggal 23/02/2015,
pukul. 14.00
0 Comments:
Post a Comment