Header Ads

17 November 2014

CONTOH ASBABUNNUZUL AYAT AL-QURAN, dan PERBEDAAN SURAH MAKIYYAH DAN MADANIYYAH

Nama : Ahmad Syafii
NIM : 13410154
Kelas : D
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Tarbiyah
Universitas : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
CONTOH ASBABUNNUZUL AYAT AL-QURAN
Asbabunnuzul QS At-Taubah : 123
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ قَٰتِلُواْ ٱلَّذِينَ يَلُونَكُم مِّنَ ٱلۡكُفَّارِ وَلۡيَجِدُواْ فِيكُمۡ غِلۡظَةٗۚ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلۡمُتَّقِينَ ١٢٣

 “Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang disekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa.” (QS.At-Taubah [9] : 123)
Abu Ja’far berkata : Allah SWT berfirman kepada orang yang beriman kepada-Nya dan kepada Rasul-Nya, “wahai orang-orang yang membenarkan Allah SWT dan Rasulnya, perangilah wali-walimu yang kafir dan tidak berada jauh darimu,” atau dia berkata, “Mulailah perangi orang-orang terdekat dan terdekat denganmu, jangan perangi yang jauh darimu,” audiens yang diajak bicara pada saat itu adalah bangsa Roma, karena mereka tinggal di negeri Syam, dan Syam lebih dekat dengan Madinah daripada Irak, tetapi setelah Allah Swt memerdekakan negeri-negeri bagi umat muslim, maka kewajiban berperang telah tetap atas umat mukmin untuk memerangi wali mereka (yang dekat) yang menjadi musuh bagi mereka, selama saudara seakidah mereka yang jauh tidak diusik oleh musuh mereka yang kafir, tetapi jika saudara seakidah mereka diusik dan diganggu kehormatannya, maka umat muslim yang lain wajib menolong dan membebaskan mereka, karena muslim yang satu dengan muslim yang lain merupakan penolong. (buku tafsir At-Thabari karya Abu Ja’far Muhammad Bin Jarir Ath-Thabari, penerjemah Anshari Taslim dkk.)
Asbabunnuzul QS. Ar-Rum 1-7
الٓمٓ ١  غُلِبَتِ ٱلرُّومُ ٢  فِيٓ أَدۡنَى ٱلۡأَرۡضِ وَهُم مِّنۢ بَعۡدِ غَلَبِهِمۡ سَيَغۡلِبُونَ ٣ فِي بِضۡعِ سِنِينَۗ لِلَّهِ ٱلۡأَمۡرُ مِن قَبۡلُ وَمِنۢ بَعۡدُۚ وَيَوۡمَئِذٖ يَفۡرَحُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ٤ بِنَصۡرِ ٱللَّهِۚ يَنصُرُ مَن يَشَآءُۖ وَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلرَّحِيمُ ٥ وَعۡدَ ٱللَّهِۖ لَا يُخۡلِفُ ٱللَّهُ وَعۡدَهُۥ وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعۡلَمُونَ ٦ يَعۡلَمُونَ ظَٰهِرٗا مِّنَ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَهُمۡ عَنِ ٱلۡأٓخِرَةِ هُمۡ غَٰفِلُونَ ٧

“Alif laam Miim. Telah dikalahkan bangsa Rumawi. Di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang. Dalam beberapa tahun lagi. bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman, Karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendakiNya. dan Dialah Maha Perkasa lagi Penyayang. (sebagai) janji yang sebenarnya dari Allah. Allah tidak akan menyalahi janjinya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.” Qs Ar-Rum :1-7
Telah diriwayatkan dalam sebuah hadits, bahwa orang-orang Persia menyerang orang-orang Romawi akhirnya kedua pasukan itu bertemu di Azri’at dan Busra, dua daerah yang terletak di negeri Syam. Orang-orang (pasukan) Persia berhasil memukul dan mengalahkan pasukan Romawi. Kemudian berita kekalahan bangsa Romawi itu terdengar oleh Nabi SAW. Dan para sahabatnya, yang pada saat itu ada di Mekah. Berita ini terasa amat berat dirasakan oleh Nabi dan Rasulnya mengingat bahwa orang-orang Persia adalah pemeluk agama Majusi (Wasani), sedang orang-orang Romawi adalah ahli kitab. Orang-orang musyrik mekah merasa gembira mendengar berita tersebut dan mengejek orang-orang Islam. Untuk itu, mereka menemui para sahabat Nabi SAW. Seraya berkata kepada mereka, “ sesungguhnya kalian adalah ahli kitab dan orang-orang Nasrani pun adalah ahli kitab pula. Dan saudara-saudara kami orang-orang Persia ( yakni seagama, agama Wasani) mengalami kemenangan atas saudara kalian yang sama, ahli kitab. Daan sesungguhnya jika kalian memerangi kami, niscaya kami akan menang pula atas kalian. Setelah peristiwa itu lalu Allah menurunkan ayat-ayat tadi.
Selanjutnya sahabat Abu Bakar keluar menemui orang-orang musyrik seraya berkata kepada mereka, “apakah kalian merasa gembira dengan kemenangan saudara-saudara kalian atas saudara-saudara kami? Maka jangan kalian bergembira dahulu, allah pasti tidak akan meneruskan kegembiraan kalian itu. Demi allah orang-orang rumawi pasti akan menang atas orang-orang Persia, sebagaimana yang telah diberitakan oleh nabi kami, Muhammad SAW.”.
Mendengar hal itu berdirilah Ubay Bin Khalf dan langsung berkata kepada Abu Bakar RA. “kamu dusta” Abu Bakar menjawab, “ kamulah orang-orang yang paling berdusta, hai musuh Allah. Sekarang begini saja marilah kita adakan taruhan antara aku dan kamu, sebanyak sepuluh tail emas dariku dan sepuluh emas darimu. Taruhan ini berlaku dalam masa tiga tahun. Maka kedua orang itu bertaruhanlah. Kemudian Abu Bakar datang menemui Nabi SAW. Dan menceritakan semua yang telah diperbuatnya kepadanya. Maka Nabi Saw bersabda kepadanya “ naikkanlah taruhanmu itu, kemudian perpanjanglah masa taruhannya. Lalu sahabat Abu Bakar berangkat untuk menemui Ubaiy Bin Kalf. Setelah bertemu dengannya ia berkata, “ barangkali kamu menyesal hai Ubaiy.” Ubay menjawab, “tidak, baiklah kalau begitu aku naikkan taruhanku kepadamu dan aku perpanjang masa berlakunya. Aku naikkan taruhanku menjadi seratus Tail emas sampai dengan batas waktu sembilan tahun. “ maka Abu Bakar menjawab, “ aku setuju sekali. “
Ketika Abu Bakar bermaksud untuk berhijrah, maka Ubaiy meminta jaminan darinya seorang yang akan mennanggungnya bila nanti ia mengalami kekalahan, maka Abu Bakar memerintah kepada anaknya yang bernama Adurrahman supaya menjamin taruhannya itu. Dan ketika Ubaiy berangkat ke medan perang Uhud, Abdurrahman meminta jaminan darinya. Maka Ubaiy memberikan kepadanya seseorang yang akan menjamin taruhannya, bila ia kalah nanti.
Ubaiy mati sepulang dari perang Uhud karena luka yang dialaminya akibat pukulan Nabi SAW. Dalam perang tersebut. Dan pada permulaan tahun ketujuh Hijriyah, pasukan Romawi berhasil mengalahkan pasukan Persia. Lalu Abu Bakar mengambil taruhan itu dari para ahli waris Ubaiy, kemudian ia membawa kemenangan taruhan itu ke hadapan Nabi SAW. Lalu Nabi Saw. Bersabda kepadanya, “sedekahkanlah semuanya.”
Perlu diketahui bahwa hal ini terjadi sebelum judi diharamkan demikian keterangan yang telah dikemukakan oleh ibnu jarir, ibnu abi hatim dan imam baihaqi. Demikian itu karena mengingat bahwa surat arrum ini adalah makiyyah, sedang turunnya ayat yang mengharamkan judi adalah di madinah. (buku terjemah tafsir al-maraghi, Ahmad Musthafa Al-Maraghi)
Asbabunnuzul QS. Al-Ahzab : 1-3
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِيُّ ٱتَّقِ ٱللَّهَ وَلَا تُطِعِ ٱلۡكَٰفِرِينَ وَٱلۡمُنَٰفِقِينَۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمٗا ١ وَٱتَّبِعۡ مَا يُوحَىٰٓ إِلَيۡكَ مِن رَّبِّكَۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِيرٗا ٢ وَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ وَكِيلٗا ٣

 “Hai Nabi, bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu menuruti (keinginan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik. Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dan ikutilah apa yang diwahyukan Tuhan kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan bertawakkallah kepada Allah. dan cukuplah Allah sebagai Pemelihara.” QS. Al-Ahzab : 1-3.
Imam Ibnu Jarir At-Thabari telah mengetengahkan sebuah hadits melalui Ad-Dahak dan dari Ibnu Abbas RA. Ibnu Abbas RA. Telah menceritakan, bahwa sesungguhnya penduduk mekah, antara lain Al-Walid Ibnu Mughira dan Syaibah Ibnu Rabi’ah mengimbau kepada Nabi SAW. Agar mencabut kembali perkataan-perkataan (seruan dakwahnya). Untuk itu, mereka bersedia memberikan imbalan kepadanya yaitu memberikan setengah dari harta mereka. Dan orang-orang munafik dan yahudi di Madinah menakut-nakutinya supaya menghentikan seruan itu. Apabila tidak, maka mereka akan membunuhnya, kemudian turunlah ayat-ayat ini (surat ini). (buku terjemah tafsir al-maraghi, Ahmad Musthafa Al-Maraghi)
PERBEDAAN SURAH MAKIYYAH DAN MADANIYYAH
1.      Memperhatikan Mukhattab (lawan bicara).
Yang dinamakan Makkiy ialah bila yang dilawan bicara Rasul ialah orang Mekah ia memuat : Yaaa Ayyuhan Naas!
Bila yang dilawan bicara ialah orang Madinah, maka ia dinamakana Madaniy. Ia memuat : Yaa Ayyuhal Ladziina Aamanuu!
Tapi, ketentuan ini tidak berlaku selama-lamanya, karena dalam surat Al-Baqarah dan An-Nisa ternyata keduanya Madaniyah. Pada keduanya terdapat : Yaa Ayyuhannas!
2.      Memperhatikan tempat turunnya
Yang dinamakan Makiyyah ialah ayat yang diturunkan di Mekkah dan disekitarnya. Seperti Uhud, Quba, Sala’, dan Yatsrib. Berdasarkan pendapat ini maka ada yang diturunkan dalam perjalanan di Tabuk Baitul Maqdis, tidak termasuk bagian yang 2 diatas ini. Ia tidak dinakaman ayat Makiyy dan tidak pula ayat Madaniy. Begitu pula apa yang diturunkan di Mekkah sesudah hijrah di namakan ayat Makkiyy.
3.      Memperhatikan masa turunnya
Ayat Makkiy ialah ayat yang diturunkan sebelum hijrah walaupun tidak di Mekkah. Ayat Madaniy adalah ayat yang diturunkan sesudah hijrah walau di Mekkah atau Arafah, ia dinamakan Madaniy umpamanya ayat yang diturunkan pada waktu futuh makkah atau pada waktu Rasulullah SAW Melakukan haji wada’. Ini ialah pendapat yang terkuat dari yang dua macam diatasnya. Umpamanya :
Ciri khas dan kepastian makiy
Pasal ini dua macam, yaitu :
Dhabbith atau kepastiannya :
·         Setiap surat yang mempunyai Sajdah
·         Setiap surat yang memuat kata Kalla
·         Setiap surat yang memuat Yaa Ayyuhannas
·         Setiap surat yang memuat kisah para Nabi dan umat yang lalu
·         Setiap surat mengenai dosa Adam dan iblis kecuali surat Al-Baqarah.
·         Setiap surat yang dimulai dengan huruf Hijaiyah seperti Alif Lam Mim, Alif Lam Raa. Haamim, selain dalam surat Al-Baqarah dan Ali Imran.
Ciri khasnya :
·         Mendakwahkan tauhid, ibadah kepada Allah, memuat kiamat, syurga, neraka, diskusi menghadapi orang musyrik.
·         Mencela amal orang-orang musyrik, seperti : menumpahkan darah, memakan harta anak yatim, dan menguburkan anak perempuan hidup-hidup.
·         Lafalnya kuat atau keras, tidak singkat batas-batas ayatnya dan kalimatnya ijaaz(singkat-singkat).
·         Banyak mengemukakan kisah-kisah para Nabi dan mendustakan kaum mereka untuk menjadi perbandingan dan menggertak dan menghibur Rasulullah SAW.
Ciri khas dan memastikan ayat Madaniy..
Dzabbit atau memastikannya
·         Setiap surat hukum Fardhu atau Had
·         Setiap surat yang memuat orang munafik
·         Setiap surat yang menenangkan diskusi dengan ahli kitab
·         Setiap surat yang dimulai dengan Yaa Ayyuhannas
Ciri khasnya
Yang menerangkan : ibadat, muamalat, hudud, jihad, damai, perang, peraturan keluarga, kaidah-kaidah hukum, dan sarana-sarana syariat.
Melawan bicara ahli kitab, dan mengajak mereka agar masuk islam.
Membukakan rahasia orang munafik, dan rencana mereka untuk merusakkan agama islam.
(buku POKOK-POKOK ULUMUL QUR’AN, karangan Drs. H.Kahar Masyhur)

0 Comments:

Post a Comment