Header Ads

23 December 2016

*Akhlak Terpuji & Akhlak Tercela

*Akhlak Terpuji & Akhlak Tercela
Aspek akidah dan akhlak dalam tataran kehidupan manusia tidak dapat terpisahkan. Akidah ya berakhlak dan orang berakhlak ya berakidah. Meskipun memang aspek akidah menjadi hal yang sangat penting, namun tanpa akhlak makna realitas kesempurnaan Islam menjadi kurang utuh, bahkan bisa menjadikan degradasi keimanan seorang muslim karena eksistensi lahiriah menjadi lambang batin seseorang.
Kata Akhlak secara etimologis berasal dari bahasa Arab yaitu akhlaaqu bentuk jamak dari kata khalaqa yang berarti “perangai” yang terbentuk melalui suatu keyakinan atau ajaran tertentu. Perangai demikian itu sering juga disebut sebagai “tabiat” atau karakter.
Jika kita berbicara mengenai akhlak, maka ketika kita membyangkan seseorang dengan akhlak luhur dan budi yang tinggi hanya satu, Rasulullah SAW yang terdapat suri tauladan yang baik pada diri beliau dan beliau adalah rahmat bagi seluruh alam. Seperti terlihat jelas dalam ayat berikut:
ahzab.JPG
Secara garis besar akhlak tebagi menjadi dua, yaitu Akhlakul Karimah/Akhlakul Mahmudah & Akhlakul Madzmumah.
Akhlakul Mahmudah/ Akhlakul Karimah
            Islam dapat dijadikan landasan dalm berakhlakul karimah, karena disana Islam mengajarkan banyak tentang hakikat akhlak yang karim antara lain adalah selalu mengajarkan untuk bertaubat, bersabar, bersyukur, bertawakkal, mencintai orang lain yang dengan nyata dan jelas termaktub dalam Al-Quran al karim kitab suci umat Islam.
            Baik dalam bahasa Arab disebut khair, yaitu sesuatu yang memberikan kesenangan, kepuasan, kenikmatan sesuai harapan dengan jalan-jalan yang baik. Akhlak yang baik merupakan sikap terpuji dan tanda kesempurnaan seseorang kepada Allah.
Dalam beberapa kamus dan ensiklopedia dieproleh pengertian sebagai berikut:
1.      Baik berarti sesuatu yang telah mencapai kesempurnaan
2.      Baik berarti sesuatu yang menimbulkan rasa keharuan dalam kepuasan, kesenangan, dst
3.      Baik berarti sesuatu yang mempunyai nilai kebenaran atau nilai yang diharapkan dan memberikan kepuasan.
4.      Baik berarti sesuatu yang sesuai dengan keinginan
5.      Sesuatu dikatakan baik bila mendatangkan rahmat, memberikan perasaan senang atau bahagia, bila ia dihargai secara positif.
Jadi, Akhlakul Karimah berarti tingkah laku yang terpuji yang merupakan tanda kesempurnaan iman seseorang kepada Allah. Akhlakul Karimah dilahirkan berdasarkan sifat-sifat terpuji.
Menurut K.H. Abd. Gafar, M.Sc. kesempurnaan Akhlakul Karimah dapat dicapai melalui tiga jalan, yaitu :
1.      Melalui karunia Allah SWT manusia diberi fitrah yang sempurna. Akhlakul Karimah dapat membimbing nafsu syahwatnya tunduk kepada akal dan perintah Allah. Orang-orang tersebut memperoleh ilmu tanpa belajar, merekalah para syuhada wassalihin, para nabi dan rasul.
2.      Melalui cara berjuang dengan bersungguh-sungguh (mejahadah) dan latihan (riyadhah) yang bisa kita usahakan adanya.
3.      Melalui proses melawan hawa nafsu. Seseorang yang berakhlakul karimah bisa menundukkan nafsunya. Menundukkan bukan berarti membunuhnya tetapi mengawal dan mendidiknya agar tunduk dan patuh pada akal dan agama. Karena bukan pekerjaan mudah dalam menundukkan nafsu, maka Rasulullah mengkategorikannya sebagai musuh yang paling besar dan termasuk jihad saat melawannya.
            Menurut saya, orang dengan akhlak yang baik akan mdah diterima di masyarakat, dengan sikapnya mereka bisa melahirkan sifat saling mencintai, saling menolong dan saling peduli satu sama lain. Akhlak yang baik bukan hanya penting dipelajari secara teoriti saja, namun lebih pada implementasi yang mengacu pada realitas yang sangat urgen untuk diwujudkan. Akhlak bukan untuk dipelajari, namun dilakukan dengan tindakan yang nyata. Akhlak ini timbul dari hati nurani manusia, dimana ketika hati itu baik baik pula seluruh perbuatannya. Suatu perbuatan yang nampak sebenarnya merupakan perwujudan dari hati.
Bentuk-bentuk Akhlak terpuji diantaranya:
1.      Bersifat Sabar
Ada peribahasa yang mengtakan bahwa kesabaran itu pahit seprti jadam, namun akibatnya manis melebihi madu. Kesabaran dapat dibagi empat kategori berikut ini:
a.       Sabar menanggung beratnya melaksanakan kewajiban. Kewajiban itu termasuk dalam menjalankan sholat, berpuasa, mengeluarkan zakat, dan berhaji. Orang yang sabar dalam betapapun beratnya menjalani kewajiban tetap dilaksanakan, tak peduli sempit, sakit, sibuk, dll. semua akan dilaksanakan dengan patuh dan ikhlas.
b.      Sabar menanggung musibah dan cobaan. Sabar dalam menghadapi cobaan semestinya disertai tawakkal dan pengaharapan yang penuh kepada Allah.
c.       Sabar menahan penganiayaan dari orang. Tetap teguh dan ssabar menahan penganiayaan demi tegaknya keadilan dan kebenaran adalah orang-orang yang dicintai Allah
d.      Sabar menanggung kemiskinan. Banyak orang yang terkadang berputus assa dan memutuskan jalan pintas untuk mencuri, merampok, mencopet, dll. orang yang sabar dalam jalan Allah pastilah lebih banyak syukurnya.
2.      Amanah
Amanah menurut bahasa ialah kesetiaan, ketulusan hati, kepercayaan dan kejujuran. Karena pentingnya sifat ini untuk dipertahankan dalam masyarakat, jika sifat dan sikap itu hilang dari tatanan sosial maka bersiaplah untuk kehancuran umat karena hanya dipenuhioleh kemunafikan.
3.      Bersifat Kasih Sayang
Pada dasarnya sifat kasih sayang (ar-rahman) adalah fitrah yang dianugerahkan kepada makhluknya. Sifat ini juga ada pada naluri binatang yang menyayangi anaknya, pun manusia juga melakukan hal serupa. Kasih sayang itu luas dan melahirkan banyak sekali sifat-sifat baik. Kasih ssayang bisa pada diri sendiri, keluarga, tetangga, dan lingkungan sekitar.


Akhlakul Madzmumah
Dalam perkembangan zaman seperti sekarang ini dimana teknologi sangat maju pesat terjadi banyak hal yang tak diinginkan yang bisa merusak iman. Misalnya seperti perampokan dimana-mana, mutilasi, pelecehan seksual, penganiayaan, kenakalan remaja, dll.
Ini semua terjadi karena bisa jadi masyarakat hanya tahu konsep perilaku benar salah tapi pelaksanaan sikap baik dan buruk banyak yang mereka abaikan atau bahkan mereka tahu kebenarannya namun secara nyata mereka menolak dengan sikap-sikapnya yang sangat menyimpang dari kaidah-kaidah islam.
Secara definitive Akhlakul Madzmumah ialah perangai atau tingkah laku pada tutur kata yang tercermin pada diri manusia, cenderung melekat dalam bentuk yang tidak menyenangkan orang lain.
Dalam beberapa kamus dan ensiklopedia, dihimpun pengertian buruk sebagai berikut:
1.      Rusak, jahat, tidak menyenangkan, tidak elok, jelek.
2.      Perbuatan yang tidak sopan, kurang ajar, jahat, tidak menyenangkan
3.      Segala yang tercela, lawan baik, lawan bagus, perbuatan yang bertentangan dengan norma.
Akhlak buruk merupakan perbuatan yang dilarang dalam norma apapun, baik dalam agama, sosial dan hokum. Terlebih norma agama yang sangat adil dalam pengadilan Allah kelak, apabila seseorang melaksanakannya niscaya mendapatkan dosa-dosa.
Sifat tercela dapat merugikan dan biasanya dilandaskan pada nafsu yang tidak baik. Sifat-sifat buruk biasanya tergambar dalam perkataan dan perbuatannya. Berikut merupakan contoh sikap buruk:
1.      Sifat Dengki
Dengki secara etimologi yaitu menaruh perasaan marah (benci, tidak suka) karena sesuatu yang amat sangat kepada keberuntungan orang lain. Sifat seperti ini selalu merasa susah bila yang lain senang dan senang apabila yang lain susah. Orang dengki tidak segan-segan mencari tipu daya untuk menghilangkan nikmat orang lain dan merebutnya. Hidup mereka tidak tenang, selalu was-was, dijauhi sahabat dan lingkungannya.
Namun jangan khawatir, meski demikian dengki bisa dihindari dengan cara-cara sebagai berikut;
a.       Meningkatkan iman dan takwa kepada Allah
b.      Menyadari bahwa dengki dapat menghapus kebaikan
c.       Meningkatkan syukur kepada Allah
2.      Sombong (Sifat Angkuh)
Angkuh merupakan pribadi seseorang, menjadi sifat yang telah melekat pada diri seseorang. Sombong, selalu menganggap dirinya lebih dari yang lain sehingga ia berusaha menutupi dan tidak mau mengakui kekurangannya, ia selalu merasa lebih besar, lebih kaya, lebih pintar, lebih dihormati, dan lebih lebih yang lain.
Sombong terbagi menjadi tiga, yaitu
a.       Sombong kepada Allah.
b.      Sombong kepada Rasul.
c.       Sombong terhadap sesama
Sikap sombong ini biasanya dimiliki orang karena ilmunya, amal ibadah yang banyak, nasab, keelokan paras, harta dan juga jabatan. Padahal jikalau kita pikirkan bilamana manusia bisa sombong padahal dirinya sendiri itu tak bisa berbuat apa-apa, ia berasal dari sperma dan ovum dan setelah itu menjadi bangkai, hal apakah yang bisa manusia sombongkan sebenarnya dari hakikat dirinya yang menjijikkan tersebut. Sama sekali bukan wilayah manusia untuk bersikap demikian.
3.      Sifat Riya’
Riya’ ialah amal yang dikerjakan dengan niat tidak ikhlas, variasinya bisa bermacam-macam. Amal itu sengaja dilakukan dengan maksud ingin dipuji orang lain. Riya’ ada yang tampak dan tersembunyi. Riya’ yang tampak dibangkitkan oleh amal yang dibawanya. Riya yang tersembunyi ialah ringan mengerjakannya apabila ada tamu dirumahnya.
Riya’ tersembunyi di dalam hati, seperti api yang tersembunyi di dalam batu. Jika orang-orang melihatnya, maka menimbulkan kesenangan. Kesenangan dalam hatinya ini bergerak sangat halus lalu membangkitkannya untuk menampakkan amalnya secara langsung maupun tidak langsung.

Dalam kehidupan ini ada yang namanya benar salah baik dan buruk. Kategori perbuatan terpuji dalam konsep ini adalah benar menurut nash dan aplikasinya perbuatan yang baik/khair. Adapaun perbuatan tercela dapat ditempuh melalui tiga hal, ada kalanya benar menurut nash namun jatuhnya pada perbuatan yang buruk, ada pula yang salah namun baik dalam perbuatannya, dan yang paling buruk ialah salah menurut nash dilakukan dengan perbuatan yang salah pula.
Jadi kita harus berhati-hati terhadap perbuatan tercela yang ternyata memiliki jalan lebih banyak untuk menuju kesana.



0 Comments:

Post a Comment