Header Ads

23 December 2016

Hari Akhir

1.      Pengertian Hari Akhir
Mempercayai datangnya hari kiamat merupakan rukun iman yang kelima. Menurut agama islam, kiamat merupakan hari yang sangat dahsyat, di mana Allah menakdirkan terjadinya kehancuran total seluruh alam atas kehendak-Nya sendiri.[1] sehingga dapat dikatakan iman kepada  hari akhir atau hari kiamat adalah meyakini adanya kehidupan yang kekal abadi setelah hancurnya alam semesta ini dan manusia akan mendapat balasan yang seadil-adilnya tentang amal yang telah dilakukan sewaktu di dunia. Jadi dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan hari akhirat ialah hari-hari semenjak terjadinya qiamat, sesudah itu manusia dibangkitkan kembali dan dikumpulkan di mahsyar, kemudian diadili dan akhirnya ditempatkan di dalam syurga atau neraka – hari-hari hidup yang kedua kalinya.[2]
Menurut dari sumber yang lain hari akhir memiliki dua konteks makna[3] :
a.       Untuk konteks semua manusia: hari akhir terjadi saat tiupan sangkakala yang kedua. Tiupan yang menentukan apakah manusia masuk ke surga atau neraka. Ada juga makna hari akhir dalam konteks sebagian orang, yaitu mereka yang melihat matahari dan mereka sendiri masih hidup. Berarti kiamat terjadi ketika sangkakala ditiup pada tiupan pertama.
b.      Untuk konteks individu: hari akhir terjadi ketika sakaratulmaut sampai seseorang masuk ke surga atau neraka. Orang yang mati akan mengalami kiamatnya sendiri, dan dia masuk ke hukum akhirat.
Tentang kapan datangnya hari kiamat, tidak ada yang dapat mengetahuinya termasuk Nabi dan Rasul kecuali hanyalah Allah swt.   Hari akhir sama dengan hari kiamat. Para Ulama’ membagi kiamat menjadi dua macam, yaitu kiamat sugra dan kiamat kubra.
a.       Kiamat Sugra, adalah kiamat kecil yang sering terjadi dalam kehidupan manusia, yaitu kematian[4] dan terjadinya bencana alam seperti gempa bumi, gunung meletus, banjir dan sebagainya. Setelah mati, ruh seseorang akan berada di alam barzah atau alam kubur yang merupakan alam antara dunia dan akhirat. Setiap mahluk yang hidup akan menemui kematian. Binatang- binatang akan mati setelah masa hidupnya selesai. Tumbuh- tumbuhan juga akan mengalami hal yang sama, demikian juga manusia. Hal itu seperti yang di jelaskan Allah dalam surah Ali Imran Ayat 185,“ Tiap –tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa di jauhakan dari neraka dan di  masukan ke dalam surga, maka sesungguhnya ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanya kesenangan yang memberdayakan.”
Kematian adalah terpisahnya antara jasmani dan rohani. Jasmani kembali ke asala yakni tanah. Dan rohan kembali kealam kubur (alam Barzah). Alam kubur adalah alam tempat hidup umat manusia setelah mati sampai mereka kembali di bangkitkan oleh Allah dan tiba waktunya hari perhitungan atas amal perbuatan mereka ketika di dunia. Ada dua kelompok manusia di Alam barzah, yaitu :
1)      Kelompok yang memperoleh kenikmatan dan rida Allah SWT adalah kelompok orang mukmin yang saleh. Ia akan bisa menjawab semua pertanyaan yang diajukan dengan baik tanpa ada rasa takut dan gentar. Kemudian Allah SWT, memperlihatkan kepadanya salah satu pintu surga tempat tinggalnya nanti yang penuh dengan kebahagiaan dan kenikmatan.
2)      Kelompok yang memperoleh murka dari Allaw SWT adalah kelompok orang –orang yang kafir . Ia mendengar segala pertanyaan malaikat Mungkar dan malaikat Nangkir itu, tetapi ia tidak bisa menjawabnya. Kemudian AllahSWT, memperlihatkan kepadanya salah satu pintu neraka dengan berbagai macam siksaan.
b.      Kiamat Kubra ( kiamat besar) adalah kiamat yang mengakhiri kehidupan dunia, karena hancurnya alam semesta beserta isinya.[5] Keadaan alam semesta dan segala isinya pada waktu terjadi kiamat banyak di jelaskan Allah dalam Al-Quran. Kapankah terjadinya hari kiamar kubra itu ? Hanya Allah saja yang mengetahui. Tidak ada satu mahluk pun yang mengetahuinya termasuk para malaikat Allah. Setelah kiamat kubra terjadi maka malaikat Israfil akan meniup sangkakala untuk yang kedua kalinya. Hal ini pertanda Allah akan membangkitkan dan menghidupkan kembali manusia yang paling akhir yang hidup du muka bumi akan bangkitnya dari alam kubur. Peristiwa ini di namakan Yaumul ba’ast.
Kapan terjadinya hari kiamat hanya Allah yang tahu, tidak ada satu makhlukpun yang dapat mengetahui secara pasti kapan kiamat terjadi (QS. Thoha : 15)
Berikut dalil yang menjelaskan adanya hari akhir Yakni:
1)      Surat An-Naml Ayat 87
“ Dan (ingatlah) hari (ketika) di tiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang ada di bumi, di langit dan segala yang ada di bumi, kecuali siapa yang di kehendaki Allah SWT. Dan semua akan datang menghadap-Nya dengan merendahkan Diri.”
2)      Surat Al-Infitar ayat 1-3
“Apabila langit terbelah , dan bintang- bintang jatuh berserakan, dan apabila lautan di jadikan meluap”
3)      Sutat Al- Muzzamil ayat 14
“Pada haribumi dan gunung-gunung bergoncangan, dna menjadikan gunung-gunung itu tumpukan- tumpukan pasir yang berterbangan”.
2.      Tanda-tanda hari akhir
Tanda-tanda hari kiamat diterangkan oleh Rasulullah saw dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syibah, Muslim dan Turmudzi. Tanda-tanda hari kiamat adalah sebagai berikut [6]:
a.       Tanda-tanda yang kecil, antara lain :
1)      Munculnya nabi muhammad saw dan wafatnya.
2)      Waktu akan berlalu lebih cepat
3)      Padang gurun arab berubah menjadi hijau
4)      Ilmu agama dianggap tidak penting
5)      Perzinaan, minuman keras, fitnah, pencurian, penipuan, pembuhan meraja rela dimana mana.
6)      Jumlah wanita lebih banyak daripada laki-laki dengan perbandingan 50:1
7)      Banyak terjadi gempa bumi / musibah / bencana alam
8)      Lahirnya dajjal (tukang dusta) yang mengaku dirinya utusan allah swt
9)      Adanya dua golongan besar yang saling membunuh, tetapi sama-sama mengaaku dirinya memperjuangkan agama islam.
10)  Fitnah muncul di mana- mana
11)  Banyak manusia yang menginginkan dirinya mati.
b.      Tanda-tanda yang besar , antara lain :
1)      Matahari terbit dari barat
2)      Munculnya binatang ajaib yang dapat berbicara
3)      Keluarnya dajjal
4)      Turunnya Isa Almasih dari surga dan berdoa di belakang Imam Mahdi
5)      Rusaknya Ka’bah dengan sendirinya
6)      Seluruh manusia menjadi kafir dan lenyapnya Al- Qur’an
7)      Berkuasanya Bangsa Ya’juj dan Ma’juj di muka bumi.
3.      Gambaran hari kiamat menurut Al- Qur’an
a.       Datangnya hari kiamat ditandai dengan tiupan sang sakala. ( Q.S.An- Naml : 87)
b.      Bumi digoncangkan sekuat kuatnya hingga mengeluar kan isi yang dikandungnya  (QS. Al- Zalzalah : 1 – 5)
c.       Gunung-gunung kemudian pecah berterbangan menjadi pasir  (QS. Al-  Haqqah : 14)
d.      Matahari di gulung, bintang-bintang berjatuhan dan laut meluap. (QS. Al- Infithor : 1 – 3)
e.       Manusia tidak dapat menolong manusia lainnya, bahkan seorang ayah terhadap anaknya sendiri. (QS. Lukman : 33)
4.      Fungsi Iman Kepada Hari Kiamat
a.       Menjadikan manusia bersikap hati-hati dalam hidup di dunia sehingga akan selalu taat kepada petunjuk-petunjuk agama dan membatasi diri terhadap kesenangan hidup di dunia.
b.      Berusaha menjadi manusia yang baik selama hidup di dunia, yakni berbakti kepada Allah swt, orang tua, dan berbuat baik terhadap sesama manusia.
c.       Menyadarkan manusia akan adanya hari akhir sebagai kehidupan yang hakiki bagi manusia.
d.      Menyadarkan manusia bahwa kehidupan di hari akhir adalah tujuan setiap manusia yang hidup di dunia.
e.       Mendorong manusia untuk memperbanyak amal sholeh dan meninggalkan segala larangan-larang-Nya.
5.      Hikmah Beriman Kepada Hari Akhir
Kalau kita perhatikan gaya hidup orang Korea atau orang Barat, mereka biasa saja melakukan hal-hal yang menurut kita adalah perbuatan dosa, yang kalau diteliti lebih dalam keajaran agama mereka juga merupakan perbuatan dosa atau hal yang tidak baik. Kalau ditanya apakah tidak takut balasan nanti hidup setelah mati (di akhirat)? Mereka akan mengatakan, "Hidup hanya sekali saja. Nikmatilah...". Persis seperti yang difirmankan Allah SWT :
"Dan mereka berkata: "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa", dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja." (QS 45:24)
"tidak ada kematian selain kematian di dunia ini. Dan kami sekali-kali tidak akan dibangkitkan," (QS 44:35)
Namun yang menyedihkan adalah ada sebagian kaum muslimin yang ikut-ikutan cara pandang mereka itu. Padahal sebagai orang beriman seharusnya meyakini adanya hari akhirat, sebagaimana firman Allah SWT:
"dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Qur’an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat." (QS 2:4)
Keyakinan kepada hari akhirat akan memberikan beberapa hikmah kepada orang yang mengimaninya, sebagai berikut :[7]
a.       Tidak akan meniru pola hidup orang kafir (yang tidak beriman).
"Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak di dalam negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahanam; dan Jahanam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya." (QS.3:196-197)
Allah SWT telah memperingatkan kita supaya tidak terpedaya dan ikut-ikutan gaya hidup orang kafir, yang penuh dengan kebebasan (foya-foya, dugem, mabok, free sex, dll). Itu adalah kesenangan sementara saja, selama hidup didunia. Tetapi akibatnya ditanggung selama-lamanya didalam neraka jahanam. Naudzubillahi min dzaalik.
b.      Selalu beramal sholeh dan meningkatkan ketakwaan.
Orang yang beriman dengan adanya hari akhir yakin dan mengharap akan bertemu dengan Allah, oleh karena itu dia akan selalu berusaha beramal sholeh dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Sehingga ketika menemui-Nya dalam keadaan siap.
"... Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman." (QS 2:223)
"... Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya". (QS 18:110)
c.       Selalu berbuat baik dan benar.
Orang yang beriman kepada hari akhir akan selalu berbuat baik dan benar dalam hidupnya.
"Dan takutlah kamu kepada suatu hari di waktu seseorang tidak dapat menggantikan seseorang lain sedikit pun dan tidak akan diterima suatu tebusan daripadanya dan tidak akan memberi manfaat sesuatu syafaat kepadanya dan tidak (pula) mereka akan ditolong." (QS 2:123)
Mengapa harus baik dan benar? Karena perbuatan baik belum tentu benar, tetapi perbuatan benar sudah pasti baik. Misalnya, perbuatan menolong orang adalah baik, tetapi belum tentu benar. Menolong orang dalam rangka apa? Apakah menolong dalam rangka kebaikan dan takwa, atau dalam rangka dosa. Menolong orang berbuat dosa atau jahat adalah tidak benar dan tidak dibenarkan dalam Islam.
"... Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya." (QS 5:2)
Bukan hanya harus melakukan perbuatan baik dan benar, perkataan pun harus baik dan benar, sebagaimana sabda Rasulullah saw:
"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia berhata benar atau diam." (HR Bukhari dan Muslim)
d.      Mau berjihad dijalan Allah dengan jiwa dan harta.
Berjihad bagi orang yang beriman kepada hari akhir adalah sebuah kemestian, karena jihad dengan jiwa dan harta merupakan jual beli seorang mukmin dengan Allah, serta merupakan pembenaran atas keimanannya.
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar." (QS 9:111)
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar." (QS 49:15)
e.       Tidak bakhil (kikir) dalam berinfaq.
Ketika seseorang beriman kepada hari akhir, ia akan selalu berinfak dijalan Allah dengan tidak kikir. Karena ia tahu akibat kikir terhadap hartanya itu dikemudian hari, serta ia tahu pahala yang berlipat ganda yang diterimanya bila ia berinfak dijalan Allah SWT.
"Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS 3:180)
"Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya, dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya, sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah. Dan tahukah kamu apa Huthamah itu? (yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan, yang (membakar) sampai ke hati. Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka, (sedang "mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang." (QS 104:1-9)
"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati." (QS 2:261-262)
f.       Memiliki kesabaran dalam kebenaran dan ketika tertimpa musibah.
Ketika keimanan kepada hari akhir tertanam dalam hati, maka orang itu akan selalu sabar dalam kebaikan dan dalam keadaan apapun. Meskipun musibah menimpa dirinya, ia akan tetap sabar bahkan meningkatkan kesabarannya.
"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung." (QS 3:200)
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun." (QS 2:155-156)
Ia tahu bahwa dunia ini hanya sementara, semua akan mati. Penderitaan didunia hanyalah sementara, segala sesuatu akan disempurnakan diakhirat nanti, sebagaimana firman Allah SWT:
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan." (QS 3:185)

























6.      IMPLIKASI
Iman kepada Hari Akhir  dan pembalasan merupakan bagian dari ideologi agama yang mampu membantu manusia untuk menghindari perbuatan dosa. Arti dari iman kepada Ma'ad (Hari Akhir) adalah keyakinan bahwa setelah mati, manusia dengan izin Tuhan akan dibangkitkan kembali dan menghadapi pengadilan Ilahi. Kitab catatan perbuatan manusia dibentangkan dihadapan mereka. Manusia saat itu akan menyaksikan seluruh perbuatan baik dan buruknya, yang besar maupun kecil sepanjang hidupnya. 
Allamah Tabatabai, filosof dan ahli tafsir Iran terkait hal ini mengatakan,"Manusia yang meyakini Hari Akhir senantiasa menyadari bahwa setiap perbuatannya di bawah pengawasan Tuhan Yang Maha Mengetahui. Ia mengetahui bahwa suatu hari akan datang saat di mana seluruh amal perbuatannya diperhitungkan dengan adil. Keyakinan akan proses pengadilan yang adil ini tidak akan mampu dilakukan oleh ratusan ribu polisi maupun agen rahasia, kerena mereka ini melakukan pekerjaan dari luar, namun pengawasan Tuhan adalah kontrol internal di mana tidak ada sesuatu yang tersembunyi dari pengawasannya."
Ketika seseorang meyakini akan hari akhir dan memandang dirinya harus bertanggung jawab nanti dihadapan Tuhan, ia senantiasa akan menjaga setiap amal perbuatannya. Dalam kondisi seperti ini ia tidak membutuhkan polisi untuk mengawasi setiap tindakannya. Perbuatan terang-terangan atau rahasia baginya sama saja dan ia selalu menjaga hak masyarakat demi kerelaan Tuhan  serta tidak melampaui hak dalam bertindak.[8]
Manusia yang beriman kepada Hari Akhir memiliki kemampuan untuk mengontrol berbagai kecenderungan negatif seperti egoisme, cinta harta, kekuasaan, hawa nafsu dan rasa marah. Sosok seperti ini melewati masa-masa sensitif kehidupannya dengan mengingat Hari Kiamat. Kepercayaan seperti ini akan memberinya keberanian dan rela berkorban, sehingga terciptalah pribadi yang meyakini syahadah sebagai puncak kemuliaan serta tujuan suci kehidupan.[9] Dari kecenderungan negatif tersebut salah satunya dapat kita jelaskan seperti menghindari sifat cinta dunia dan harta secara beriebihan.
Cinta dunia dan harta secara berlebihan dihindari oleh orang yang beriman kepada hari akhir. Cinta dunia dan harta secara berlebihan bukanlah sikap seseorang yang beriman kepada hari akhir. Seseorang yang dikaruniai harta akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak. Oleh karena itu, seseorang yang beriman dan dikaruniai harta berlebih akan mempergunakan hartanya tersebut di jalan-Nya, la akan membelanjakan hartanya di jalan yang diridai Allah. Membantu fakir miskin, membantu pembangunan masjid, madrasah, rumah sakit, dan kegiatan lain yang diridai Allah swt.
Seseorang yang beriman dapat meneladani sikap Usman bin Affan, Abu Bakar, dan Umar bin Khattab. Mereka mengabdikan diri dan seluruh kekayaannya di jalan yang diridai Allah swt. Suatu contoh yang patut ditiru dan diteladani dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, seseorang yang dikaruniai harta dilarang bersikap boros atau kikir.
Ingatlah kembali kisah Qarun. Tahukah Anda siapakah Qarun itu? Ya, seorang kaya raya yang hidup pada masa Nabi Musa a.s. Qarun dikaruniai harta yang melimpah. Akan tetapi, ia tidak pernah bersyukur kepada Allah atas nikmat yang diterimanya. la beranggapan bahwa hartanya adalah mutlak miliknya tanpa ada campur tangan Allah swt. la enggan mengeluarkan zakat atau membantu fakir miskin. Harta yang dititipkan kepadanya hanya ditumpuk dan terus ditumpuk. Akhirnya, Qarun beserta harta benda yang dicintainya lenyap ditelan bumi.
Pelajaran berharga dapat ditarik dari kisah Qarun. Harta yang sangat banyak tidak bermanfaat jika tidak dibelanjakan di jalan-Nya. Qarun menjadi orang yang kikir dan tidak melaksanakan perintah-Nya. Akhirnya, Qarun meninggal dunia bersama harta yang dicintainya, Harta yang saat ini mungkin kita banggakan hanya titipan Allah swt. Dia berhak untuk mengambilnya kapan saja. Ingatlah bahwa harta yang bermanfaat adalah harta yang dibelanjakan di jalan yang diridai-Nya. Oleh karena itu, jika dikaruniai kelebihan harta, jangan sampai harta tersebut melenakan Anda dari mengingat Allah swt.[10]




[1] Ade Fatoni, Rukun Iman dan Islam, hlm. 160
[2] Drs. Syahminan Zaini, Kuliah Aqidah Islam, hlm. 298
[3] Ibn Katsir, al-Nihayah fi al-Fitani wa al-Malahimi, dan Asyrath al-Saati karangan wabil, hlm. 74 dalam Dr. Abdul Muhsin al-Muthairi, Buku Pintar Hari Akhirat, hlm. 9
[4] Ade Fatoni, Rukun Iman dan Islam, hlm. 176
[5] Ibid., hlm 176
[6] Ade Fatoni, Rukun Iman dan Islam, hlm. 177-180 dan Drs. Syahminan Zaini, Kuliah Aqidah Islam, hlm. 313-314
[7] Ade Fatoni, Rukun Iman dan Islam, hlm. 202-207
[9] Ibid.,
[10] http://manfaat-pengetahuan.blogspot.com/2014/07/perilaku-yang-mencerminkan-iman-kepada.html

0 Comments:

Post a Comment