“AKHLAK
TERPUJI DAN AKHLAK TERCELA”
Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aqidah Akhlak di Sekolah
dan Madrasah
Dosen
Pembimbing : Sangkot Sirait
Oleh :
Nama : Rani Ulfah Sofiyana
NIM : 13410182
PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Akhlak adalah
suatu perangai atau sifat dari manusia yang timbul karena adanya kebiasaan atau
sesuatu yang dikerjakan tanpa sengaja secara terus menerus dari berulang-ulang
yang menimbulkan perbuatan tertentu. Karena pentingnya berakhlak, islam pun
turut menyorotinya. Pemahaman tentng akhlak itu sendiripun menjadi semakin
bermacam-macam. Beberapa orang mengatakan, bahwa seseorang dikatakan berakhlak,
jika orang tersebut mengerti benar tentang segala sesuatu tindakan dan
perbuatannya yang kemudian semata-mata ditujukan karena mengharap ridho Allah SWT.
Mengingat
bahwa akhlak sendiri merupakan masalah yang sangat penting dalam islam, muncul
pendapat lain yang mengatakan bahwa seeseorang dapat dikatakan berakhlak ketika dia menerapkan nilai-nilai
dalam sistem aktivitas hidupnya. Jika aktivitas itu terus dilakukan
berulang-ulang dengan kesadaran hati maka akan menghasilkan kebiasaan hidup
yang baik. Selain itu, akhlak juga merupakan perpaduan antara hati, pikiran,
perasaan kebiasaan yang membentuk satu
kesatuan tindakan dalam kehidupan. Sehingga kita dapat membedakan antara yang
baik dan tidak baik yang semua hal tersebut timbul dari fitroh kita sebagai
manusia. Bahwa yang sebenarnya hati manusia merindukan dan mendambakan
kebenaran dan ajaran Allah SWT. Namun pada kenyataannya, fitrah manusia tidak
selalu terjamin dapat berfungsi dengan baik karena pengaruh dari luar sehingga
menyebabkan manusia sulit membedakan mana akhlak yang terpuji dan akhlak yang
tercela. Dari beberapa uraian mengengenai akhlak diatas, pada makalah ini akan lebih
disajikan mengenai pengertian akhlak, pembagian akhlak yang meliputi akhlak
terpuji dan akhlak tercela serta impikasi kedua akhlak tersebut bagi individu
sendiri ataupun sosial.
B.
Rumusan
masalah
1.
Apakah yang
dimaksud dengan akhlak?
2.
Apa saja
macam-macam akhlak, pembagian beserta contohnya?
3.
Bagaimana
implikasi akhlak terpuji dan tercela?
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui pengertian akhlak
2.
Untuk
mengetahui macam-macam akhlah, pembagian beserta contohnya
3.
Untuk
mengetahui implikasi akhak terpuji dan tercela bagi individu dan sosial
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Akhlak
Secara
etimologis (lughatan) اخلاق
(akhlak) adalah bentuk jamak dari خلق
(khuluq)
yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat.
Berakar dari kata (khalaqa) خلق
yangberarti
menciptakan. Seakar dengan kata خالق
(khaliq) yang berarti pencipta, makhluq مخلق yang berarti diciptakan dan (khalq) خلق yang berarti penciptaan.[1]
Sementara secara terminologis, ada beberapa
definisi tentang akhlak:
a.
Menurut Imam
Ghazali, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan
perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa melakukan pemikiran dan pertimbangan
b.
Menurut
Ibrahim Anis, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya
lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran
dan pertimbangan
c.
Menurut Abdul
Karim Zaidan, akhlaq adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam
jiwa, yang dengan sorotan dan pertimbangannya seseorang dapat menilai baik atau
buruk, untuk kemudian memilih melakukan atau meninggalkannya[2]
Jadi
berdasarkan pendapat-pendapat diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa akhlak
adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, tanpa melakukan pertimbangan
baik ataupun buruk yang menimbulkan perbuatan-perbuatan tertentu.
2.
Macam-Macam
Akhlak
1)
Akhlak Terpuji
(Mahmudah)
Menurut Al- ghazali, berakhlak mulia atau
terpuji artinya menghilangkan semua adat kebiasaan yang tercela yang sudah
digariskan dalam agama islam serta menjauhkan
diri dari perbuatan tercela tersebut, kemudian membiasakan adat
kebiasaan yang baik, melakukannya, kemudian mencintainya.[3]
Kemudian, menurut Hamka, ada beberapa hal yang
mendorong seseorang berbuat baik, diantaranya :
·
Karena bujukan
atau ancaman dari manusia lain
·
Mengharap
pujian, atau karena takut dicela
·
Karna kebaikan
dirinya sendiri (dorongan hati nurani)
·
Mengharap
pahala dan syurga
·
Mengharap
pujian dan takut adzab Tuhan
·
Mengharap
keridhaan Allah semata[4]
Selain itu, disebutkan pula mengenai keutamaan
akhlak terpuji disebutkan berdasarkan hadis yang diriwayatkan Abu Dzar dari
Nabi Muhammad SAW yang artinya:
“ wahai abu dzar! Maukah aku tunjukkan 2 hal
yang sangat ringan dipunggung, tetapi sangat berat di timbangan (pada hari
kiamat kelak)?
Abu Dzar menjawab, hendaklah kamu melakukan akhlak terpuji dan banyak diam.
Demi Allah tanganku berada digenggamannya, tidak ada makhluk lain yang dapat
bersolek dengan 2 hal tersebut”. (H.R Al-Baihaqi)
a)
Pembagian akhlak
terpuji :
Dalam buku Aqidah Akhlaq karya Prof. Dr. H.
Abdul Rozak, M.Ag menyebutkan bahwa akhlak terpuji dibagi menjadi :
(1)
Akhlak yang
Berhubungan dengan Allah:
(a)
Menauhidkan
Allah
Yaitu mempertegas ke-Esaan Allah, atau mengakui
bahwa tidak ada tuhan sesuatupun yang setara dengan dzat, sifat, af’al, dan asma Allah. Sesungguhnya kaidah islam yang
paling agung dan hakikat islam yang paling besar satu-satunya yang diterima dan
diri Allah swt. Untuk hamba-hambanya, yang merupakan satu-satunya jalan menuju
kepadanya, kunci kebahagiaan dan jalan hidayah, tanda kesuksesan dan pemelihara
dari berbagai perselisihan, sumber semua kebaikan dan nikmat, kewajiban pertama
bagi seluruh hamba, serta kabar gembira yang dibawa oleh para rasul dan para
nabi adalah ibadah hanya kepada Allah SWT. Semata-mata tidak menyekutukannya.
Bertauhid dalam semua keinginannya terhadap
allah swt, bertauhid dalam urusan penciptaan, perintahnya, dan seluruh asma
(nama-nama) dan sifatnya allah swt berfirman : (QS An Nahl: 36)
36. Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul
pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah
Thaghut[826] itu", maka di antara umat itu ada
orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya
orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya[826]. Maka
berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang
yang mendustakan (rasul-rasul).
(b)
Takwa kepada
Allah
Taqwa berasal dari kata waqa-yaqi-waqiyah yang
artinay memelihara, yakni menjaga diri agar selamat dunia dan akhirat.
Sementara, menurut istilah taqwa berarti memelihara diri dari siksaan Allah SWT
yaitu dengan mengikuti segala perintahNYA dan menjauhi segala larangan
-laranganNYA
Ketakwaan mempunyai 2 sisi, yaitu sisi duniawi
yang memperhatikan dan menyesuaikan diri dengan hukum-hukum alam yang telah ditetapkan.
Dan sisi ukhrawi yang memperhatikan dan melaksanakan hukum-hukum syariat.
(c)
Dzikrulloh
Allah
berfirman:
(QS Al-baqarah
152)
152. Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku
niscaya Aku ingat (pula) kepadamu[98], dan bersyukurlah
kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.
(QS Ar Rad 28)
28. (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati
mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
d) Tawakal
Adalah
kesungguhan hati dalam bersandar kepada allah swt, untuk mendapatkan
kemaslahatan serta mencegah kemudharatan, baik menyangkut urusan dunia, maupun
urusan akhirat.allah berfirman
(QS Ali Imran 159)
159.
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi
mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[246].
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
(2)
Akhlak Diri Sendiri:
(a)
Sabar
Ø Sabar karena taat kepada allah Artinya sabar
untuk tetap melaksanakan perintah allah dan menjauhi segala larangannya dengan
senantiasa meningkatkan ketekwaan kepadanya. (QS Ali Imran 200)
200. Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah
kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan
negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.
Ø Sabar karena maksiat Artinya bersabar diri
untuk tidak melakukana perbuatan yang dilarang agama (QS Yusuf 53)
Ø Sabar karena musibah Artinya sabar pada saat
ditimpa kemalangan, ujian, serta cobaan dari allah (QS Al Baqarah 155-157)
155.
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita
gembira kepada orang-orang yang sabar.
156.
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan:
"Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"[101].
157.
Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan
mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.
(b)
Syukur
Merupakan sikap dimana seseorang tidak
menggunakan nikmat yang diberikan oleh allah untuk melakukan maksiat
kepadanaya. Bentuk syukur ini ditandai dengan menggunakan nikmat atau rezeki
karunia allah tersebuat untuk meleakukan ketaatan kpadanaya dan memanfaatkan
nya ke arah kebajikan bukan
menyalurkannya ke jalan maksiat atau kejahatan.
(c)
Amanah
Amanah menurut arti bahasa artinya
ketulusanhati, kepercayaan, (tsiqah), atau kejujuran. Yaitu sikap
pribadi yang setia, tulus hati, dan jujur dalam melaksanakan sesuatu yang
dipercayakan kepadanya, berupa harta benda, rahaisa,tugas, maupun kewajiban.
(d)
Benar (ash-shidqu)
Berarti
benar, jujur. Maksudnya adalah berlaku benar dan jujur, baik dalam perkataan
maupun dalam perbuatan.
Ø Benar dalam perkataan ialah mengatakan keadaan
yang sebenarnya, tidak mengada-ada dan tidak pula menyembunyikannya
Ø Benar dalam perbuatan ialah menhgerjakan
sesuatu amal sesuai dengan petunjuk agama
(e)
Menepati janji
(al-wafa)
(f)
Memelihara
kesucian diri (al iffah)
Adalah menjaga diri dari segala tuduhan,
fitnah, dan memelihara kehormatan akhlak trhadap keluarga
Ø Berbakti kepada orangtua
Ø Baik kepada saudara
(3)
Akhlak
Terhadap Masyarakat
(a)
Berbuat baik
kepada tetangganya
(b)
Suka menolong
orang lain
(4)
Akhlak
Terhadap Alam
(a)
Memelihara dan
menyayangi tumbuh-tumbuhan
(b)
Memelihara dan
menyantuni binatang[5]
b)
Cara melakukan
akhlak terpuji
(1)
lahiriyah :
(a)
Pendidikan
(b)
Mentati dan
mengikuti peraturan yang berlaku
(c)
Kebiasaan
(d)
Memilih
pergaulan yang baik
(e)
Melalui
perjuangan dan usaha
(2)
Batiniah
(a)
Muhsabah
yaitu selalu menghitung perbuatan-perbuaatan
yang telah dilaksanakannya selama ini baik perbuatan baik atau buruk beserta
akibat yang ditimbulkannya
(b)
Mu’aqobah
yaitu memberikan hukuman terhadap berbagai
perbuatan dan tindakan yang telah dilakukannya
(c)
Mu’ahadah
yaitu perjanjian dengan hati nurani (batin),
untuk tidak mengulangi kesalahan dan keburukan tindakan yang dilakukan, serta
menggantinya dengan perbuatan-perbuatan baik.
(d)
Mujahadah
yaitu berusaha maksimal untuk melakukan
perbuatan yang baik untuk mencapai
derajat ihsan, sehingga mampu mendekatkan diri pada Allah SWT.[6]
2)
Akhlak Tercela
Yaitu tingkah laku yang tercela yang dapat
merusak keimanan seseorang dan menjatuhkan martabatnya sebagai manusia.
a)
Syirik
Syirik ialah menjadikan sekutu bagi Allah dalam
melakukan suatu perbuatan yang seharusnya perbuatan itu ditujukan kepada Allah
(hak Allah), seperti menjadikan tuhan-tuhan lain bersama Allah, menyembahnya,
menaatinya, meminta pertolongan kepadanya, mencintai atau melakukan
perbuatan-perbuatan seperti itu.
b)
Kufur
Kufur secara bahasa berarti menutupi. Kufur
merupakan kata sifat dari kafir. Sementara menurut syara’ kufur adalah tidak
beriman kepada allah dan rasul nya, baik dengan memdustakannya atau tidak mendustakannya
Ada 2 jenis kufur, yaitu kufur besar dan kufur
kecil.
(1)
Kufur besar
Ø Kufur karena mendustakan
Ø Kufur karena enggan dan sombong, padahal
membenarkan
Ø Kufur karena ragu
Ø Kufur karena berpaling
Ø Kufur karena nifaq
c)
Nifaq dan Fasiq
Secara bahasa Nifaq berarti lubang keluarnya yarbu,
(binatang sejenis tikus) dari sarangnya dan dapat berarti pula lubang bawah
tanah
Sementara menurut syara, nifaq menanpakkan
islam dan kebaikan, tetapi menyembunyikan kekufuran dan kejahatan. Dengan kata
lain, nifaq adalah menampakkan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang
terkanung didalam hati. Nifaq terbagi menjadi 2, nifaq i’tiqadiy dan nifaq
amaliy
Nifaq i’tiqadiy adalah nifaq besar. Yaitu
pelaku tersebut menampakkan keislaman, tetapi
dalam hatinyatersimpan kekufuran dan kebencian terhadap islam. Jenis
nifaq ini menyebabkan pelakunya murtad, keluar agama, dan di akhirat kelak akan
berada di kerak neraka. Nifaq jenis ini ada 4 macam yaitu :
1.
Mendustakan
Rasululloh SAW ataupun mendustakan dari sebagian apa yang beliau bawa
2.
Membenci
Rasululloh SAW dan membenci apa yang sebagian beliau bawa
3.
Merasa gembira
dengan kemunduran Rasululloh SAW
4.
Tidak senang
dengan kemenangan agama Rasululloah SAW
Sementara Nifaq amaliy adalah melakukan
sesuatu yang merupakan perbuatan orang munafik, tetapi masih adalam iman dalam
hati.
(1)
Bahaya sifat
nifaq :
Ø Menimbulkan kerusakan dibumi
Ø Tersebarnya fitnah
Ø Perpecahan umat islam, dan lain sebagainya
d)
Ujub dan Takabur
Secara etimologi, ujub berasal dari ajiba
ya’jibu, ‘ujban, yang artinya heran ( takjub). Munculnya sifat ujub diawali
dari rasa heran terhadap dirinya sendiri karena melihat dirinya lebih hebat dan
istimew dari pada yang lain.dari ujub, selanjutnya muncul sifat takabur, yakni
mengecilkan dan meremehkan orang lain. Jadi ujub dan takabur adalah 2 sifat
tercela yang berdampingan.
Menurut imam ghazali, mengemukakan bahwa yang
menyebbkan ujub dan takabur :ilmu, amal,
ibadah, kebangsawanan, kecantikan atau ketampanan , harta, kekayaan, kekuatan,
kekuasaan, dan banyak pengikut
Sifat ujub dibagi 2: ujub ‘indan nas dan ujub
‘indallah.
(1)
‘indannas, yaitu
membanggakan diri sendiri dihadapan orang lain. Agar oranglain mengetahui
kehebatan dan keistimewaan dirinya.
(2)
‘indallah,
yaitu sikap membanggakan diri sendiri dihadapan allah
e)
Dengki
Dalam bahasa arab, dengki disebut pula dengan
hasad, yaitu perasaaan yang timbul dalam diri seseorang setelah memandang
sesuatu yang tidak dimiliki olehnya, tetapi dimiliki oleh orang lain, kemudian
menyebarkan beritabahwa yang dimiliki orang tersebut diperoleh dengan tidak
sewajarnya
Sementara, menurut ghazali dengki adalah
membenci kenikmatan yang diberikan allah kepada oranglain dan ingin agar orang
lain tersebut kehilangan kenikmatannya
Tingkatan-tingkatan dengki :
1.
Menginginkan
lenyapnya kenikmatan oranglain meskipun kenikmatan tersebut tidak berpindah
kepda dirinya
2.
Menginginkan
lenyapnya kenikmatan orang lain karena dia menginginkannya
3.
Tidak
menginginkan kenikmatan itu sendiri, tetapi menginginkan kenikmatan yang
serupa. Jika dia memerolehnya , dia berusaha merusak kenikmatan orang lain
4.
Menginginkan
kenikmatan yang serupa. Jika dia gagal memperolehnya, dia tidak meinginginkan lenyapnya
kenikmatan itu dari oranglain
f)
Mengupat dan
mengadu domba
Mengupat (ghibah) adalah membicarakan
aib orang lain. Baik yang dibicarakan itu badannya, hartanya, anaknya,
orangtuanya, dan lain sebagainya. Tetap ghibah yang baik yang disebut dengan
lisan ataupun tuliasan, atau berbentuk rumus, isyaratdengan mata, tangan,
kepala dan lain sebagainya
Sementara mengupat yaitu dengan menyebut
bagian badannya, misalnya buta, pincang, botak, dan lain sebagainya. Kemudian,
Imam Abu Hamid Al-ghazali mengutip ijma umat islam bahwa ghibah adalah menyebut
sesuatu yang tidak disenangi oleh seseorang pada dirinya
Sementara namimah adalah memindahkan ucapan
dari seeorang atau orang lain kepada yang lainnya denagn maksud merusak
hubungan mereka
g)
Riya
Riya adalah memperlihatkan dirikepada orang
lain. Maksudnya bukan karena allah, tetapi karena manusia
Sifat riya muncul dalam beberapa kegiatan :
1.
Riya dalam
beribadat
2.
Riya dalam
berbagai kegiatan
3.
Riya dalam
berderma/ bersedekah
4.
Riya dalam
berpakaian[7]
3.
Implikasi
Akhlak Terpuji Dan Tercela
a.
Akhlak terpuji
1) Bagi individu
Akhlak terpuji memiliki beberapa akibat bagi
individu tersebut, seperti Meningkatkan wibawa, Mendapatkan kehormatan, Banyak
disenangi sesamanya, Mudah mendapat perlindungan, serta ketentraman dan
kebahagiaan, karena akhlak yang terpuji sesuai dengan fitroh manusia yag
menyukai kebaikan. Dan mellui akhlak terpuji pula, derajat manusia disisis
allah akan semakin meningkat, karena hanya dengan kebaikan (ihsan) seseorang
dapat semakin mendekatkan diri kepada allah swt, serta terhindar dari hukuman
yang bersifat manusiawi.
2)
Bagi sosial
Akhlak terpuji mampu membina dan menjaga
kerukunan antar tetangga yang terwujud dalam sikap saling menghormati, saling
melindungi, saling menjaga dan saling peduli satu sama lainnya (toleransi),
sehingga seluruh lapisan masyarakat akan menjadi tenag, aman, damai, dan
sejahtera.
Dengan
adanya keadaan masyarakat (lingkunagan sosial) seperti itu, akan tercipta
suasana kondusif yang terjadi dimasyarakat sehingga, setiap orang dapat menjalankan
aktivitasnya dengan baik tanpa adanya gangguan dan kekhawatiran akan
keslamatana dirinya, dan pembangunan masyarakat (sarana dan prasarana) akan terlaksana
dengan baik
b.
Akhlak tercela
1)
Bagi individu
Akhlak tercela
memiliki beberapa kerugian bagi pribadi yang bersangkutan meliputi merendahkan
diri sendiri, sulit bergaul dengan sesamanya (karena kurang diterima), sering
mendapat hukuman yang bersifat manusiawi
(seperti dipenjara, dicambuk), mengurangi kehormatan (harga diri) yang
dimilikinya, serta mendapat tempat yang buruk di masyarakat.
Lebih jauh lagi, secara batin, menyebabkan
individu tersebut menjadi jauh dengan tuhan, karena perbuatan tersebut telah
menyalahi aturan yang telah digariskan oleh tuhan
2)
Bagi sosial
Akhlak tercela
yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang akan menciptakan kekacauan,
kerusuhan, dan ketidaknyamanan di masyarakat. Bahkan lebih jauh lagi, akhlak
tercela dapat menciptakan kehancuran lingkuangan. Hal tersebut dapat terjadi
karena satu sama lain saling mencurigai, saling benci dan menjauhi[8]
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas Yunahar.
1999. Kuliah Akhlak.LPPI UMY: Yogyakarta.
Asmaran.1994. Pengantar Studi Akhlak. Raja Grafindo
Persada: Jakarta
Anwar Rosihin.2008.
Akidah Akhlak. Pustaka Setia: Bandung
[1] Yunahar Ilyas. Kuliah Akhlak.LPPI UMY: Yogyakarta. 1999.Hlm :1
[2] Ibid. hlm: 1-2
[3] Ahmad Amin. Etika (Ilmu Akhlak). Bulan Bintang : Jakarta. 1988.
Hlm: 262-264
[4] Asmaran. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta : Raja Grafindo
Persada. 1994 hlm 148
[5] Rosihin Anwar. Akidah Akhlak. Pustaka Setia: Bandung 2008.Hlm
215-244
[6] Zahrudin., Op Cit. Hlm 162
[7] Rosihin Anwar. Akidah Akhlak. Pustaka Setia: Bandung 2008.Hlm
247-268
[8] Asmaran. Pengantar Studi
Akhlak. Jakarta : Raja Grafindo Persada. 1994. Hlm
0 Comments:
Post a Comment