*Akhlak Terpuji &
Akhlak Tercela
Aspek
akidah dan akhlak dalam tataran kehidupan manusia tidak dapat terpisahkan.
Akidah ya berakhlak dan orang berakhlak ya berakidah. Meskipun memang aspek
akidah menjadi hal yang sangat penting, namun tanpa akhlak makna realitas
kesempurnaan Islam menjadi kurang utuh, bahkan bisa menjadikan degradasi
keimanan seorang muslim karena eksistensi lahiriah menjadi lambang batin
seseorang.
Kata
Akhlak secara etimologis berasal dari bahasa Arab yaitu akhlaaqu bentuk jamak
dari kata khalaqa yang berarti “perangai” yang terbentuk melalui suatu
keyakinan atau ajaran tertentu. Perangai demikian itu sering juga disebut
sebagai “tabiat” atau karakter.
Jika
kita berbicara mengenai akhlak, maka ketika kita membyangkan seseorang dengan
akhlak luhur dan budi yang tinggi hanya satu, Rasulullah SAW yang terdapat suri
tauladan yang baik pada diri beliau dan beliau adalah rahmat bagi seluruh alam.
Seperti terlihat jelas dalam ayat berikut:
Secara
garis besar akhlak tebagi menjadi dua, yaitu Akhlakul Karimah/Akhlakul Mahmudah
& Akhlakul Madzmumah.
Akhlakul Mahmudah/
Akhlakul Karimah
Islam dapat dijadikan landasan dalm
berakhlakul karimah, karena disana Islam mengajarkan banyak tentang hakikat
akhlak yang karim antara lain adalah selalu mengajarkan untuk bertaubat,
bersabar, bersyukur, bertawakkal, mencintai orang lain yang dengan nyata dan
jelas termaktub dalam Al-Quran al karim kitab suci umat Islam.
Baik dalam bahasa Arab disebut khair, yaitu sesuatu yang memberikan
kesenangan, kepuasan, kenikmatan sesuai harapan dengan jalan-jalan yang baik.
Akhlak yang baik merupakan sikap terpuji dan tanda kesempurnaan seseorang
kepada Allah.
Dalam
beberapa kamus dan ensiklopedia dieproleh pengertian sebagai berikut:
1.
Baik berarti
sesuatu yang telah mencapai kesempurnaan
2.
Baik berarti
sesuatu yang menimbulkan rasa keharuan dalam kepuasan, kesenangan, dst
3.
Baik berarti
sesuatu yang mempunyai nilai kebenaran atau nilai yang diharapkan dan
memberikan kepuasan.
4.
Baik berarti
sesuatu yang sesuai dengan keinginan
5.
Sesuatu
dikatakan baik bila mendatangkan rahmat, memberikan perasaan senang atau
bahagia, bila ia dihargai secara positif.
Jadi,
Akhlakul Karimah berarti tingkah laku
yang terpuji yang merupakan tanda kesempurnaan iman seseorang kepada Allah. Akhlakul Karimah dilahirkan berdasarkan
sifat-sifat terpuji.
Menurut
K.H. Abd. Gafar, M.Sc. kesempurnaan Akhlakul
Karimah dapat dicapai melalui tiga jalan, yaitu :
1.
Melalui karunia
Allah SWT manusia diberi fitrah yang sempurna. Akhlakul Karimah dapat membimbing nafsu syahwatnya tunduk kepada
akal dan perintah Allah. Orang-orang tersebut memperoleh ilmu tanpa belajar,
merekalah para syuhada wassalihin, para
nabi dan rasul.
2.
Melalui cara
berjuang dengan bersungguh-sungguh (mejahadah) dan latihan (riyadhah) yang bisa
kita usahakan adanya.
3.
Melalui proses
melawan hawa nafsu. Seseorang yang berakhlakul karimah bisa menundukkan
nafsunya. Menundukkan bukan berarti membunuhnya tetapi mengawal dan mendidiknya
agar tunduk dan patuh pada akal dan agama. Karena bukan pekerjaan mudah dalam
menundukkan nafsu, maka Rasulullah mengkategorikannya sebagai musuh yang paling
besar dan termasuk jihad saat melawannya.
Menurut saya, orang dengan akhlak yang baik akan mdah
diterima di masyarakat, dengan sikapnya mereka bisa melahirkan sifat saling
mencintai, saling menolong dan saling peduli satu sama lain. Akhlak yang baik
bukan hanya penting dipelajari secara teoriti saja, namun lebih pada
implementasi yang mengacu pada realitas yang sangat urgen untuk diwujudkan. Akhlak
bukan untuk dipelajari, namun dilakukan dengan tindakan yang nyata. Akhlak ini
timbul dari hati nurani manusia, dimana ketika hati itu baik baik pula seluruh
perbuatannya. Suatu perbuatan yang nampak sebenarnya merupakan perwujudan dari
hati.
Bentuk-bentuk
Akhlak terpuji diantaranya:
1.
Bersifat Sabar
Ada
peribahasa yang mengtakan bahwa kesabaran itu pahit seprti jadam, namun
akibatnya manis melebihi madu. Kesabaran dapat dibagi empat kategori berikut
ini:
a.
Sabar menanggung
beratnya melaksanakan kewajiban. Kewajiban itu termasuk dalam menjalankan
sholat, berpuasa, mengeluarkan zakat, dan berhaji. Orang yang sabar dalam
betapapun beratnya menjalani kewajiban tetap dilaksanakan, tak peduli sempit,
sakit, sibuk, dll. semua akan dilaksanakan dengan patuh dan ikhlas.
b.
Sabar menanggung
musibah dan cobaan. Sabar dalam menghadapi cobaan semestinya disertai tawakkal
dan pengaharapan yang penuh kepada Allah.
c.
Sabar menahan
penganiayaan dari orang. Tetap teguh dan ssabar menahan penganiayaan demi
tegaknya keadilan dan kebenaran adalah orang-orang yang dicintai Allah
d.
Sabar menanggung
kemiskinan. Banyak orang yang terkadang berputus assa dan memutuskan jalan
pintas untuk mencuri, merampok, mencopet, dll. orang yang sabar dalam jalan
Allah pastilah lebih banyak syukurnya.
2.
Amanah
Amanah
menurut bahasa ialah kesetiaan, ketulusan hati, kepercayaan dan kejujuran.
Karena pentingnya sifat ini untuk dipertahankan dalam masyarakat, jika sifat
dan sikap itu hilang dari tatanan sosial maka bersiaplah untuk kehancuran umat
karena hanya dipenuhioleh kemunafikan.
3.
Bersifat Kasih
Sayang
Pada
dasarnya sifat kasih sayang (ar-rahman)
adalah fitrah yang dianugerahkan kepada makhluknya. Sifat ini juga ada pada
naluri binatang yang menyayangi anaknya, pun manusia juga melakukan hal serupa.
Kasih sayang itu luas dan melahirkan banyak sekali sifat-sifat baik. Kasih
ssayang bisa pada diri sendiri, keluarga, tetangga, dan lingkungan sekitar.
Akhlakul
Madzmumah
Dalam
perkembangan zaman seperti sekarang ini dimana teknologi sangat maju pesat
terjadi banyak hal yang tak diinginkan yang bisa merusak iman. Misalnya seperti
perampokan dimana-mana, mutilasi, pelecehan seksual, penganiayaan, kenakalan
remaja, dll.
Ini semua
terjadi karena bisa jadi masyarakat hanya tahu konsep perilaku benar salah tapi
pelaksanaan sikap baik dan buruk banyak yang mereka abaikan atau bahkan mereka
tahu kebenarannya namun secara nyata mereka menolak dengan sikap-sikapnya yang
sangat menyimpang dari kaidah-kaidah islam.
Secara
definitive Akhlakul Madzmumah ialah
perangai atau tingkah laku pada tutur kata yang tercermin pada diri manusia,
cenderung melekat dalam bentuk yang tidak menyenangkan orang lain.
Dalam beberapa
kamus dan ensiklopedia, dihimpun pengertian buruk sebagai berikut:
1.
Rusak, jahat,
tidak menyenangkan, tidak elok, jelek.
2.
Perbuatan yang
tidak sopan, kurang ajar, jahat, tidak menyenangkan
3.
Segala yang
tercela, lawan baik, lawan bagus, perbuatan yang bertentangan dengan norma.
Akhlak buruk
merupakan perbuatan yang dilarang dalam norma apapun, baik dalam agama, sosial
dan hokum. Terlebih norma agama yang sangat adil dalam pengadilan Allah kelak,
apabila seseorang melaksanakannya niscaya mendapatkan dosa-dosa.
Sifat tercela
dapat merugikan dan biasanya dilandaskan pada nafsu yang tidak baik.
Sifat-sifat buruk biasanya tergambar dalam perkataan dan perbuatannya. Berikut
merupakan contoh sikap buruk:
1.
Sifat Dengki
Dengki secara etimologi yaitu menaruh perasaan marah
(benci, tidak suka) karena sesuatu yang amat sangat kepada keberuntungan orang
lain. Sifat seperti ini selalu merasa susah bila yang lain senang dan senang
apabila yang lain susah. Orang dengki tidak segan-segan mencari tipu daya untuk
menghilangkan nikmat orang lain dan merebutnya. Hidup mereka tidak tenang,
selalu was-was, dijauhi sahabat dan lingkungannya.
Namun jangan khawatir, meski demikian dengki bisa
dihindari dengan cara-cara sebagai berikut;
a.
Meningkatkan
iman dan takwa kepada Allah
b.
Menyadari bahwa
dengki dapat menghapus kebaikan
c.
Meningkatkan
syukur kepada Allah
2.
Sombong (Sifat
Angkuh)
Angkuh
merupakan pribadi seseorang, menjadi sifat yang telah melekat pada diri
seseorang. Sombong, selalu menganggap dirinya lebih dari yang lain sehingga ia
berusaha menutupi dan tidak mau mengakui kekurangannya, ia selalu merasa lebih
besar, lebih kaya, lebih pintar, lebih dihormati, dan lebih lebih yang lain.
Sombong
terbagi menjadi tiga, yaitu
a.
Sombong kepada
Allah.
b.
Sombong kepada
Rasul.
c.
Sombong terhadap
sesama
Sikap
sombong ini biasanya dimiliki orang karena ilmunya, amal ibadah yang banyak,
nasab, keelokan paras, harta dan juga jabatan. Padahal jikalau kita pikirkan
bilamana manusia bisa sombong padahal dirinya sendiri itu tak bisa berbuat
apa-apa, ia berasal dari sperma dan ovum dan setelah itu menjadi bangkai, hal
apakah yang bisa manusia sombongkan sebenarnya dari hakikat dirinya yang
menjijikkan tersebut. Sama sekali bukan wilayah manusia untuk bersikap
demikian.
3.
Sifat Riya’
Riya’
ialah amal yang dikerjakan dengan niat tidak ikhlas, variasinya bisa
bermacam-macam. Amal itu sengaja dilakukan dengan maksud ingin dipuji orang
lain. Riya’ ada yang tampak dan tersembunyi. Riya’ yang tampak dibangkitkan
oleh amal yang dibawanya. Riya yang tersembunyi ialah ringan mengerjakannya
apabila ada tamu dirumahnya.
Riya’
tersembunyi di dalam hati, seperti api yang tersembunyi di dalam batu. Jika
orang-orang melihatnya, maka menimbulkan kesenangan. Kesenangan dalam hatinya
ini bergerak sangat halus lalu membangkitkannya untuk menampakkan amalnya
secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam
kehidupan ini ada yang namanya benar salah baik dan buruk. Kategori perbuatan
terpuji dalam konsep ini adalah benar menurut nash dan aplikasinya perbuatan
yang baik/khair. Adapaun perbuatan tercela dapat ditempuh melalui tiga hal, ada
kalanya benar menurut nash namun jatuhnya pada perbuatan yang buruk, ada pula
yang salah namun baik dalam perbuatannya, dan yang paling buruk ialah salah
menurut nash dilakukan dengan perbuatan yang salah pula.
Jadi kita harus
berhati-hati terhadap perbuatan tercela yang ternyata memiliki jalan lebih
banyak untuk menuju kesana.
0 Comments:
Post a Comment