BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan YME dan sebagai
wakil Tuhan di bumi yang menerima amanat-Nya untuk mengelola kekayaan alam.
Sebagai hamba Tuhan yang mempunyai kewajiban untuk beribadah dan menyembah
Tuhan Sang Pencipta dengan tulus . Sebagai umat Islam
yang baik kita wajib untuk beriman kepada kitab-kitab Allah. Sebagaimana beriman kepada kitab-kitab Allah adalah termasuk salah
satu rukun iman. Dan pengertian kitab Allah sendiri adalah kumpulan wahyu-wahyu Allah SWT yang disampaikan
kepada para rasul yang mengandung petunjuk dan kebenaran.
Kitab juga dapat dijadikan oleh manusia sebagai pedoman hidup bagi manusia.
Dalam
agama islam dikenal empat buah kitab yang wajib kita percaya serta kita imani.
Jumlah kitab suci sebenarnya tidak dijelaskan dalam Al-quran juga dalam Hadits.
Selain dari kitab Allah yang dturunkan melalui rasul melalui malakiat Jibril,
kita juga bisa berpedoman pada Hadits nabi Muhammad SAW dan sahifah-sahifa/
suhuf/ lembaran firman Allah SWT yang diturunkan pada nabi Adam, Ibrahim, dan
Musa AS.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa pengertian dan makna dari
beriman kepada kitab Allah?
2.
Apa sajakah nama-nama kitab Allah
dan Rosul yang menerimanya?
3.
Bagaimana Perilaku yang mencerminkan Keimanan Kepada
Kitab Allah?
4.
Apa sajakah fungsi dan hikmah
beriman kepada Kitab-kitab Allah?
5.
Bagaimana implikasi dari beriman
kepada Kitab Allah dalam kehidupan?
C.
Rumusan Tujuan
1.
Mengetahui secara detail definisi
beriman dan definisi kitab-kitab Allah
2.
Dapat mengetahui nama-nama kitab
Allah yang wajib kita imani beserta rosul yang menerimanya
3.
Dapat mengetahui cara berberilaku
atau bersikap yang mencerminkan sikap beriman kepada kitab Allah
4.
Mengetahui fungsi dan hikmah
beriman kepada kitab Allah secara terperinci
5.
Mengetahui berbagai implikasi
beriman kepada Kitab-kitab Allah SWT
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Beriman kepada
kitab Allah
1). Pengertian Iman
a)
Pengertian iman menurut bahasa dan
istilah
Menurut bahasa,
Al-Iman berasal dari kata aamanu-yu’minu-iimaanan yang artinya
percaya. Aamina-ya’manu-aaminan artinya aman dan damai. I’tamana-ya’taminu-aamanatan-aaminun
artinya amanat atau titipan. Menurut istilah al-iman (percaya) adalah suatu
pengakuan atau keyakinan seseorang terhadap sesuatu. Ia mengakui dan meyakini
suatu kebenaran dan kesalahan secara benar. Mengakui dan meyakini sesuatu itu
benar, artinya meyakini sesuatu itu sebagai kebenaran yang harus diyakini dan
tidak diragukan kebenarannya. Mengakui sesuatu itu salah, artinya mengakui dan
meyakini bahwa sesuatu itu memang sebagai kesalahan yang harus diyakini, dan
diakui sebagai kesalahan yang benar-benar salah.
b)
Pengertian iman menurut Al-qur’an
Sedangkan iman
menurut Alqur’an ialah suatu keyakinan yang mantap dalam hati, yang dengannya
seorang mukmin percaya dan yakin bahwa Allah adalah satu-satunya yang Maha
Benar, sumber kebenaran dan pemberi kebenaran.
Firman Allah:
ÙˆَÙƒَØ°َٰÙ„ِÙƒَ
Ø£َÙˆْØَÙŠْÙ†َا Ø¥ِÙ„َÙŠْÙƒَ رُÙˆØًا Ù…ِÙ†ْ Ø£َÙ…ْرِÙ†َا ۚÙ…َا ÙƒُÙ†ْتَ تَدْرِÙŠ Ù…َا الْÙƒِتَابُ
ÙˆَÙ„َا الْØ¥ِيمَانُ ÙˆَÙ„َٰÙƒِÙ†ْ جَعَÙ„ْÙ†َاهُ Ù†ُورًا Ù†َÙ‡ْدِÙŠ بِÙ‡ِ Ù…َÙ†ْ Ù†َØ´َاءُ Ù…ِÙ†ْ
عِبَادِÙ†َا ۚÙˆَØ¥ِÙ†َّÙƒَ Ù„َتَÙ‡ْدِÙŠ Ø¥ِÙ„َÙ‰ٰ صِرَاطٍ Ù…ُسْتَÙ‚ِيمٍ
“ Dan benarlah Kami telah wahyukan
kepadamu suatu jiwa dari urusan Kami, padahal engkau tidak tahu apa itu kitab
dan apa pula iman. Kami jadikan dari nuur yang kami pimpin dengannya siapa yang
Kami kehendaki dari hamba-hamba kami, dan sesungguhnya engkau akan memimpin
manusia kejalan yang lurus” ( Q.S
asy-syuuraa:52)
Menurut ayat
diatas, Iman adalah nur. Nur, artinya cahaya atau sinar yang menerangi setiap
kegelapan. Dengan cahaya, seseorang dapat membedakan setiap yang dilihatnya dan
yang dirasakannya.[1]
2) Pengertian Iman kepada Kitab
Secara
etimologis kata kitab adalah bentuk masdar dari kata ka-ta-ba yang berarti
menulis. Setelah jadi masdar berarti tulisan, atau yang ditulis. Bentuk jama’
dari al-kitab adalah kutub. Secara terminologis yang dimaksud dengan kitab
adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah kepada para nabi dan Rosulnya.
Sedangkan al-kitab menurut syar’I
adalah semua lembaran atau papan, wahyu secara tertulis maupun lisan, yang
diturunkan Allah kepada rasulNya untuk disampaikan kepada umat manusia, dengan
bahasa apapun, baik besar maupun kecil, terkumpul menjadi satu ataupun tidak
didalamnya terdapat I’jaz maupun tidak.[2]
Selain
kitab-kitab, di dalam al-Quran disebutkan adanya Suhuf atau Sahifah (halaman),
yang berjumlah seratus Sahifah. Suhuf adalah firman Allah swt. yang diturunkan
kepada para Nabi atau rasul-Nya yang berisi hukum-hukum dasar sebagai petunjuk
dan pedoman dalam menjalankan agama-Nya. Sahifah ini diberikan Allah SWT kepada
tiga orang Nabi-Nya, masing-masing dengan rincian sebagai berikut:
Jadi, Beriman kepada
kitab-kitab Allah yaitu kepercayaan yang pasti bahwasanya Allah Swt, memiliki
kitab-kitab yang diturunkan kepada rasul-Nya untuk disampaikan kepada para
hamba-Nya dan bahwa kitab-kitab tersebut terdapat kebenaran, cahaya dan
petunjuk bagi manusia, baik di dunia maupun di akhirat atau iman kepada
kitab-kitab Allah SWT adalah mempercayai dan meyakini dengan sepenuh hati bahwa
Allah SWT telah menurunkan
kitab-kitab-Nya kepada rasul yang berisi wahyu untuk disampaikan dan diajarkan
kepada umat manusia.[3]
Beriman kepada Kitab-kitab Allah subhanahu wa ta’ala mencakup
beberapa hal berikut:
a)
Mengimani bahwa kitab-kitab
tersebut benar-benar turun dari sisi Allah subhanahu wa ta’ala.
b)
Beriman terhadap kitab yang kita ketahui
nama-namanya. kita mengimaninya sesuai dengan namanya, seperti beriman bahwa
Allah subhanahu wa ta’ala telah menurunkan kitab Al-Qur`an
c)
Membenarkan berita-berita yang
terdapat dalam kitab-kitab tersebut. Seperti berita-berita dalam Al-Qur`an, dan
berita-berita dalam kitab-kitab sebelumnya yang belum mengalami perubahan atau
penyimpangan.
d)
Mengamalkan hukum-hukum dalam
kitab-kitab tersebut selama tidak dihapus (mansukh), dengan penuh ridha
dan penerimaan, baik kita memahami hikmah di balik hukum-hukum tersebut ataukah
tidak. Adapun kitab-kitab terdahulu maka semuanya telah dihapus dengan kitab
Al-Qur`anul Karim
B.
Nama-nama kitab
Allah dan Rasul yang menerimanya
Beriman
kepada kitab-kitab Allah SWT hukumnya wajib. Wajib beriman kepada kitab-kitab
Allah yang pernah diturunkan kepada para rasul-Nya; maka pengingkaran
terhadap salah satu kitab Allah, sama artinya dengan pengingkaran terhadap
kitab-kitab Allah. Mengingkari kitab Allah, sama pula artinya mengingkari
kepada Rasulullah, para Malaikat dan kepada Allah SWT. Orang yang mengaku Islam
tetapi mengingkari iman kepada kitab-kitab Allah termasuk murtad (keluar
dari islam).
Sebab
itu, kita wajib beriman kepada kitab yang diturunkan Allah kepada Nabi Ibrahim
dan Nabi musa berupa suhuf-suhuf atau lembaran- lembaran (Q.S. 53 : 36-37),
Taurat yang diwahyukan kepada nabi Musa ( Q.S. 5 : 44), Zabur yang diturunkan
kepada Nabi Daud (Q.S. 17 : 55), Injil yang diwahyukan kepada Nabi Isa putra
maryam (Q.S. 5 : 44), dan yang terakhir yaitu kitab Al Qur’an yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW (Q.S. 3 : 2-4).[4]
1.
Kitab Taurat
Kata taurat berasal dari bahasa Ibrani: “Thora” yang
berarti syari’at atau hokum dan memang diturunkan dalam bahasa Ibrani. Kitab
taurat adalah kumpulan firman-firman Allah SWT yang diwahyukan kepada nabi Musa
as di bukit Tursina (Mesir) sekitar abad 12 Sebelum Masehi.
Seperti firman Allah yang artinya: “ sesungguhnya
Kami telah menurunkan kitab Taurat yang didalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang
menerangi)…”(Al-Maidah: 44)
Pokok ajaran kitab Taurat berisi tentang Aqidah
(Tauhid) dan hukum-hukum syari’at yang dikenal dengan istilah The Ten
Commandements (Sepuluh Perintah Tuhan), yaitu :
a.
Keharusan
mengakui ke-Esa-an Allah dan mencintaiNya
b.
Larangan
menyembah patung atau berhala
c.
Perintah
menyebut nama Allah Swt dengan hormat
d.
Perintah
memuliakan hari sabat (sabtu)
e.
Perintah
menghormati ayah dan ibu
f.
Larangan
membunuh sesame manusia
g.
Larangan berbuat
cabul (mendekati zina)
h.
Larangan mencuri
i.
Larangan
berdusta (menjadi saksi palsu)
j.
Larangan
berkeinginan memiliki atau menguasai barang orang lain dengan cara yang tidak
benar.[5]
2.
Kitab Zabur
Kitab
zabur diturunkan oleh Allah kepada nabi Daud as di Yerussalem (Israel) sekitar
abad 10 Sebelum Masehi dalam bahasa tulisan Nabi Dawud sendiri yaitu bahasa
Qibty. Pokok ajaran kitab Zabur berisi tentang dzikir, nasehat dan hikmah tidak
memuat hukum-hukum syari’at. Menurut orang-orang Yahudi dan Nasrani kitab Zabur
sekarang terdapat dalam kitab perjanjian lama (mazmur) dan terdiri atas 150
pasal. Kitab Zabur merupakan petunjuk bagi umat Nabi. Az-Zabur bermakna kitab
yang tertulis. Secara umum berkisah tentang keseluruhan peristiwa dan
pengalaman hidup nabi Daud as yakni mulai dari dosanya, sukacita kemenangannya,
dll. Seperti firman Allah QS. An-Nisa’
ayat 163 yang artinya “…dan Kami berikan Zabur kepada Dawud”.[6]
3.
Kitab Injil
Kitab
injil diturunkan kepada nabi Isa Almasih anak Maryam di Yerussalem (Israel)
sekitar abad I Masehi dalam bahasa dan tulisan Ibrani dan orang yang berpegang
teguh kepadanya disebut kaum Nasrani Pokok ajaran kitab Injil sama dengan
kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya tetapi sebagian menghapus hukum-hukum
yang terdapat dalam kitab Taurat yang tidak sesuai dengan zaman itu. Sehingga
kitab Injil yang asli tidak diketahui lagi keberadaanya. Firman Allah SWT dalam
QS Al Maidah ayat 46 :
”dan
Kami iringkan jejak mereka (nabi Nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam,
membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu: Taurat. dan Kami telah memberikan
kepadanya kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang
menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu kitab Taurat. dan
menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa”.
4.
Al-Qur’an
Kitab Suci Al Qur’an diturunkan
kepada Nabi Muhammad Saw. di Makkah dan Madinah (Arab Saudi) pada abad VI
Masehi dalam bahasa dan tulisan bangsa Arab suku Quraisy. Pokok ajaran kitab
Suci Al Qur’an berisi tentang aqidah (Tauhid), hukum-hukum syari’at dan
muamalat, sebagian isinya menghapus hukum-hukum syari’at yang terdapat dalam
kitab-kitab terdahulu dan melengkapinya dengan hukum-hukum syari’at yang sesuai
dengan perkembangan zaman. Dari keempat kitab itu yang masih terjaga hanya
tinggal Al Qur’an saja, sedangkan kitab Taurat, Zabur dan Injil hanya tinggal
namanya saja. Ketiga kitab tersebut telah dinaskh oleh Suci Al Qur’an, artinya
sejak kitab Suci Al Qur’an diturunkan maka ketiga kitab itu tidak berlaku lagi.
Selain itu ketiga kitab tersebut telah banyak berubah atau diganti sehingga
tidak asli atau suci lagi. Sedangkan kitab Suci Al Qur’an tetap terjaga
kesuciannya sampai hari kiamat.[7]
Firman
Allah SWT dalam QS.Al-Hijr ayat 9:”Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan
Al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.
Al-qur’an
memiliki beberapa keistimewaan yang berbeda dengan kitab-kitab yang lain:
a)
Al-Qur’an
mengandung ringkasan ajaran Tuhan yang dikandung Taurat, Injil, dan semua kitab
yang diturunkan Allah.Al-Qur’an menguatkan kebenaran yang dibawanya.
b)
Ajaran Al-Qur’an
adalah kalimat Allah yang terakhir untuk memberi petunjuk kepada manusia. Allah
menjaganya dari campur tangan manusia
c)
Allah
menghendaki agar Al-Qur’an tetap kekal dan tidak mudah dihancurkan oleh masa
d)
Allah
menghendaki agar kalimatnya disebarkan sampai pada akal dan pendengaran
sehingga berubah menjadi realitas yang baik.[8]
Isi
pokok kandungan al-Quran adalah: aqidah atau keimanan, Ibadah baik ibadah
mahdhah maupun ghairu mahdhah, Akhlak seorang hamba kepada khaliq, kepada
sesama manusia dan alam sekitarnya,Mu’amalah yaitu hubungan manusia dengan
sesama manusia, Wa’ad dan wa’id, Kisah
nabi dan rasul, orang-orang shaleh dan orang-orang yang inkar, Ilmu pengetahuan
C.
Perilaku
Beriman Kepada Kitab Allah
Dalam menampilkan perilaku yang
mencerminkan keimanan kepada Allah SWT berkaitan erat dengan sikap mental,
pikiran dan perasaan. Oleh sebab itu, seseorang yang beriman atau tidak yang
tahu persis hanyalah Allah SWT. Akan tetapi sebagai muslim, tentunya dapat
membuktikan dan mewujudkan keimanannya dengan sikap perilaku dalam kehidupan
sehari-hari.
Perilaku orang yang beriman kepada kitab-kitab
Allah SWT dapat dicerminkan sebagai berikut:
1) Meyakini
bahwa sebelum Al Qur’an, Allah SWT menurunkan kitab-kitab kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya. Sebagaimana
firman-Nya: Artinya: “ Dia
menurunkan Al Kitab (Al Qur’an) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan
sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil.” (Q.S. Ali Imran (3) : 3).
2) Meyakini
dengan sebenarnya bahwa kitab yang terakhir adalah Al Qur’an yaitu sebagai pedoman hidup. (pelajari Q.S. 5 : 48).
3) Menyembah dan beribadah
hanya kepada Allah SWT. (pelajari Q.S. 51 : 56)
4)
Meyakini bahwa Al
Qur’an adalah mukjizat Nabi Muhamad SAW sebagai penyempurna.Kitab-kitab
dahulu tidak universal ajarannya. Aturan-aturan yang terkandung didalamnya pada umumnya hanya sesuai dengan masa dan
tempat kitab-kitab itu diturunkan. Oleh karena itu Al Qur’an diturunkan untuk menyempurnakan
kitab-kitab suci itu. Artinya: “Pada
hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.”(Q.S. Al Maidah (5)
:3).
5) Meyakini bahwa teks
asli dari kitab yang telah lalu telah hilang sama sekali danbahasanya telah
mati sejak beberapa abad yang silam. Hanya Al
Qur’an yang sampai sekarang tidak pernah
berubah hatta satu huruf sekalipun.
D. Fungsi dan Hikmah beriman kepada kitab-kitab Allah
SWT
Fungsi beriman
kepada kitab-kitab Allah SWT adalah:
1)
Mempertebal
keimanan kepada Allah swt. Karena banyak hal-hal kehidupan manusia yang tidak
dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan dan akal manusia, maka kitab-kitab Allah
mampu menjawab permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan
manusia, baik yang nampak maupun yang gaib.
2)
Memperkuat
keyakinan seseorang kepada tugas Nabi Muhammad saw. Karena dengan meyakini
kitab-kitab Allah swt. Maka akan percaya terhadap kebenaran al-Quran dan ajaran
yang dibawa oleh nabi Muhammad saw.
3)
Menambah ilmu
pengetahuan. Karena di dalam kitab-kitab Allah, di samping berisi tentang
perintah dan larangan Allah, juga menjelaskan tentang pokok-pokok ilmu
pengetahuan untuk mendorong manusia mengembangkan dan memperluas wawasan sesuai
dengan perkembangan zaman.
4)
Menanamkan sikap
toleransi terhadap agama lain. Karena dengan beriman kepada kitab-kitab Allah
maka umat Islam akan selalu menghormati dan menghargai orang lain. Hal ini
sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam al-Quran dan hadits.
Hikmah Beriman
kepada Kitab-kitab Allah SWT adalah:
1)
Beriman kepada
Allah SWT hukumnya adalah wajib. Harus melakukan, tidak boleh meninggalkan. Orang yang beriman kepada
kitab-kitab Allah akan mendapatkan balasan dari Allah
SWT berupa ganjaran.
2)
Menjadikan Al
Qur’an sebagai pedoman hidup dimana Al Qur’an merupakan penyempurna dari kitab-kitab terdahulu. Orang-orang
yang beriman kepada kitab-kitab Allah akan membuktikan
keimanannya selalu sesuai dengan ajaran Allah SWT, sehingga dalam hidupnya akan mendapat kebahagiaan dunia dan
akhirat (pelajari Q.S. Al Baqarah (2) : 25).
3)
Memberikan
kemantapan dalam menjalani keislaman. Al Qur’an adalah firman Allah SWT dan mukjizat
terbesar yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai bukti
kerasulannya dan sampai akhiruz zaman tetap terjaga kemurniannya.(Q.S. 15 : 9).[9]
E. Implikasi
dalam beriman kepada kitab Allah
Kita wajib
meyakini keberadaan kitab-kitab Allah di dunia ini, Allah menurunkan
kitab-kitab sebagai pedoman bagi manusia dalam kehidupan didunia maupun di
akhirat, dan dimasa ini kitab yang masih murni keasliannya adalah Al-Qur’anul
karim. implikasinya dalam beriman kepada kitab Allah sebagai berikut:
a.
Menghormati berbagai kitab yang
diturunkan Allah kepada para Rasul
b.
Menghormati para umat yang empunya
kitab tersebut bermacam-macam
c.
Saling menghormati dan melindungi
sesama umat
d.
Tidak saling mengejek setiap
masing-masing empunya kitab
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Beriman
kepada kitab-kitab Allah yaitu kepercayaan yang pasti bahwasanya Allah Swt,
memiliki kitab-kitab yang diturunkan kepada rasul-Nya untuk disampaikan kepada
para hamba-Nya dan bahwa kitab-kitab tersebut terdapat kebenaran, cahaya dan
petunjuk bagi manusia, baik di dunia maupun di akhirat atau iman kepada
kitab-kitab Allah SWT adalah mempercayai dan meyakini dengan sepenuh hati bahwa
Allah SWT telah menurunkan
kitab-kitab-Nya kepada rasul yang berisi wahyu untuk disampaikan dan diajarkan
kepada umat manusia.
Nama-nama
kitab Allah yang wajib diketahui dan rosul yang menerimanya: kitab taurat
diberikan kepada Nabi Musa, kitab Zabur diberikan pada Nabi Daud as, kitab
Injil diberikan kepada Nabi Isa as, dan kitab Alqur’an diberikan kepada Nabi
Muhammad SAW. Al-qur’an merupakan kitab terakhir yang diturunkan Allah dan
memiliki banyak keistimewaan dibandingkan kitab yang lainnya.
Perilaku
orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah SWT dapat dicerminka sebagai
berikut: meyakini sebelum Al Qur’an Allah SWT menurunkan kitab-kitab kepada
rasul-rasul dan
nabi-nabi-Nya, Meyakini dengan sebenarnya bahwa kitab yang terakhir adalah Al
Qur’an, dll. Banyak pula dijelaskan dipaparan diatas mengenai fungsi dan hikmah
beriman kepada kitab Allah SWT, diantaranya mendapatkan ganjaran atau pahala
disetiap mempelajarinya dan kemudiab bias merealisasikannya pada kehidupan
sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Habanakh, Abdurrahman. 1998. Al-Aqidah al-islamiyah wa Ususuha.
Jakarta: Gema Insani.
Ilyas, Yunahar, lc.1993. Kuliah Aqidah
Islam. Yogyakarta : LPP.
Madjrie, Abdurrahman. 1997.Meluruskan
Akidah. Yogyakarta:Titian ilahi press
Syamsuri. 2003. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Erlangga.2003
Sirait, Sangkot. 2013. Rukun Iman: Antara Keyakinan Normatif dan
Penalaran Logis. Yogyakarta: Suka Press.
0 Comments:
Post a Comment