Header Ads

23 December 2016

Akhlak



A. Pengertian Akhlak
Menurut bahasa akhlaq adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Akhlak bukan saja merupakan tata aturan atau norma perilaku yang mengatur hubungan antar sesama manusia, tetapi juga norma yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan dan bahkan dengan alam semesta sekalipun. 1
Menurut istilah, ada beberapa pengertian tentang akhlaq, diantaranya:
1. Imam al-Ghazali:
فَ ب نَ خَهَ قَ عَبَ ب رَةَ عَ يَئَ تَ فََ ى اَن فَ شَ رَا صَ خَتَ , عَ ب تَ صَ دَ رَ اَ لَ فَ عَب لَ بََ ضَ نََ تَ يَ ضَ رَ ي غ ي ر حب ج ت إَ ن ى فَ ك ر ر ؤي تَ.
“Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan”
2. Ibrahim Anis:
ا ن خه ق حب ل نَ ه ف ش را ص خت , تَ ص د ر ع ب اَ لْ ع بً ل ي خ ي ر أَ شرٍّ ي غ ي ر حب ج ت إَ ن ىَ
ف ك ر ر ؤي ت.
“Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan”
3. Abdul Karim Zaidan:
يَ جَ عَتَ يَ اَ نَ عَب ىََ أَن صَفَ ب ثَ اَ نَ ضَتَ قَ رَ ةَ فََ ى اَن فَ شَ فََٔ ىَ ضَ ءَ ب ي ي زا ب يَ ح ض ا نف ع م فَ ى ظ را لْ ضب أٌَ يَ قب ح, ي ثَ ى يَ ق د و عه ي أَّ يَ ح ج ى ع .
“Akhlak adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengan sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai perbuatannya
1Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam, 2011), hlm. 1.
baik atau buruk, untuk kemudian memilih melakukan atau meninggalkannya.”2
Ketiga definisi yang dikutip diatas sepakat menyatakan bahwa akhlaq atau khuluq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga dia akan muncul secara spontan bilamana diperlukan, tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan lebih dahulu, serta tidak memerlukan dorongan dari luar.
B. Akhlak Terpuji
Akhlak terpuji merupakan segala perbuatan atau perilaku manusia yang baik dan di sukai Allah maupun manusia.
Macam-macam Akhlak Terpuji, di antaranya:
1. TAQWA
Taqwa adalah memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Atau lebih sering di kenal taqwa yaitu menjalankan segala perintah Allah dan mejauhi segala larangan Allah.3
Allah Swt. berfirman dalam Qur’an surat at-Talaq ayat 2-3:
َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ …
َ

َََََ
2. “…Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar.
3. “Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya...” 4(Q.S. at-Talaq : 2-3)
Maksud dari ayat di atas adalah bahwa Allah akan memberi jalan keluar dari segala macam kesulitan bagi orang yang bertaqwa,
2 Ibid., hlm. 2.
3 Ibid., hlm. 17.
4 Al-Qur’an Digital
dan Allah akan memberi rezeki dari segala macam arah yang tidak disangka-sangka oleh manusia.
2. ADIL
Adil adalah menempatkan atau meletakkan sesuatu pada tempatnya atau bisa disebut juga perbuatan yang tidak berat sebelah.
Allah SWT. Berfirman dalam Qur’an surat al-Maidah ayat 42:

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

42. “Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, banyak memakan yang haram[418]. Jika mereka (orang Yahudi) datang kepadamu (untuk meminta putusan), Maka putuskanlah (perkara itu) diantara mereka, atau berpalinglah dari mereka; jika kamu berpaling dari mereka Maka mereka tidak akan memberi mudharat kepadamu sedikitpun. dan jika kamu memutuskan perkara mereka, Maka putuskanlah (perkara itu) diantara mereka dengan adil, Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil.” 5
[418] Seperti uang sogokan dan sebagainya. (Q.S. Al- Maidah : 42)
Maksud dari ayat di atas adalah ketika ada seseorang non muslim datang untuk meminta putusan suatu perkara, maka kita harus memutuskan suatu perkara itu secara adil. Jikalau kita di beri uang suap maka hendaknya kita tidak menerimanya, karena berpaling itu adalah yang paling baik. Dan ketika kita berpaling, maka kita tidak akan mendapat madharat sedikitpun.
5 Al-Qur’an Digital
3. IKHLAS
Ikhlas adalah berbuat tanpa pamrih yaitu melakukan amal perbuatan semata-mata hanya mengharapkan Ridha Allah SWT.6
Allah SWT. Berfirman dalam Qur’an surat al-An’am ayat 162:

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

162. Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.7 (Q.S. Al-An’am : 162)
4. SYUKUR
Syukur adalah berterimakasih kepada Allah atas nikmat yang telah diberikan dan mengolah nikmat yang dilimpahkan sesuai dengan yang di anugerahkan. Allah SWT. Berfirman dalam Qur’an surat Ibrahim ayat 7:

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

7. ”Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".8 (Q.S. Ibrahim : 7)
5. SHIDIQ
Shidiq artinya benar atau jujur, lawan dari dusta atau bohong. Seorang Muslim dituntut untuk selalu berada dalam keadaan benar lahir batin, benar hati, benar perkataan dan benar perbuatan. Antara
6 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam, 2011), hlm. 29.
7 Al-Qur’an Digital
8 Al-Qur’an Digital
hati dan perkataan harus sama, tidak boleh berbeda, apalagi antar perkataan dan perbuatan.
Benar hati, apabila hati dihiasi dengan iman kepada Allah SWT dan bersih dari segala penyakit hati. Benar perkataan apabila semua yang diucapkan adalah kebenaran buka kebatilan. Dan benar perbuatan, apabila semua yang dilakukan sesuai dengan syari’at islam.9

َ

َ

َ

َ

َ

َََ

َ

َ

َ

َََ
4. “Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).”
5. “Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat.”10(Q.S. An-Najm : 4-5)
Maksud ayat di atas yaitu sebagai bukti bahwa Nabi Muhammad Saw. adalah Nabi yang Shidiq (jujur), semua ucapannya adalah wahyu dari Allah Swt. Yang di berikan kepadanya, yang diajarkan oleh malaikat Jibril.
6. AMANAH
Amanah dalam pengertian yang sempit adalah memelihara titipan dan mengembalikannya kepada pemiliknya dalam bentuk semula. Sedangkan dalam pengertian yang luas amanah mencakup banyak hal: menyimpan rahasia orang, menjaga kehormatan orang lain, menjaga dirinya sendiri, menunaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya dan
9 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam, 2011), hlm. 81.
10 Al-Qur’an Digital
lain sebagainya.11 Allah Swt.berfirman dalam Qur’an surat al-A’raf ayat 68:

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

68. “aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasehat yang terpercaya bagimu."12 (Q.S. Al-A’raf : 68)
Maksud ayat di atas adalah bahwa Nabi Muhammad Saw. adalah penyampai amanat yang terpercaya, tidak ada sedikitpun wahyu yang di buat-buat sendiri maupun di hilangkannya. Segala apa yang disampaikan Allah kepadanya maka ia akan menyampaikan semua wahyu itu dengan benar.
7. SABAR
Sabar berarti menahan diri dari segala sesuatu yang tidak disukai karena mengharap ridha Allah. Yang tidak disukai itu tidak selamanya terdiri dari hal-hal yang tidak disenangi seperti musibah, kematian, sakit, kelapan, dan sebagainya, tetapi bisa juga berupa hal-hal yang disenangi misalnya segala kenikmatan duniawi yang disukai oleh hawa nafsu. Sabar dalam hal ini berarti menahan dan mengekang dari memperturutkan hawa nafsu.13
11 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam, 2011), hlm. 89.
12 Al-Qur’an Digital
13 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam, 2011), hlm. 134.

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َََ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َََ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

155. “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”
156. “(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"
157. “Mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk”.14
8. PEMAAF
Pemaaf adalah sikap suka memberi maaf terhadap kesalahan orang lain tanpa ada sedikitpun rasa benci dan keinginan untuk membalas.15
Allah SWT. Berfirman dalam Qur’an surat Al-Imran ayat 133-134:

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َََ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

14 Al-Qur’an Digital
15 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam, 2011), hlm. 140.
133. dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,
134. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.16 (Q.S. Al-Imran : 133-134)
C. Akhlak Tercela
Akhlak tercela adalah segala perbuatan manusia yang tidak di sukai oleh Allah maupun manusia.
Macam-macam Akhlak Tercela, diantaranya:
1. KHIANAT
Khianat merupakan lawan dari kata amanah. Khianat yaitu membohongi orang lain atas ucapan yang telah dijanjikan kepadanya (ingkar janji).
Allah SWT. Berfirman dalam Qur’an surat al-Anfal ayat 27 dan an-Nisa’ ayat 107, yaitu:

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

27. “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.”17
16 Al-Qur’an Digital
17 Al-Qur’an Digital

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

107. “Dan janganlah kamu berdebat (untuk membela) orang-orang yang mengkhianati dirinya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat lagi bergelimang dosa.”
2. BOROS
Boros adalah perbuatan menghambur-hamburkan harta maupun berlebih-lebihan dalam memakai sesuatu.
Allah SWT berfirman dalam Qur’an surat al-An’am ayat 141:

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

141. “Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila Dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.”18
3. RIYA’
18 Al-Qur’an Digital
Riya’ menurut bahasa berarti pamer, memperlihatkan, memamerkan, atau ingin memperlihatkan yang bukan sebenarnya. Sedangkan menurut istilah riya’ dapat didefinisikan “ memperlihatkan suatu ibadah dan amal shalih kepada orang lain, bukan karena Allah tetapi karena sesuatu selain Allah, dengan harapan agar mendapat pujian atau penghargaan dari orang lain.” Adapun menurut istilah riya adalah melakukan sesuatu karena ingin dilihat atau ingin dipuji orang lain. Allah Swt. Berfirman dalam Qur’an surat Al-Baqarah ayat 264:

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

264. “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan Dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah Dia bersih (tidak bertanah). mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir[168].”19 (Q.S. Al- Baqarah : 164)
[168] Mereka ini tidak mendapat manfaat di dunia dari usaha-usaha mereka dan tidak pula mendapat pahala di akhirat.
4. SUM’AH
19 Al-Qur’an Digital
Sum’ah menurut bahasa adalah diperdengarkan kepada orang lain. Adapaun menurut istilah adalah melakukan ibadah dengan benar lahiriyah ikhlas karena Allah kemudian amal kebajikannya diceritakan kepada orang lain supaya orang lain memuliakan terhadap dirinya. Tujuan dari sum’ah adalah agar orang lain memujinya dan menghormatinya. Perbuatan seperti ini hukumnya haram, karena ia telah mencampur adukan antara niat ikhlas karena Allah dan niat ingin mendapat penghormatan dari manusia.20
Allah SWT. Berfirman dalam surat al-Najm ayat 32:
َ

َ

َ

َ
…. 32.”… Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci...“
5. MENGGUNJING
Menggunjing adalah menginginkan orang lain bertengkar dan bermusuhan. Allah memberikan perumpamaan orang yang menggunjingkan orang lain seperti orang yang memakan bangkai saudaranya:

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ
…. َََ
12.“… Dan janganlah sebagian kamu menggunjingkan sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging
20 Alwan Khoiri dkk., Akhlak/Tasawuf, (Yogyakarta: Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2005,) hlm. 1
saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya…”21 (Q.S. Al-Hujurat : 12)
6. TAKABUR
Takabur atau sombong adalah sikap menganggap diri sendiri lebih dan meremahkan orang lain.22 Rasulullah Saw. Bersabda:
ا ن ك ب ر بَ ط را ن ح ق غ طَ اَن ب س )َر أ يَِضهى(
“Takabur itu adalah menolak kebenaran dan melecehkan orang lain.” (HR. Muslim)

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

146. Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. Jika melihat tiap-tiap ayat(Ku), mereka tidak beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus memenempuhnya. Yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai dari padanya.23 (Q.S. Al- A’raf : 146)
21 Al-Qur’an Digital
22 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam, 2011), hlm. 125.
23 Al-Qur’an Digital
7. DENDAM
Dendam yaitu menahan rasa permusuhan di dalam hati dan menunggu kesempatan untuk membalas.24
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat an-Nur ayat 22:

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

َ

22. “Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka mema'afkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang[1032],”25 (Q.S. An-Nur : 22)
[1032] Ayat ini berhubungan dengan sumpah Abu Bakar r.a. bahwa Dia tidak akan memberi apa-apa kepada kerabatnya ataupun orang lain yang terlibat dalam menyiarkan berita bohong tentang diri 'Aisyah. Maka turunlah ayat ini melarang beliau melaksanakan sumpahnya itu dan menyuruh mema'afkan dan berlapang dada terhadap mereka sesudah mendapat hukuman atas perbuatan mereka itu.
24 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam, 2011), hlm. 143.
25 Al-Qur’an Digital

0 Comments:

Post a Comment