Header Ads

23 December 2016

“AKHLAK TERPUJI DAN AKHLAK TERCELA”

“AKHLAK TERPUJI DAN AKHLAK TERCELA”
Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aqidah Akhlak di Sekolah dan Madrasah
Dosen Pembimbing : Sangkot Sirait

 Oleh :
Nama     : Rani Ulfah Sofiyana          
NIM      : 13410182



PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2014/2015



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Akhlak adalah suatu perangai atau sifat dari manusia yang timbul karena adanya kebiasaan atau sesuatu yang dikerjakan tanpa sengaja secara terus menerus dari berulang-ulang yang menimbulkan perbuatan tertentu. Karena pentingnya berakhlak, islam pun turut menyorotinya. Pemahaman tentng akhlak itu sendiripun menjadi semakin bermacam-macam. Beberapa orang mengatakan, bahwa seseorang dikatakan berakhlak, jika orang tersebut mengerti benar tentang segala sesuatu tindakan dan perbuatannya yang kemudian semata-mata ditujukan karena  mengharap ridho Allah SWT.
Mengingat bahwa akhlak sendiri merupakan masalah yang sangat penting dalam islam, muncul pendapat lain yang mengatakan bahwa seeseorang dapat dikatakan  berakhlak ketika dia menerapkan nilai-nilai dalam sistem aktivitas hidupnya. Jika aktivitas itu terus dilakukan berulang-ulang dengan kesadaran hati maka akan menghasilkan kebiasaan hidup yang baik. Selain itu, akhlak juga merupakan perpaduan antara hati, pikiran, perasaan kebiasaan yang membentuk  satu kesatuan tindakan dalam kehidupan. Sehingga kita dapat membedakan antara yang baik dan tidak baik yang semua hal tersebut timbul dari fitroh kita sebagai manusia. Bahwa yang sebenarnya hati manusia merindukan dan mendambakan kebenaran dan ajaran Allah SWT. Namun pada kenyataannya, fitrah manusia tidak selalu terjamin dapat berfungsi dengan baik karena pengaruh dari luar sehingga menyebabkan manusia sulit membedakan mana akhlak yang terpuji dan akhlak yang tercela. Dari beberapa uraian mengengenai akhlak diatas, pada makalah ini akan lebih disajikan mengenai pengertian akhlak, pembagian akhlak yang meliputi akhlak terpuji dan akhlak tercela serta impikasi kedua akhlak tersebut bagi individu sendiri ataupun sosial.

B.     Rumusan masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan akhlak?
2.      Apa saja macam-macam akhlak, pembagian beserta contohnya?
3.      Bagaimana implikasi akhlak terpuji dan tercela?
C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian akhlak
2.      Untuk mengetahui macam-macam akhlah, pembagian beserta contohnya
3.      Untuk mengetahui implikasi akhak terpuji dan tercela bagi individu dan sosial




BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pengertian Akhlak
Secara etimologis (lughatan)  اخلاق (akhlak) adalah bentuk jamak dari خلق  (khuluq) yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat.
Berakar dari kata (khalaqa) خلق yangberarti menciptakan. Seakar dengan kata خالق (khaliq) yang berarti pencipta, makhluq مخلق yang berarti diciptakan dan (khalq) خلق yang berarti penciptaan.[1]
Sementara secara terminologis, ada beberapa definisi tentang akhlak:
a.       Menurut Imam Ghazali, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa melakukan pemikiran dan pertimbangan
b.      Menurut Ibrahim Anis, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan
c.       Menurut Abdul Karim Zaidan, akhlaq adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengan sorotan dan pertimbangannya seseorang dapat menilai baik atau buruk, untuk kemudian memilih melakukan atau meninggalkannya[2]

Jadi berdasarkan pendapat-pendapat diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, tanpa melakukan pertimbangan baik ataupun buruk yang menimbulkan perbuatan-perbuatan tertentu.

2.      Macam-Macam Akhlak
1)      Akhlak Terpuji (Mahmudah)
Menurut Al- ghazali, berakhlak mulia atau terpuji artinya menghilangkan semua adat kebiasaan yang tercela yang sudah digariskan dalam agama islam serta menjauhkan  diri dari perbuatan tercela tersebut, kemudian membiasakan adat kebiasaan yang baik, melakukannya, kemudian mencintainya.[3]
Kemudian, menurut Hamka, ada beberapa hal yang mendorong seseorang berbuat baik, diantaranya :
·         Karena bujukan atau ancaman dari manusia lain
·         Mengharap pujian, atau karena takut dicela
·         Karna kebaikan dirinya sendiri (dorongan hati nurani)
·         Mengharap pahala dan syurga
·         Mengharap pujian dan takut adzab Tuhan
·         Mengharap keridhaan Allah semata[4]

Selain itu, disebutkan pula mengenai keutamaan akhlak terpuji disebutkan berdasarkan hadis yang diriwayatkan Abu Dzar dari Nabi Muhammad SAW yang artinya:
“ wahai abu dzar! Maukah aku tunjukkan 2 hal yang sangat ringan dipunggung, tetapi sangat berat di timbangan (pada hari kiamat kelak)?
Abu Dzar menjawab, hendaklah kamu  melakukan akhlak terpuji dan banyak diam. Demi Allah tanganku berada digenggamannya, tidak ada makhluk lain yang dapat bersolek dengan 2 hal tersebut”. (H.R Al-Baihaqi)

a)      Pembagian akhlak terpuji :
Dalam buku Aqidah Akhlaq karya Prof. Dr. H. Abdul Rozak, M.Ag menyebutkan bahwa akhlak terpuji dibagi menjadi :
(1)   Akhlak yang Berhubungan dengan Allah:
(a)    Menauhidkan Allah
Yaitu mempertegas ke-Esaan Allah, atau mengakui bahwa tidak ada tuhan sesuatupun yang setara dengan dzat, sifat, af’al, dan    asma Allah. Sesungguhnya kaidah islam yang paling agung dan hakikat islam yang paling besar satu-satunya yang diterima dan diri Allah swt. Untuk hamba-hambanya, yang merupakan satu-satunya jalan menuju kepadanya, kunci kebahagiaan dan jalan hidayah, tanda kesuksesan dan pemelihara dari berbagai perselisihan, sumber semua kebaikan dan nikmat, kewajiban pertama bagi seluruh hamba, serta kabar gembira yang dibawa oleh para rasul dan para nabi adalah ibadah hanya kepada Allah SWT. Semata-mata tidak menyekutukannya.
Bertauhid dalam semua keinginannya terhadap allah swt, bertauhid dalam urusan penciptaan, perintahnya, dan seluruh asma (nama-nama) dan sifatnya allah swt berfirman : (QS An Nahl: 36)
36. Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut[826] itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya[826]. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).

(b)   Takwa kepada Allah
Taqwa berasal dari kata waqa-yaqi-waqiyah yang artinay memelihara, yakni menjaga diri agar selamat dunia dan akhirat. Sementara, menurut istilah taqwa berarti memelihara diri dari siksaan Allah SWT yaitu dengan mengikuti segala perintahNYA dan menjauhi segala larangan -laranganNYA
Ketakwaan mempunyai 2 sisi, yaitu sisi duniawi yang memperhatikan dan menyesuaikan diri dengan hukum-hukum alam yang telah ditetapkan. Dan sisi ukhrawi yang memperhatikan dan melaksanakan hukum-hukum syariat.
(c)    Dzikrulloh
Allah berfirman:
(QS Al-baqarah 152)
152. Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu[98], dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.
(QS Ar Rad 28)
28. (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
d)  Tawakal
Adalah kesungguhan hati dalam bersandar kepada allah swt, untuk mendapatkan kemaslahatan serta mencegah kemudharatan, baik menyangkut urusan dunia, maupun urusan akhirat.allah berfirman
(QS Ali Imran 159)
159. Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[246]. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

(2)   Akhlak Diri Sendiri:
(a)    Sabar
Ø  Sabar karena taat kepada allah Artinya sabar untuk tetap melaksanakan perintah allah dan menjauhi segala larangannya dengan senantiasa meningkatkan ketekwaan kepadanya. (QS Ali Imran 200)
200. Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.
Ø  Sabar karena maksiat Artinya bersabar diri untuk tidak melakukana perbuatan yang dilarang agama (QS Yusuf 53)
Ø Sabar karena musibah Artinya sabar pada saat ditimpa kemalangan, ujian, serta cobaan dari allah (QS Al Baqarah 155-157)
155. Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"[101].
157. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.
(b)   Syukur
Merupakan sikap dimana seseorang tidak menggunakan nikmat yang diberikan oleh allah untuk melakukan maksiat kepadanaya. Bentuk syukur ini ditandai dengan menggunakan nikmat atau rezeki karunia allah tersebuat untuk meleakukan ketaatan kpadanaya dan memanfaatkan nya  ke arah kebajikan bukan menyalurkannya ke jalan maksiat atau kejahatan.
(c)      Amanah
Amanah menurut arti bahasa artinya ketulusanhati, kepercayaan, (tsiqah), atau kejujuran. Yaitu sikap pribadi yang setia, tulus hati, dan jujur dalam melaksanakan sesuatu yang dipercayakan kepadanya, berupa harta benda, rahaisa,tugas, maupun kewajiban.
(d)   Benar (ash-shidqu)
 Berarti benar, jujur. Maksudnya adalah berlaku benar dan jujur, baik dalam perkataan maupun dalam perbuatan.
Ø  Benar dalam perkataan ialah mengatakan keadaan yang sebenarnya, tidak mengada-ada dan tidak pula menyembunyikannya
Ø  Benar dalam perbuatan ialah menhgerjakan sesuatu amal sesuai dengan petunjuk agama
(e)    Menepati janji (al-wafa)
(f)    Memelihara kesucian diri (al iffah)
Adalah menjaga diri dari segala tuduhan, fitnah, dan memelihara kehormatan akhlak trhadap keluarga
Ø  Berbakti kepada orangtua
Ø  Baik kepada saudara

(3)   Akhlak Terhadap Masyarakat
(a)    Berbuat baik kepada tetangganya
(b)   Suka menolong orang lain

(4)   Akhlak Terhadap Alam
(a)    Memelihara dan menyayangi tumbuh-tumbuhan
(b)   Memelihara dan menyantuni binatang[5]

b)      Cara melakukan akhlak terpuji
(1)    lahiriyah :
(a)    Pendidikan
(b)   Mentati dan mengikuti peraturan yang berlaku
(c)    Kebiasaan
(d)   Memilih pergaulan yang baik
(e)    Melalui perjuangan dan usaha
(2)   Batiniah
(a)    Muhsabah
yaitu selalu menghitung perbuatan-perbuaatan yang telah dilaksanakannya selama ini baik perbuatan baik atau buruk beserta akibat yang ditimbulkannya
(b)   Mu’aqobah
yaitu memberikan hukuman terhadap berbagai perbuatan dan tindakan yang telah dilakukannya
(c)    Mu’ahadah
yaitu perjanjian dengan hati nurani (batin), untuk tidak mengulangi kesalahan dan keburukan tindakan yang dilakukan, serta menggantinya dengan perbuatan-perbuatan baik.
(d)   Mujahadah
yaitu berusaha maksimal untuk melakukan perbuatan yang baik  untuk mencapai derajat ihsan, sehingga mampu mendekatkan diri pada Allah SWT.[6]

2)      Akhlak Tercela
Yaitu tingkah laku yang tercela yang dapat merusak keimanan seseorang dan menjatuhkan martabatnya sebagai manusia.
a)      Syirik
Syirik ialah menjadikan sekutu bagi Allah dalam melakukan suatu perbuatan yang seharusnya perbuatan itu ditujukan kepada Allah (hak Allah), seperti menjadikan tuhan-tuhan lain bersama Allah, menyembahnya, menaatinya, meminta pertolongan kepadanya, mencintai atau melakukan perbuatan-perbuatan seperti itu.
b)      Kufur
Kufur secara bahasa berarti menutupi. Kufur merupakan kata sifat dari kafir. Sementara menurut syara’ kufur adalah tidak beriman kepada allah dan rasul nya, baik dengan memdustakannya atau tidak mendustakannya
Ada 2 jenis kufur, yaitu kufur besar dan kufur kecil.
(1)   Kufur besar
Ø  Kufur karena mendustakan
Ø  Kufur karena enggan dan sombong, padahal membenarkan
Ø  Kufur karena ragu
Ø  Kufur karena berpaling
Ø  Kufur karena nifaq
c)      Nifaq dan Fasiq
Secara bahasa Nifaq berarti lubang keluarnya yarbu, (binatang sejenis tikus) dari sarangnya dan dapat berarti pula lubang bawah tanah
Sementara menurut syara, nifaq menanpakkan islam dan kebaikan, tetapi menyembunyikan kekufuran dan kejahatan. Dengan kata lain, nifaq adalah menampakkan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang terkanung didalam hati. Nifaq terbagi menjadi 2, nifaq i’tiqadiy dan nifaq amaliy
Nifaq i’tiqadiy adalah nifaq besar. Yaitu pelaku tersebut menampakkan keislaman, tetapi  dalam hatinyatersimpan kekufuran dan kebencian terhadap islam. Jenis nifaq ini menyebabkan pelakunya murtad, keluar agama, dan di akhirat kelak akan berada di kerak neraka. Nifaq jenis ini ada 4 macam yaitu :
1.      Mendustakan Rasululloh SAW ataupun mendustakan dari sebagian apa yang beliau bawa
2.      Membenci Rasululloh SAW dan membenci apa yang sebagian beliau bawa
3.      Merasa gembira dengan kemunduran Rasululloh SAW
4.      Tidak senang dengan kemenangan agama Rasululloah SAW

Sementara Nifaq amaliy adalah melakukan sesuatu yang merupakan perbuatan orang munafik, tetapi masih adalam iman dalam hati.
(1)   Bahaya sifat nifaq :
Ø  Menimbulkan kerusakan dibumi
Ø  Tersebarnya fitnah
Ø  Perpecahan umat islam, dan lain sebagainya

d)   Ujub dan Takabur
Secara etimologi, ujub berasal dari ajiba ya’jibu, ‘ujban, yang artinya heran ( takjub). Munculnya sifat ujub diawali dari rasa heran terhadap dirinya sendiri karena melihat dirinya lebih hebat dan istimew dari pada yang lain.dari ujub, selanjutnya muncul sifat takabur, yakni mengecilkan dan meremehkan orang lain. Jadi ujub dan takabur adalah 2 sifat tercela yang berdampingan.
Menurut imam ghazali, mengemukakan bahwa yang menyebbkan ujub  dan takabur :ilmu, amal, ibadah, kebangsawanan, kecantikan atau ketampanan , harta, kekayaan, kekuatan, kekuasaan, dan banyak pengikut
Sifat ujub dibagi 2: ujub ‘indan nas dan ujub ‘indallah.
(1)   ‘indannas, yaitu membanggakan diri sendiri dihadapan orang lain. Agar oranglain mengetahui kehebatan dan keistimewaan dirinya.
(2)   ‘indallah, yaitu sikap membanggakan diri sendiri dihadapan allah

e)      Dengki
Dalam bahasa arab, dengki disebut pula dengan hasad, yaitu perasaaan yang timbul dalam diri seseorang setelah memandang sesuatu yang tidak dimiliki olehnya, tetapi dimiliki oleh orang lain, kemudian menyebarkan beritabahwa yang dimiliki orang tersebut diperoleh dengan tidak sewajarnya
Sementara, menurut ghazali dengki adalah membenci kenikmatan yang diberikan allah kepada oranglain dan ingin agar orang lain tersebut kehilangan kenikmatannya
Tingkatan-tingkatan dengki :
1.      Menginginkan lenyapnya kenikmatan oranglain meskipun kenikmatan tersebut tidak berpindah kepda dirinya
2.      Menginginkan lenyapnya kenikmatan orang lain karena dia menginginkannya
3.      Tidak menginginkan kenikmatan itu sendiri, tetapi menginginkan kenikmatan yang serupa. Jika dia memerolehnya , dia berusaha merusak kenikmatan orang lain
4.      Menginginkan kenikmatan yang serupa. Jika dia gagal memperolehnya, dia tidak meinginginkan lenyapnya kenikmatan itu dari oranglain
f)       Mengupat dan mengadu domba
Mengupat (ghibah) adalah membicarakan aib orang lain. Baik yang dibicarakan itu badannya, hartanya, anaknya, orangtuanya, dan lain sebagainya. Tetap ghibah yang baik yang disebut dengan lisan ataupun tuliasan, atau berbentuk rumus, isyaratdengan mata, tangan, kepala dan lain sebagainya
Sementara mengupat yaitu dengan menyebut bagian badannya, misalnya buta, pincang, botak, dan lain sebagainya. Kemudian, Imam Abu Hamid Al-ghazali mengutip ijma umat islam bahwa ghibah adalah menyebut sesuatu yang tidak disenangi oleh seseorang pada dirinya
Sementara namimah adalah memindahkan ucapan dari seeorang atau orang lain kepada yang lainnya denagn maksud merusak hubungan mereka

g)      Riya
Riya adalah memperlihatkan dirikepada orang lain. Maksudnya bukan karena allah, tetapi karena manusia
Sifat riya muncul dalam beberapa kegiatan :
1.      Riya dalam beribadat
2.      Riya dalam berbagai kegiatan
3.      Riya dalam berderma/ bersedekah
4.        Riya dalam berpakaian[7]
                                                                                                                                                                                                                                                                            
3.      Implikasi Akhlak Terpuji Dan Tercela
a.     Akhlak terpuji
1)      Bagi individu
Akhlak terpuji memiliki beberapa akibat bagi individu tersebut, seperti Meningkatkan wibawa, Mendapatkan kehormatan, Banyak disenangi sesamanya, Mudah mendapat perlindungan, serta ketentraman dan kebahagiaan, karena akhlak yang terpuji sesuai dengan fitroh manusia yag menyukai kebaikan. Dan mellui akhlak terpuji pula, derajat manusia disisis allah akan semakin meningkat, karena hanya dengan kebaikan (ihsan) seseorang dapat semakin mendekatkan diri kepada allah swt, serta terhindar dari hukuman yang bersifat manusiawi.
2)   Bagi sosial
Akhlak terpuji mampu membina dan menjaga kerukunan antar tetangga yang terwujud dalam sikap saling menghormati, saling melindungi, saling menjaga dan saling peduli satu sama lainnya (toleransi), sehingga seluruh lapisan masyarakat akan menjadi tenag, aman, damai, dan sejahtera.
 Dengan adanya keadaan masyarakat (lingkunagan sosial) seperti itu, akan tercipta suasana kondusif yang terjadi dimasyarakat sehingga, setiap orang dapat menjalankan aktivitasnya dengan baik tanpa adanya gangguan dan kekhawatiran akan keslamatana dirinya, dan pembangunan masyarakat (sarana dan prasarana) akan terlaksana dengan baik
b.        Akhlak tercela
1)   Bagi individu
Akhlak tercela memiliki beberapa kerugian bagi pribadi yang bersangkutan meliputi merendahkan diri sendiri, sulit bergaul dengan sesamanya (karena kurang diterima), sering mendapat hukuman yang bersifat manusiawi  (seperti dipenjara, dicambuk), mengurangi kehormatan (harga diri) yang dimilikinya, serta mendapat tempat yang buruk di masyarakat.
 Lebih jauh lagi, secara batin, menyebabkan individu tersebut menjadi jauh dengan tuhan, karena perbuatan tersebut telah menyalahi aturan yang telah digariskan oleh tuhan
2)                  Bagi sosial
Akhlak tercela yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang akan menciptakan kekacauan, kerusuhan, dan ketidaknyamanan di masyarakat. Bahkan lebih jauh lagi, akhlak tercela dapat menciptakan kehancuran lingkuangan. Hal tersebut dapat terjadi karena satu sama lain saling mencurigai, saling benci dan menjauhi[8]



DAFTAR PUSTAKA
Ilyas Yunahar. 1999. Kuliah Akhlak.LPPI UMY: Yogyakarta.
Asmaran.1994.  Pengantar Studi Akhlak. Raja Grafindo Persada: Jakarta
Anwar Rosihin.2008. Akidah Akhlak. Pustaka Setia: Bandung



[1] Yunahar Ilyas. Kuliah Akhlak.LPPI UMY: Yogyakarta. 1999.Hlm :1
[2] Ibid. hlm: 1-2
[3] Ahmad Amin. Etika (Ilmu Akhlak). Bulan Bintang : Jakarta. 1988. Hlm: 262-264
[4] Asmaran. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta : Raja Grafindo Persada. 1994 hlm 148
[5] Rosihin Anwar. Akidah Akhlak. Pustaka Setia: Bandung 2008.Hlm 215-244
[6] Zahrudin., Op Cit. Hlm 162
[7] Rosihin Anwar. Akidah Akhlak. Pustaka Setia: Bandung 2008.Hlm 247-268
[8] Asmaran.  Pengantar Studi Akhlak. Jakarta : Raja Grafindo Persada. 1994. Hlm 

0 Comments:

Post a Comment