Header Ads

23 December 2016

beriman kepada kitab Allah

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan YME dan sebagai wakil Tuhan di bumi yang menerima amanat-Nya untuk mengelola kekayaan alam. Sebagai hamba Tuhan yang mempunyai kewajiban untuk beribadah dan menyembah Tuhan Sang Pencipta dengan tulus . Sebagai umat Islam yang baik kita wajib untuk beriman kepada kitab-kitab Allah. Sebagaimana beriman kepada kitab-kitab Allah adalah termasuk salah satu rukun iman. Dan pengertian kitab Allah sendiri adalah kumpulan wahyu-wahyu Allah SWT yang disampaikan kepada para rasul yang mengandung petunjuk dan kebenaran. Kitab juga dapat dijadikan oleh manusia sebagai pedoman hidup bagi manusia.
Dalam agama islam dikenal empat buah kitab yang wajib kita percaya serta kita imani. Jumlah kitab suci sebenarnya tidak dijelaskan dalam Al-quran juga dalam Hadits. Selain dari kitab Allah yang dturunkan melalui rasul melalui malakiat Jibril, kita juga bisa berpedoman pada Hadits nabi Muhammad SAW dan sahifah-sahifa/ suhuf/ lembaran firman Allah SWT yang diturunkan pada nabi Adam, Ibrahim, dan Musa AS.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dan makna dari beriman kepada kitab Allah?
2.      Apa sajakah nama-nama kitab Allah dan Rosul yang menerimanya?
3.      Bagaimana Perilaku yang mencerminkan Keimanan Kepada Kitab Allah?
4.      Apa sajakah fungsi dan hikmah beriman kepada Kitab-kitab Allah?
5.      Bagaimana implikasi dari beriman kepada Kitab Allah dalam kehidupan?
C.    Rumusan Tujuan
1.      Mengetahui secara detail definisi beriman dan definisi  kitab-kitab Allah
2.      Dapat mengetahui nama-nama kitab Allah yang wajib kita imani beserta rosul yang menerimanya
3.      Dapat mengetahui cara berberilaku atau bersikap yang mencerminkan sikap beriman kepada kitab Allah
4.      Mengetahui fungsi dan hikmah beriman kepada kitab Allah secara terperinci
5.      Mengetahui berbagai implikasi beriman kepada Kitab-kitab Allah SWT
BAB II
PEMBAHASAN


A.    Beriman kepada kitab Allah
1). Pengertian Iman
a)      Pengertian iman menurut bahasa dan istilah
Menurut bahasa, Al-Iman berasal dari kata aamanu-yu’minu-iimaanan yang artinya percaya. Aamina-ya’manu-aaminan artinya aman dan damai. I’tamana-ya’taminu-aamanatan-aaminun artinya amanat atau titipan. Menurut istilah al-iman (percaya) adalah suatu pengakuan atau keyakinan seseorang terhadap sesuatu. Ia mengakui dan meyakini suatu kebenaran dan kesalahan secara benar. Mengakui dan meyakini sesuatu itu benar, artinya meyakini sesuatu itu sebagai kebenaran yang harus diyakini dan tidak diragukan kebenarannya. Mengakui sesuatu itu salah, artinya mengakui dan meyakini bahwa sesuatu itu memang sebagai kesalahan yang harus diyakini, dan diakui sebagai kesalahan yang benar-benar salah.
b)      Pengertian iman menurut Al-qur’an
Sedangkan iman menurut Alqur’an ialah suatu keyakinan yang mantap dalam hati, yang dengannya seorang mukmin percaya dan yakin bahwa Allah adalah satu-satunya yang Maha Benar, sumber kebenaran dan pemberi kebenaran.
Firman Allah:
 ÙˆَÙƒَØ°َٰÙ„ِÙƒَ Ø£َÙˆْØ­َÙŠْÙ†َا Ø¥ِÙ„َÙŠْÙƒَ رُوحًا Ù…ِÙ†ْ Ø£َÙ…ْرِÙ†َا ۚÙ…َا ÙƒُÙ†ْتَ تَدْرِÙŠ Ù…َا الْÙƒِتَابُ ÙˆَÙ„َا الْØ¥ِيمَانُ ÙˆَÙ„َٰÙƒِÙ†ْ جَعَÙ„ْÙ†َاهُ Ù†ُورًا Ù†َÙ‡ْدِÙŠ بِÙ‡ِ Ù…َÙ†ْ Ù†َØ´َاءُ Ù…ِÙ†ْ عِبَادِÙ†َا ۚÙˆَØ¥ِÙ†َّÙƒَ Ù„َتَÙ‡ْدِÙŠ Ø¥ِÙ„َÙ‰ٰ صِرَاطٍ Ù…ُسْتَÙ‚ِيمٍ

“ Dan benarlah Kami telah wahyukan kepadamu suatu jiwa dari urusan Kami, padahal engkau tidak tahu apa itu kitab dan apa pula iman. Kami jadikan dari nuur yang kami pimpin dengannya siapa yang Kami kehendaki dari hamba-hamba kami, dan sesungguhnya engkau akan memimpin manusia kejalan yang lurus”      ( Q.S asy-syuuraa:52)
Menurut ayat diatas, Iman adalah nur. Nur, artinya cahaya atau sinar yang menerangi setiap kegelapan. Dengan cahaya, seseorang dapat membedakan setiap yang dilihatnya dan yang dirasakannya.[1]
2) Pengertian Iman kepada Kitab
Secara etimologis kata kitab adalah bentuk masdar dari kata ka-ta-ba yang berarti menulis. Setelah jadi masdar berarti tulisan, atau yang ditulis. Bentuk jama’ dari al-kitab adalah kutub. Secara terminologis yang dimaksud dengan kitab adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah kepada para nabi dan Rosulnya.
Sedangkan al-kitab menurut syar’I adalah semua lembaran atau papan, wahyu secara tertulis maupun lisan, yang diturunkan Allah kepada rasulNya untuk disampaikan kepada umat manusia, dengan bahasa apapun, baik besar maupun kecil, terkumpul menjadi satu ataupun tidak didalamnya terdapat I’jaz maupun tidak.[2]
Selain kitab-kitab, di dalam al-Quran disebutkan adanya Suhuf atau Sahifah (halaman), yang berjumlah seratus Sahifah. Suhuf adalah firman Allah swt. yang diturunkan kepada para Nabi atau rasul-Nya yang berisi hukum-hukum dasar sebagai petunjuk dan pedoman dalam menjalankan agama-Nya. Sahifah ini diberikan Allah SWT kepada tiga orang Nabi-Nya, masing-masing dengan rincian sebagai berikut:
 Jadi, Beriman kepada kitab-kitab Allah yaitu kepercayaan yang pasti bahwasanya Allah Swt, memiliki kitab-kitab yang diturunkan kepada rasul-Nya untuk disampaikan kepada para hamba-Nya dan bahwa kitab-kitab tersebut terdapat kebenaran, cahaya dan petunjuk bagi manusia, baik di dunia maupun di akhirat atau iman kepada kitab-kitab Allah SWT adalah mempercayai dan meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT  telah menurunkan kitab-kitab-Nya kepada rasul yang berisi wahyu untuk disampaikan dan diajarkan kepada umat manusia.[3]   
Beriman kepada Kitab-kitab Allah subhanahu wa ta’ala mencakup beberapa hal berikut:
a)      Mengimani bahwa kitab-kitab tersebut benar-benar turun dari sisi Allah subhanahu wa ta’ala.
b)       Beriman terhadap kitab yang kita ketahui nama-namanya. kita mengimaninya sesuai dengan namanya, seperti beriman bahwa Allah subhanahu wa ta’ala telah menurunkan kitab Al-Qur`an
c)      Membenarkan berita-berita yang terdapat dalam kitab-kitab tersebut. Seperti berita-berita dalam Al-Qur`an, dan berita-berita dalam kitab-kitab sebelumnya yang belum mengalami perubahan atau penyimpangan.
d)     Mengamalkan hukum-hukum dalam kitab-kitab tersebut selama tidak dihapus (mansukh), dengan penuh ridha dan penerimaan, baik kita memahami hikmah di balik hukum-hukum tersebut ataukah tidak. Adapun kitab-kitab terdahulu maka semuanya telah dihapus dengan kitab Al-Qur`anul Karim

B.     Nama-nama kitab Allah dan Rasul yang menerimanya
Beriman kepada kitab-kitab Allah SWT hukumnya wajib. Wajib beriman kepada kitab-kitab Allah yang pernah diturunkan kepada para rasul-Nya; maka pengingkaran terhadap salah satu kitab Allah, sama artinya dengan pengingkaran terhadap kitab-kitab Allah. Mengingkari kitab Allah, sama pula artinya mengingkari kepada Rasulullah, para Malaikat dan kepada Allah SWT. Orang yang mengaku Islam tetapi mengingkari iman kepada kitab-kitab Allah termasuk murtad (keluar dari islam).
Sebab itu, kita wajib beriman kepada kitab yang diturunkan Allah kepada Nabi Ibrahim dan Nabi musa berupa suhuf-suhuf atau lembaran- lembaran (Q.S. 53 : 36-37), Taurat yang diwahyukan kepada nabi Musa ( Q.S. 5 : 44), Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud (Q.S. 17 : 55), Injil yang diwahyukan kepada Nabi Isa putra maryam (Q.S. 5 : 44), dan yang terakhir yaitu kitab Al Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW (Q.S. 3 : 2-4).[4]
1.      Kitab Taurat
Kata taurat berasal dari bahasa Ibrani: “Thora” yang berarti syari’at atau hokum dan memang diturunkan dalam bahasa Ibrani. Kitab taurat adalah kumpulan firman-firman Allah SWT yang diwahyukan kepada nabi Musa as di bukit Tursina (Mesir) sekitar abad 12 Sebelum Masehi.  
Seperti firman Allah yang artinya: “ sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat yang didalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi)…”(Al-Maidah: 44)
Pokok ajaran kitab Taurat berisi tentang Aqidah (Tauhid) dan hukum-hukum syari’at yang dikenal dengan istilah The Ten Commandements (Sepuluh Perintah Tuhan), yaitu :
a.       Keharusan mengakui ke-Esa-an Allah dan mencintaiNya
b.      Larangan menyembah patung atau berhala
c.       Perintah menyebut nama Allah Swt dengan hormat
d.      Perintah memuliakan hari sabat (sabtu)
e.       Perintah menghormati ayah dan ibu
f.       Larangan membunuh sesame manusia
g.      Larangan berbuat cabul (mendekati zina)
h.      Larangan mencuri
i.        Larangan berdusta (menjadi saksi palsu)
j.        Larangan berkeinginan memiliki atau menguasai barang orang lain dengan cara yang tidak benar.[5]
2.      Kitab Zabur        
Kitab zabur diturunkan oleh Allah kepada nabi Daud as di Yerussalem (Israel) sekitar abad 10 Sebelum Masehi dalam bahasa tulisan Nabi Dawud sendiri yaitu bahasa Qibty. Pokok ajaran kitab Zabur berisi tentang dzikir, nasehat dan hikmah tidak memuat hukum-hukum syari’at. Menurut orang-orang Yahudi dan Nasrani kitab Zabur sekarang terdapat dalam kitab perjanjian lama (mazmur) dan terdiri atas 150 pasal. Kitab Zabur merupakan petunjuk bagi umat Nabi. Az-Zabur bermakna kitab yang tertulis. Secara umum berkisah tentang keseluruhan peristiwa dan pengalaman hidup nabi Daud as yakni mulai dari dosanya, sukacita kemenangannya, dll.  Seperti firman Allah QS. An-Nisa’ ayat 163 yang artinya “…dan Kami berikan Zabur kepada Dawud”.[6]
3.      Kitab Injil
Kitab injil diturunkan kepada nabi Isa Almasih anak Maryam di Yerussalem (Israel) sekitar abad I Masehi dalam bahasa dan tulisan Ibrani dan orang yang berpegang teguh kepadanya disebut kaum Nasrani Pokok ajaran kitab Injil sama dengan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya tetapi sebagian menghapus hukum-hukum yang terdapat dalam kitab Taurat yang tidak sesuai dengan zaman itu. Sehingga kitab Injil yang asli tidak diketahui lagi keberadaanya. Firman Allah SWT dalam QS Al Maidah ayat 46 :
”dan Kami iringkan jejak mereka (nabi Nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu: Taurat. dan Kami telah memberikan kepadanya kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu kitab Taurat. dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa”. 
4.      Al-Qur’an
Kitab Suci Al Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. di Makkah dan Madinah (Arab Saudi) pada abad VI Masehi dalam bahasa dan tulisan bangsa Arab suku Quraisy. Pokok ajaran kitab Suci Al Qur’an berisi tentang aqidah (Tauhid), hukum-hukum syari’at dan muamalat, sebagian isinya menghapus hukum-hukum syari’at yang terdapat dalam kitab-kitab terdahulu dan melengkapinya dengan hukum-hukum syari’at yang sesuai dengan perkembangan zaman. Dari keempat kitab itu yang masih terjaga hanya tinggal Al Qur’an saja, sedangkan kitab Taurat, Zabur dan Injil hanya tinggal namanya saja. Ketiga kitab tersebut telah dinaskh oleh Suci Al Qur’an, artinya sejak kitab Suci Al Qur’an diturunkan maka ketiga kitab itu tidak berlaku lagi. Selain itu ketiga kitab tersebut telah banyak berubah atau diganti sehingga tidak asli atau suci lagi. Sedangkan kitab Suci Al Qur’an tetap terjaga kesuciannya sampai hari kiamat.[7]
Firman Allah SWT dalam QS.Al-Hijr ayat 9:”Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.
Al-qur’an memiliki beberapa keistimewaan yang berbeda dengan kitab-kitab yang lain:
a)      Al-Qur’an mengandung ringkasan ajaran Tuhan yang dikandung Taurat, Injil, dan semua kitab yang diturunkan Allah.Al-Qur’an menguatkan kebenaran yang dibawanya.
b)      Ajaran Al-Qur’an adalah kalimat Allah yang terakhir untuk memberi petunjuk kepada manusia. Allah menjaganya dari campur tangan manusia
c)      Allah menghendaki agar Al-Qur’an tetap kekal dan tidak mudah dihancurkan oleh masa
d)     Allah menghendaki agar kalimatnya disebarkan sampai pada akal dan pendengaran sehingga berubah menjadi realitas yang baik.[8]
Isi pokok kandungan al-Quran adalah: aqidah atau keimanan, Ibadah baik ibadah mahdhah maupun ghairu mahdhah, Akhlak seorang hamba kepada khaliq, kepada sesama manusia dan alam sekitarnya,Mu’amalah yaitu hubungan manusia dengan sesama manusia, Wa’ad dan wa’id,  Kisah nabi dan rasul, orang-orang shaleh dan orang-orang yang inkar,  Ilmu pengetahuan

C.    Perilaku Beriman Kepada Kitab Allah
Dalam menampilkan perilaku yang mencerminkan keimanan kepada Allah SWT berkaitan erat dengan sikap mental, pikiran dan perasaan. Oleh sebab itu, seseorang yang beriman atau tidak yang tahu persis hanyalah Allah SWT. Akan tetapi sebagai muslim, tentunya dapat membuktikan dan mewujudkan keimanannya dengan sikap perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Perilaku orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah SWT dapat dicerminkan sebagai berikut:
1)   Meyakini bahwa sebelum Al Qur’an, Allah SWT menurunkan kitab-kitab kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya. Sebagaimana firman-Nya: Artinya: “ Dia menurunkan Al Kitab (Al Qur’an) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil.” (Q.S. Ali Imran (3) : 3).
2)   Meyakini dengan sebenarnya bahwa kitab yang terakhir adalah Al Qur’an yaitu sebagai pedoman hidup. (pelajari Q.S. 5 : 48).
3)    Menyembah dan beribadah hanya kepada Allah SWT. (pelajari Q.S. 51 : 56)
4)   Meyakini bahwa Al Qur’an adalah mukjizat Nabi Muhamad SAW sebagai penyempurna.Kitab-kitab dahulu tidak universal ajarannya. Aturan-aturan yang terkandung didalamnya pada umumnya hanya sesuai dengan masa dan tempat kitab-kitab itu diturunkan. Oleh karena itu Al Qur’an diturunkan untuk menyempurnakan kitab-kitab suci itu. Artinya: “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.”(Q.S. Al Maidah (5) :3).
5)   Meyakini bahwa teks asli dari kitab yang telah lalu telah hilang sama sekali danbahasanya telah mati sejak beberapa abad yang silam. Hanya Al Qur’an yang sampai sekarang tidak pernah berubah hatta satu huruf sekalipun.

D.    Fungsi dan Hikmah beriman kepada kitab-kitab Allah SWT
Fungsi beriman kepada kitab-kitab Allah SWT adalah:
1)      Mempertebal keimanan kepada Allah swt. Karena banyak hal-hal kehidupan manusia yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan dan akal manusia, maka kitab-kitab Allah mampu menjawab permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan manusia, baik yang nampak maupun yang gaib.
2)      Memperkuat keyakinan seseorang kepada tugas Nabi Muhammad saw. Karena dengan meyakini kitab-kitab Allah swt. Maka akan percaya terhadap kebenaran al-Quran dan ajaran yang dibawa oleh nabi Muhammad saw.
3)      Menambah ilmu pengetahuan. Karena di dalam kitab-kitab Allah, di samping berisi tentang perintah dan larangan Allah, juga menjelaskan tentang pokok-pokok ilmu pengetahuan untuk mendorong manusia mengembangkan dan memperluas wawasan sesuai dengan perkembangan zaman.
4)      Menanamkan sikap toleransi terhadap agama lain. Karena dengan beriman kepada kitab-kitab Allah maka umat Islam akan selalu menghormati dan menghargai orang lain. Hal ini sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam al-Quran dan hadits.
Hikmah Beriman kepada Kitab-kitab Allah SWT adalah:
1)   Beriman kepada Allah SWT hukumnya adalah wajib. Harus melakukan, tidak boleh meninggalkan. Orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah akan mendapatkan balasan dari Allah SWT berupa ganjaran.
2)   Menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman hidup dimana Al Qur’an merupakan penyempurna dari kitab-kitab terdahulu. Orang-orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah akan membuktikan keimanannya selalu sesuai dengan ajaran Allah SWT, sehingga dalam hidupnya akan mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat (pelajari Q.S. Al Baqarah (2) : 25).
3)   Memberikan kemantapan dalam menjalani keislaman. Al Qur’an adalah firman Allah SWT dan mukjizat terbesar yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai bukti kerasulannya dan sampai akhiruz zaman tetap terjaga kemurniannya.(Q.S. 15 : 9).[9]
E. Implikasi dalam beriman kepada kitab Allah
Kita wajib meyakini keberadaan kitab-kitab Allah di dunia ini, Allah menurunkan kitab-kitab sebagai pedoman bagi manusia dalam kehidupan didunia maupun di akhirat, dan dimasa ini kitab yang masih murni keasliannya adalah Al-Qur’anul karim. implikasinya dalam beriman kepada kitab Allah sebagai berikut:
a.       Menghormati berbagai kitab yang diturunkan Allah kepada para Rasul
b.      Menghormati para umat yang empunya kitab tersebut bermacam-macam
c.       Saling menghormati dan melindungi sesama umat
d.      Tidak saling mengejek setiap masing-masing empunya kitab







BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
 Beriman kepada kitab-kitab Allah yaitu kepercayaan yang pasti bahwasanya Allah Swt, memiliki kitab-kitab yang diturunkan kepada rasul-Nya untuk disampaikan kepada para hamba-Nya dan bahwa kitab-kitab tersebut terdapat kebenaran, cahaya dan petunjuk bagi manusia, baik di dunia maupun di akhirat atau iman kepada kitab-kitab Allah SWT adalah mempercayai dan meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT  telah menurunkan kitab-kitab-Nya kepada rasul yang berisi wahyu untuk disampaikan dan diajarkan kepada umat manusia.
 Nama-nama kitab Allah yang wajib diketahui dan rosul yang menerimanya: kitab taurat diberikan kepada Nabi Musa, kitab Zabur diberikan pada Nabi Daud as, kitab Injil diberikan kepada Nabi Isa as, dan kitab Alqur’an diberikan kepada Nabi Muhammad SAW. Al-qur’an merupakan kitab terakhir yang diturunkan Allah dan memiliki banyak keistimewaan dibandingkan kitab yang lainnya.
  Perilaku orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah SWT dapat dicerminka sebagai berikut: meyakini sebelum Al Qur’an Allah SWT menurunkan kitab-kitab kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya, Meyakini dengan sebenarnya bahwa kitab yang terakhir adalah Al Qur’an, dll. Banyak pula dijelaskan dipaparan diatas mengenai fungsi dan hikmah beriman kepada kitab Allah SWT, diantaranya mendapatkan ganjaran atau pahala disetiap mempelajarinya dan kemudiab bias merealisasikannya pada kehidupan sehari-hari.









DAFTAR PUSTAKA
Habanakh, Abdurrahman. 1998. Al-Aqidah al-islamiyah wa Ususuha. Jakarta: Gema Insani.
 Ilyas, Yunahar, lc.1993. Kuliah Aqidah Islam. Yogyakarta : LPP.
Madjrie, Abdurrahman. 1997.Meluruskan Akidah. Yogyakarta:Titian ilahi press
          Syamsuri. 2003. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Erlangga.2003
Sirait, Sangkot. 2013. Rukun Iman: Antara Keyakinan Normatif dan Penalaran Logis. Yogyakarta: Suka Press.













       [1] Abdurrahman madjrie, Meluruskan Akidah. (Yogyakarta:Titian ilahi press. 1997). Hlm.91-96
       [2] Abdurrahman Hasan Habanakah, Al-Aqidah al-islamiyah wa Ususuha. (Jakarta: Gema Insani.1998).hlm.434
       [3] Drs. H. Yunahar Ilyas, lc. Kuliah Aqidah Islam. (Yogyakarta : LPP. 1993) hlm. 112
                     [4] Syamsuri. Pendidikan Agama Islam.(Jakarta: Erlangga.2003) hlm.5


        [5] Sangkot Sirait. Rukun Iman: Antara Keyakinan Normatif dan Penalaran Logis. (Yogyakarta: Suka Press, 2013). Hlm 154-155   
       [6] Prof.Dr. Hamka. Pelajaran Agama Islam. (Jakarta: Bulan Bintang.1956).hlm 130
       [7] Ibid. hlm. 152
       [8] Sangkot Sirait. Rukun Iman: Antara Keyakinan Normatif dan Penalaran Logis. (Yogyakarta: Suka Press, 2013). Hlm   
                      [9] Syamsuri. Pendidikan Agama Islam.(Jakarta: Erlangga.2003) hlm.6

0 Comments:

Post a Comment