- CARA BERFIKIR FILSAFAT.
→ Secara etimologis ( asal kata ) kata filsafat berasal dari bahasa
Yunani Philoshopia ( philos dan
shopia ) yang artinya cinta kebijaksanaan ( love of wisdom ). Padanan bahasa
arab falsafa. Filsuf adalah seorang
pecinta kebijaksanaan. Kata filsuf berbeda dengan sofis ( sophos ).
→ Seorang sofis ( sophos ) mengaku bahwa dirinya adalah orang
bijaksana, yang sebenarnya hanyalah menunjukkan kesombongannya.
→ Pythagoras, adalah filsuf yang pertama kali menggunakan kata
philosophos ( mencintai kebijaksanaan ).
→ Socrates, seorang filsuf zaman sofis, lebih senang menyebut
dirinya philosophos ( pecinta kebijaksanaan ) daripada disebut sofis ( orang
bijaksana.
→ Istilah philosophos ( filsuf, filosof ) adalah orang yang cinta
kebijaksanaan ( pencinta kebijaksanaan ), pilosophein
adalah kata kerja filsafat ( berfilsafat ), philosophia adalah kata benda filsafat ( kebijaksanaan ).
→ Berfilsafat adalah berfikir, berfikir sedalam – dalamnya sampai
keakar – akarnya ( merenung ) secara metodis, sistematis, menyeluruh, dan
universal.
→ Tujuan filsafat ( berfilsafat ) adalah untuk menemukan hakikat
kebenaran atau pengetahuan yang hakiki, yang juga disebut kebijaksanaan atau
hikmah.
→ Filsafat adalah penngetahuan, yaitu pengetahuan
filsafat/filsafati.
- SISTEM FILSAFAT.
→ Suatu ajaran filsafat yang bulat mengajarkan tentang berbagai segi
kehidupan yang mendasar.
→ Suatu system filsafat sedikitnya mengajarkan tentang sumber dan
hakikat realitas, filsafat hidup, dan tata nilai ( etika ), termasuk teori
terjadinya pengetahuan manusia dan logika.
- GOLONGAN FILSAFAT.
→ Menurut D.
Runes, filsafat dibagi menjadi 3 ( tiga ) golongn besar :
- Ontologi atau Metafisika, yaitu filsafat yang membahas tentang ada,
keberadaannya.
- Epistemologi atau filsafat pengetahuan, yaitu filsafat yang
membahas tentang pengetahuan, bagaimana strukturnya, syarat – syaratnya,
dan sebagainya.
- Aksiologi atau filsafat nilai, yaitu filsafat yang menbahas tentang nilai,
filsafat moral atau etika, filsafat tingkah laku, dan juga tentang
keindahan ( estetika ).
- CABANG FILSAFAT.
→ Cabang – cabang
filsafat yang pokok adalah sebagai berikut :
- Metafisika, yang membahas tentang hal –
hal yang bereksistensi di balik fisis, yang meliputi bidang – bidang : ontology, kosmologi, dan antropologi.
- Epistemologi, berkaitan dengan persoalan
hakikat pengetahuan.
- Metodologi, yang berkaitan dengan
persoalan hakikat metode dalam ilmu pengetahuan.
- Logika, yang berkaitan dengan persoalan
filsafat berfikir, yaitu rumus – rumus dan dalil – dalil berfikir yang
benar.
- Etika, yang berkaitan dengan moralitas,
tingkah laku manusia.
- Estetika, yang berkaitan dengan persoalan
hakikat keindahan.
- ALIRAN FILSAFAT.
→ Aliran – aliran
utama filsafat adalah sebagai berikut :
- Aliran Materialisme,yang mengajarkan bahwa
hakikat realitas kesemestaan, termasuk makhluk hidup dan manusia, ialah
materi.
- Aliran Idealisme/Spritualisme, yang
mengajarkan bahwa ide atau spirit manusia yang menentukan hidup dan
pengertian manusia.
- Aliran Realisme, yang menggambarkan bahwa
ajaran materialis dan idealisme yang bertentangn itu, tidak sesuai debngan
kanyataan. Sesungguhnya, realitas kesemestaan, terutama kehidupan bukanlah
benda ( materi ) semata – mata. Realitas adalah perpaduan benda ( materi
dan jasmaniah ) dengan yang nonmateri ( spiritual, jiwa, dan rohani ).
- PENGERTIAN PANCASILA
SECARA FILSAFAT.
→ Berbicara tentang pengetahuan, kita dapat membedakan dalam 4 (
empat ) macam pengetahuan yaitu :
- Pengetahuan indera,
pengetahuan biasa, knowledge,
- Pengetahuan ilmiah,
pengetahuan ilmu, ilmu pengetahuan, ilmu science.
- Pengetahuan
filsafat/filsafati, filsafat, falsafah.
- Pengetahuan agama, iman,
wahyu.
→ Dalam system filsafat, Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat hidup atau pandangan hidup, yang memberi petunjuk/pedoman/pegangan bagaimana
sikap, tingkah laku, dan perbuatan bangsa, warga negara, Republik Indonesia
yang berdasarkan Pancasila, baik sebagai rakyat biasa, warga negara, atau
sebagai panyelenggara negara.
→ Pancasila adalah filsafat tingkah laku, filsafat moral atau etika
bagi rakyat, warga negara, bangsa, dan Negara Republik Indonesia, sebagai warga
negara maupun sebagai penyelenggara yang baik dan sadar atas hak dan kewajiban
dalam membangun bangsa dan Negara.
- NILAI – NILAI PANCASILA
MENJADI DASAR DAN ARAH KESEIMBANGAN ANTARA HAK DAN KEWAJIBAN ASASI
MANUSIA.
→ Pandangan hidup Pancasila mengakui manusia sebagai “mono – dualistic”, yang berarti
kedudukan manusia sebagai makhluk individual sekaligus makhluk social,
menempatkan hak asasi manusia sekaligus sbg wajib asasi. Kehidupan
masyarakat Pancasila adalah selaras, serasi, dan seimbang dalam hal jasmani dan
rohani.
→ Nilai – nilai yang terkandung dalam Pancasila menjalin hubungan manusia yang melahirkan
keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu :
→ Hubungan Vertikal, yaitu
hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Kuasa, sebagai penjelmaan dari nilai –
nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.
→ Hubungan Horizontal,
yaitu hubungan manusia sesamanya, baik dalam fungsinya sebagai warga
masyarakat, warga bangsa, maupun warga Negara.
→ Hubungan Alamiah,
yaitu hubungan manusia dengan alam sekitarnya yang meliputi hewan,tunbuh –
tumbuhan, dan alam sebagai kekayaannya.
0 Comments:
Post a Comment