Header Ads

23 December 2016

ASMAUL HUSNA Al-Khalik (Maha Pencipta)

ASMAUL HUSNA
Al-Khalik (Maha Pencipta)
Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aqidah Akhlaq Di Madrasah/Sekolah
Dosen Pengampu: Dr. Sangkot Sirait

Disusun Oleh:
Nafisah Pradipta Rahmawati
13410039
No, Presensi: 07
Kelas: IV PAI C

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGUTUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2015
Al-Khalik (لخالق)
Yang Maha Pencipta
Sifat-sifat Allah telah disebutkan dalam Al-Qur’an. Salah satunya adalah Al-Khalik, maksudnya Tuhan yang menciptakan dan memelihara alam semesta. Al-Khalik berarti yang mencipta.[1] Allah menciptakan alam semesta ini yang sebelumnya tidak ada wujudnya. Wujud al-Khalik adalah pasti. Adanya kekuatan Mahadahsyat yang mengatur dan mengendalikan alam semesta dengan sangat rapi. Ia Mahamampu menghidupkan, mematikan, membangun, membinasakan, mengubah, mengembangkan, mengerakkan, mendiamkan, dam melakukan berbagai perbuatan lain.[2]
Walaupun manusia cerdas, tidak akan pernah mampu menciptakan benda apapun dari tidak ada menjadi ada. Manusia hanya mempunyai kemampuan mengolah benda-benda yang sudah ada menjadi benda yang sesuai dengan kebutuhan atau keinginan,  seperti membuat pesawat terbang, peluru kendali dan berbagai penemuan baru sebagai hasil teknologi modern saat ini. Manusia hanya sedikit  menyikap rahasia ciptaan Allah. Jadi, bukanlah mencipta, tetapi hanya merubah bentuk yang ada.[3]
Dalam Al-Qur’an telah dijelaskan bagi orang-orang yang sombong yang mengandalkan kemampuan otaknya, Allah mengatakan dalam firmannya Q.S Al- Hasyr:24
Dialah Allah yang menciptakan, yang mengadakan, yang membentuk rupa, yang mempunyai nama-nama yang paling baik, bertasbih kepada-Nya apa yang ada dilangit dan dibumi. Dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
Di dalam Al-Qur’an juga dijelaskan kepada orang-orang yang ragu agar membaca Q. S. Ar-Rad ayat 16 supaya tidak bergeser keyakinannya kepada selain Allah.
 
Artinya: “Katakanlah (Muhammad), “Siapakah Tuhan langit dan bumi,” katakanlah,“Allah.”Katakanlah,” Pantaskah kamu mengambil pelindung-pelindung selain Allah, padahal mereka tidak kuasa mendatangkan manfaat maupun menolak mudarat bagi dirinya sendiri?”Katakanlah,” Samakah orang yang buta dengan yang dapat melihat? Atau samakah yang gelap dengan yang terang? Apakah mereka menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?” Katakanlah.”Allah adalahPencipta segala sesuatu dan Dia Tuhan Yang Maha Esa, Mahaperkasa”.
Setelah manusia mengimaninya, maka wajib baginya menyempurnakan pemahamannya sesuai dengan yang digariskan oleh syariat agama. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa keyakinan dan kesucian perasaan merupakan sarana terpenting dan mendasar untuk mengenali berbagai pengetahuan yang hak. Perasaan fitrah kita ini menunjukkan perasaan Mahadahyat yang mengendalikan alam semesta. Ini merupakan dalil yang benar atau pasti akan adanya Al-Khalik. Misalnya; Bayi yang baru lahir, fitrahnya akan menyusui kepada Ibunya tanpa belajar dahulu. Salah satu perasaan fitrah manusia ialah pengakuan adanya Al-Khalik pencipta alam semesta dan pengakuan butuh alam raya ini akan ilmu-Nya untuk mengatur segala sesuatu.[4]
Adapun dalil-dalil aqli yang menunjukkan tidak mungkin dimisalkan antara al-Khaliq (Allah) dengan makhluk, maka ini dari beberapa segi:[5]
1.      Dikatakan dalam keadaan apapun antara Khalik dengan makhluk merupakan sesuatu yang tidak mungkin. Seandainya diantara keduanya tidak ada perbedaan, kecuali hanya ada dasar wujudnya, niscaya hal itu sudah cukup. Karena adanya Khalik (pencipta) wajib karena dia adalah azali dan abadi, sedangkan makhluk adalah mungkin, didahului ketiadaan dan diakhiri kefanaan
2.      Kita menemukan perbedaan besar antara Khalik dan makhluk pada sifat-sifat dan perbuatan-perbuatannya. Dalam sifat-sifatnya Allah dapat mendengar semuanya, meskipun ia samar dan jauh.
3.      Kita mengetahui bahwa Allah berbeda dari makhluk-Nya dengan dzatNya. Al-Baqarah: 255.
Allah tidak ada Ilah (yang berhak untuk diibadahi) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat me-melihara keduanya dan Allah Mahatinggi lagi Mahabesar”.
4.      Kita menyaksikan banyak hal pada Khalik yang sama dari segi nama tapi berbeda dari segi substansi.
Ketahuilah Allah menciptakan segala sesuatu di alam semesta ini untuk kebutuhan umat manusia. Semua yang disediakan di bumi dan di langit sangat bermanfaat bagi makhluk hidup. Allah SWT berfirman “Maka apakah mereka tidak memperhatikan langit yang ada di atas mereka, bagaimana kami meninggikan dan menghiasinya, dan langit itu tidak memiliki retak-retak sedikitpun.”(Q.S.Qaaf ayat 6). Allah SWT mengatakan, “Allah lah yang menciptakan 7 langit.”(Q.S. Ath-Thalaq ayat 12).[6] Allah SWT telah menciptakan langit dan telah membuat warnanya yang paling sesuai bagi mata untuk memandangnya serta dapat menguatkan pandangannya. Seorang Raja membuat atap-atap Majelis dengan berbagai ukiran dan hiasan sehingga membuat yang melihatnya senang dan gembira. Namun, jika orang yang melihat itu terus-menerus niscaya ia akan bosan memandanginya. Lain halnya memandang langit dan hiasannya. [7]
Langit merupakan penompang bagi bintang-bintang yang menempel dan juga bagi bulan. Konon dalam langit terdapat sepuluh manfaat: mengurangi kesedihan, mengurangi perasaan was-was, menghilangkan perasaan takut, mengingat Allah, dapat memancarkan pengagungan terhadap Allah di dalam hati, menghilangkan pikiran buruk, memberikan manfaat bagi orang yang hilang semangat, menghibur orang yang sedang rindu, menyenangkan orang-orang yang dicintai, dan kiblat bagi orang- orang yang berdoa.[8]
Ada banyak hikmah yang Allah ciptakan bagi makhluk hidup, antara lain;
1.      Hikmah Penciptaan Matahari
Ketahuilah bahwa Allah AWT menciptakan matahari untuk beberapa hal, di mana tidak ada yang mengetahui  semuanya kecuali hanya allah. Adapun hikmah yang tampak adalah ia menjadikan pergerakan matahari untuk melahirkan malam dan siang di seluruh daerah di muka bumi. Dengan demikian, matahari terus beredar untuk memberi manfaat bagi penduduk bumi dengan berganti-gantinya cahaya dan kegelapan yang saling tolong menolong dan bantu membantu untuk kebaikan dan keseimbangan alam. Hal inilah yang ditunjukan oleh Allah dalam firman-Nya Q.S. Al-Qashash ayat 71 ”Katakanlah, tahukah kalian bagaimana jika Allah menjadikan untuk malam terus menerus sampai hari kiamat?”. Dengan  mendekat dan menjauhnya matahari, musim-musim berjalan dengan teratur, sehingga teraturan pulalah urusan tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan.[9]
2.      Hikmah Penciptaan Bulan Dan Bintang
Allah menjadikan malam agar udara dingin dan untuk ketenangan serta ketentraman, bukan gelap gulita tanpa cahaya sama sekali hingga tidak ada satu pekerjaan yang dapat dilakukan. Ia menciptakan bintang-bintang sebagai hiasan langit serta kesenangan bagi penduduk bumi. Pada bulan terdapat pengetahuan tentang bulan dan tahun-tahun. Itu merupakan manfaat dan nikmat bagi Allah. Allah SWT berfirman dalam Q.S  Al-Furqan ayat 61 ”Mahasuci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan ia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya”.[10]
3.      Hikmah Penciptaan Bumi
Bumi diciptakan Allah dalam keadaan dingin dan kering dalam ukuran tertentu. Allah memudahkan jalan-jalan di muka bumi agar makhluk dapat berpindah-pindah untuk mencari kebutuhan-kebutuhan mereka dan memudahkan bagi orang yang bekerja. Semua ini adalah nikmat-nikmat yang Allah anugrahkan bagi mereka untuk membangun dunia. Hikmah dalam penciptaan bumi adalah tempat di sebelah utara lebih tinggi dari tempat di sebelah selatan agar air dapat mengalir turun di muka bumi, sehingga ia dapat mengairinya dan kemudian pada akhirnya bermuara di laut. Hal ini di karena ia mengetahui apa yang terbaik bagi makhluk-makhluk-Nya, sebagai mana ditunjukkan oleh Allah SWT dengan perkataan-Nya, “Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya dan kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu.” (Q.S. Al-Hijr ayat 21).[11]
4.      Hikmah Penciptaan Laut
Sesungguhnya Allah SWT menciptakan laut dan meluaskannya, karena sangat besar manfaatnya. Maka didalamnya terdapat hewan-hewan yang sangat besar dan jika terlihat di darat, orang mengira sebagai batu karang, gunung atau pulau. Dengan bahtera, orang-orang dapat pindah dari satu daerah ke daerah lain yang tidak dapat mereka capai kecuali dengan menggunakan kapal. Allah juga mengirimkan angin dengan ukuran tertentu dan pada waktu tertentu yang dapat mendorong dan menjalankan kapal dari satu tempat ke tempat lain. Semuanya itu adalah bukti-bukti yang tampak, petunjuk-petunjuk yang saling menguatkan, dan tanda-tanya yang bertutur dalam keadaan nyata, sehingga dapat menerangjan tentang kebesaran penciptaannya serta mengungkap kesempurnaan kekuasaan-Nya. Allah SWT mengatakan dalam surat an-Nahl ayat 14, “Dan Dialah yang menjadikan lautan agar kamu dapat memakan darinya daging yang segar.[12]
5.      Hikmah Penciptaan Air
Keberadaan air segar yang Allah anugrahkan kepada hamba-hamba-Nya yang ada di muka bumi, baik manusia, binatang, maupun tumbuh-tumbuhan yang dapat hidup karena-Nya. Sungguh mengherankan hamba-hamba Allah melupakan nikmat yang begitu besar. Meminum air merupakan suatu hal yang penting agar makanan yang ada di kerongkongan terasa enak dan agar makanan dapat sampai ke tempatnya maka Allah membuat orang yang meminumnya merasa lezat dan memperoleh kenikmatan dan kesenangan. Allah SWT mengatakan dalam surah al-Anbiya’ ayat 30, “Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” Dengan demikian dapat diketahui bahwa Allah menurunkan air untuk memudahkan manusia dalam memperolehnya, karena Allah ingin memakmurkan dunia beserta segala yang ada diatasnya berupa hewan, tumbuhan dan barang tambang serta manfaat lain. Mahasuci Allah yang memberikan anugrah lagi Mahaagung.[13]
6.      Hikmah Penciptaan Udara
Udara itu digerakkan oleh angin.  Dengan pergerakan udara, kebusukan di bumi akan hilang. Begitu juga hujan yang turun berpisah-pisah disebabkan pergerakan udara sehingga ia jatuh kebumi sedikit demi sedikit. Maka, kesempurnaan nikmat Allah dan keagunggan Hikmah-Nya adalah Allah menjadikan udara yang cerah disela-sela hujan?. Dengan demikian hujan dan udara cerah datang silih berganti maka udara akan menjadi sedang. Allah SWT mengatakan; “Tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendakinya dengan suatu ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui keadaan hanba-hamba-Nya lagi Maha melihat; “(QS. Asy-Syura; 27)[14]
7.      Hikmah Penciptaan Api
Sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan api yang merupakan salah satu nikmat-Nya yang terbesar kepada hamba-hambanya. Allah berfirman dalam Q.S. Al-Waqi’ah ayat 71-74 “Maka terangkanlah kepadaku tentang api yang kamu nyalakan. Kamukah yang menjadi kayu itu atau Kamikah yang menjadikannya? Kami menjadikan api itu untuk peringatan dan bahan berguna bagi mufasir di padang pasir. Maka bertasbilah menyebut Tuhanmu Yang Mahabesar”.  Terdapat berbagai manfaat dengan adanya api, yaitu seolah-olah matahari tidak hilang dari ufuk mereka serta dengan api dapat menolak bahaya salju dan angin yang dingin, serta dapat membantu mereka dalam pertempuran-pertempuran dan dalam menyerang benteng-benteng yang tidak dapat dikuasai kecuali bila menggunakan api.[15]
8.      Hikmah Penciptaan Manusia
Allah SWT mengatakan dalam Al-Qur’an Surat Al-Mukminun ayat 12. “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati dari tanah”. Allah menciptakan manusia di dunia ini dan memberi beban ujian dan pilihan pada mereka serta menjadikan mereka berketurunan satu generasi ke generasi berikutnya. Maka perhatikan Allah menciptakan semua ini dari air mani yang sangat sederhana, lalu Allah jadikan tulang belulang tubuh sebagai jisim yang kuat dan keras agar dapat menjadi penyanggah dan tiang bagi tubuh. Dalam ukuran masing-masing tulang-belulang Allah menentukan ukuran yang berbeda-beda dan dalam bentuk yang saling bersesuaian. Tujuan menyebutkan jumlah-jumlah itu adalah untuk menggambarkan bagaimana kebesaran pengaturannya dan penciptaannya. Allah juga memberikan kemuliaan bagi manusia yaitu akal yang dapat mengetahui suatu keindahan. Manusia memiliki akal maka manusia memiliki ilmunya dengan sedikit pengetahuan tentang hakekat bahwa manusia diciptakan oleh pencipta yang teliti. Sungguh dahyat yang diberikan Allah pada manusia hingga manusia diberikan anugrah khusus yaitu mimpi yang dilihatnya dalam tidurnya, yang memberikan gambaran kabar gembira dan peringatan tentang apa yang terjadi dihadapannya.
9.      Hikmah Penciptaan Binatang[16]
Sesungguhnya Allah SWT menciptakan di darat, di laut dan di sungai berupa hewan yang bentunya berbeda-beda. Misal; Allah menciptakan burung yang membuatnya ringan untuk terbang dan menciptakan ikan dapat bernafas di dasar laut. Allah menciptakan binatang  sungguh untuk memberikan manfaat bagi hamba-hamba-Nya sebagai anugrah bagi mereka. Allah SWT berfirman dalam surat al-An’am ayat 38: “Dan tidaklah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya melainkan umat-umat juga seperti kamu. Tiadalah kami alpakan sesuatu pun di dalam Al-Kitab. Kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan”.  Dengan demikian, Allah SWT memberikan pada semua jenis hewan apa-apa yang sesuai untuknya dan menciptakan segala yang membawa kepada lkepentingan dan kehidupannya.[17]
10.  Hikmah Penciptaan Tumbuhan dan Keajaiban-Keajaiban.[18]
Allah memberikan kenikmatan dengan pemandangan yang elok, indah dan bagus yang tidak tertandingi oleh pemandangan-pemandangan lain di muka bumi.  Allah menciptakan bermacam-macam manfaat, makanan, wangi-wangian dan kebutuhan-kebutuhan yang tidak terhitung banyaknya. Seperti menjadikan buah-buahan untuk makanam, jemari untuk makanan binatang, kayu untuk membangun, membuat kapal, dan pekerjaan-pekerjaan lain yang banyak. Hal iyu diumpamakan seorang raja yang ingin  membangun sebuah negeri, itulah hikmah yang Allah ratakan pada semua negeri dan Allah baguskan manusia dengannya. Allah SWT dalam Surah al-Mukminun ayat 20, “Dan pohon kayu keluar dari Thursia (pohon Zasitun) yang menghasilkan minyak dan makanan bagi orang-orang yang makan”. Dengan demikian, pada pohon-pohon Allah titipkan manfaat-manfaat yang tak terhingga dan berbeda-beda pengaruhnya.
Implikasi Sikap Individu Terhadap Ciptaan Allah
Alam semesta yang diciptakan Allah sungguh luar biasa hebat hingga manusia mana pun tak bisa menandinggi Kekuatan atau Kekuasaan yang Allah ciptakan ini. Allah menciptakan isi di jagat raya ini sangat beranekaragam. Banyak planet-planet yang di ciptakan Allah, salah satunya Planet bumi yang di tinggali setiap insan manusia, tumbuhan dan hewan. Di bumi sangat berbeda dengan bulan maupun tata surya yang lain. Allah menciptakan dengan sangat berbeda-beda dan sanagt unik. Sebab, Allah menciptakan sesuai kebutuhan manusia dengan kadar tertentu.
Dalam kehidupan di bumi, Allah menciptakan manusia berbangsa-bangsa berkaum-kaum agar manusia satu dengan manusia yang lain saling mengenal satu sama lain. Namun, banyak manusia yang tidak bisa menjaga hawa nafsunya sehingga terjadi banyak perpecahan dan kehancuran yang dibuatnya sendiri. Seharusnya, kita bersyukur pada sang pencipta telah diciptakan manusia yang beranekaragam yang dapat membuat pengetahuan kita luas dan mengetahui kekuasaan yang luar biasa, dapat bertoleransi serta dapat menjaga perbedaan diantara satu orang dengan orang lain agar tetap dalam persatuan. Persatuan ada lambang yang menyimbolkan suatu kelompok. Namun, lambang hanya simbol bukan menjamin persatuan dan kesatuan. Maka, kita perlu kesadaran untuk membangun persatuan itu, kita perlu menyakini bahwa perbedaan itu adalah rahmat yang diberikan oleh Allah SWT, bukan hanya itu saja tetapi perlunya sikap saling menghargai perbedaan dan perbedaan itu dijadikan sebagai kekuatan untuk membangun persatuan. Walaupun, nanti kita tidak bisa bersikap menghargai setidaknya kita dapat membantu menjaga keamanan di bumi dan tidak membuat perselisihan.
Sungguh luar biasa, Allah menciptakan kehidupan ini dengan sangat rapi. Ciptaan Allah sanagat terbentang di seluruh alam dan jagat raya, tetapi manusia hanya dapat mengolahnya menjadi benda-benda atau barang-barang sesuai kebutuhan sebab manusia tak bisa menciptakan tapi mengolahnya. Sebagai seorang yang beriman bahwa Allah itu memang benar-benar ada. Kita wajib bersyukur oleh-NYA. Pemberian Allah setiap manusia memang sesuai dengan kadar masing-masing. Allah menjadikan manusia berpasang-pasang dan juga menjadikan langit tegak diatasnya tanpa penyangga yang terdapat bintang-bintang, planet-planet, bulan dan tata surya lain. Subhanallah,  dahsyat sekali kekuasaan Allah yang dapat di lihat oleh setiap insan manusia yang menyadarinya bahwa Allah memang benar-benar ada serta indahnya kota ini yang dihiasi langit yang terbentang luas dsn ditaburi bintang-bintang yang berkilauan dan bulan yang bersinar yang dapat menyinari bumi hingga malam tidak menjadi gelap serta udara malam yang menjadi dingin membuat suasana hati menjadi tenang.
Kekuasaan Allah juga bisa di lihat pada pagi hari, ketika matahari terbit dari barat hingga tengelam dari timur. Ilmu akal tidak akan bisa menerima begitu mudah tapi dengan adanya hati yang menyakini bahwa Allah itu ada maka kita percaya bahwa Allah dapat menegakkan langit tanpa penyangga dan mengatur dunia ini sesuai ukuran dan kebutuhan manusia. Jika, Allah tidak menjadikan malam tumbuhan, hewan dan manusia tidak akan hidup dalam ketenangan atau teratur dan bumi akan terbakar. Sebab hampir semua hewan pada pagi hingga sore bekerja mencari makan dan  malamnya beristirahat, Tumbuhan dari siang mendapat sinar matahari melakukan fotosintesis sedangkan manusia pagi hingga sore bekerja mencari nafkah dan malamnya tidur untuk mengembalikan energi tubuh yang hilang. Dengan demikian, kita diwajibkan bersyukur atas kelimpahan dan kebutuhan yang diberikan Allah kepada manusia. Tidak hanya bersyukur-bersyukur dan bersyukur, tetapi kita harus menjaga dan memeliharanya denagn baik tidak merusak dan tidak membuat ketidakseimbangan ekosistem di bumi. Sehingga tidak menjadikan kerugian bagi manusia dan itu dimulai dari diri sendiri, seperti membuang kertas pada tempat sampah, menebang pohon tidak sembarangan, dan kita harus bisa menghijaukan bumi agar seimbang ekosistemnya. Jadi dapat dikatakan Allah menciptakan bumi sebagai tempat tinggal manusia sesuai dengan kadar ukurannya dan langit serta isinya sebagai salah satu tanda kebesaran Allah,maka patut bagi manusia terutama kita menjaga bumi dan langit agar ekosistemnya tetap seimbang dan indah atau asri.

Kesimpulan
Dapat disimpulkan dalam pembahasan di atas, bahwa Al-Khalik merupakan penciptaan alam semesta yang sebelumnya tidak ada wujudnya. Allah menciptakan alam semesta untuk mengatur dan mengendalikan kehidupan manusia dengan sangat rapi. Dengan begitu sungguh dahyat kekuasaan Allah, tak akan ada yang melebihi kekuatan dan kekuasaan Allah. Walaupun manusia sendiri memiliki kecerdasan. Karena kecerdasan itu diberikan oleh Allah. Seperti halnya, Allah SWT menciptakan akal dan menyempurnakan dengan wahyu sebagai petunjuk baginya. Untuk memikirkan ciptaan Allah serta mengambil hikmah pelajaran dari keajaiban yang Allah titipkan pada ciptaan-Nya berdasarkan firman-Nya Surah Yunus ayat 101,
Artinya: “Katakanlah, Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi!”Tidaklah bermanfaat tanda-tanda (kebesaran Allah) dan Rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang yang tidak beriman”.



DAFTAR PUSTAKA
Al-Ghazali, Abu Hamid bin Muhammad, 1998. Hikmah penciptaan Makhluk. Jakarta:
       Lentera.
Al-Utsaimin, Syaikh Muhammad Bin Shahih dan Syaikh Fahd bin Nashir Bin Ibrahim As
       Sulaiman, 2012. Buku Induk Akidah Islam. Jakarta: Darul Haq.
Arifin, Bey, 1994. Mengenal Tuhan. Surabaya: PT  Bina Ilmu.
Habanakah, Abdurrahman, 1992. Pokok-pokok Akidah Islam. Jakarta: Gema Insani Press.
Hasan , M. Ali, 1997. Memahami dan meneladani asmaul husna. Jakarta: Raja Grafindo
       Persada.



[1] Bey Arifin. Mengenal Tuhan. (Surabaya: PT  Bina Ilmu, 1994), hal. 300
[2] Abdurrahman Habanakah. Pokok-pokok Akidah Islam. (Jakarta: Gema Insani Press, 1992), hal. 81
[3] M. Ali Hasan. Memahami dan meneladani asmaul husna. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997), hal. 86
[4] Abdurrahman Habanakah. Pokok-pokok Akidah Islam. (Jakarta: Gema Insani Press, 1992), hal. 82-83
[5] Syaikh Muhammad Bin Shahih Al-Utsaimin dan Syaikh Fahd bin Nashir Bin Ibrahim As-Sulaiman. Buku Induk Akidah Islam. (Jakarta: Darul Haq, 2012) hal. 137-138
[6] Abu Hamid bin Muhammad al-Ghazali. Hikmah penciptaan Makhluk.(Jakarta: Lentera, 1998), hal. 30
[7] Ibid, hal. 31
[8] Ibid, hal. 32-33
[9] Ibid, hal. 34-36
[10] Ibid, hal.41-42
[11] Ibid, hal. 47-55
[12] Ibid, hal. 56-60
[13] Ibid, hal. 61-63
[14] Ibid, hal.64-68
[15] Ibid, hal. 69-71
[16] Ibid, hal. 73
[17] Ibid, hal. 127
[18] Ibid, hal. 162

0 Comments:

Post a Comment