Perkembangan Kognitif pada masa bayi
Menurut
Piaget, perkembangan pemikiran dibagi ke dalam empat tahap yang secara
kualitatif sangat berbeda: sensoris motorik, praoperasional, operasional
konkret, dan operasional formal. Disini yang dibahas kita adalah pada tahap
yang menandai pemikiran bayi, yaitu tahap sensoris-motorik.
Tahap
Perkembangan Sensoris-Motorik
Tahap sensorik
motorik Piaget berlangsung dari kelahiran hingga kira-kira usia 2 tahun, sama
dengan periode masa bayi. Selama masa ini, perkembangan mental ditandai oleh
kemajuan yang besar dalam kemampuan bayi
untuk mengorganisasikan dan mengkoordinasikan sensasi melalui gerakan-gerakan
dan tindakan-tindakan fisik, oleh karena itu namanya sensoris motorik.
Pada permulaan
tahap sensoris-motorik, bayi memiliki lebih dari sekedar refleks yang
digunakannya untuk bekerja. Pada akhir tahap ini, anak berusia 2 tahun memiliki
pola-pola sensoris-motorik yang kompleks dan mulai berkomunikasi dengan suatu
sistem simbol yang primitif. Tidak seperti tahap-tahap lain, tahap
sensoris-motorik dibagi lagi kedalam subtahap, yang masing-masing meliputi
perubahan-perubahan kualitatif tahapan organisasi sensoris-motorik. [1] Subtahap
perkembangan sensoris-motorik adalah:
a.
Refleks sederhana (simple reflexes)
Ialah subtahap sensoris-motorik
pertama Piaget, yang terjadi pada bulan
pertama setelah kelahiran. Pada subtahap ini, alat dasar koordinasi sensasi dan
aksi ialah melalui perilaku refleksif, seperti mencari dan mengisap, yang
dimiliki bayi sejak kelahiran. Pada subtahap 1, bayi melatih seluruh refleks
ini. Yang lebih penting bayi mengembangkan suatu kemampuan untuk menghasilkan
perilaku yang menyerupai refleks dalam ketiadaan rangsang refleksif yang jelas.
b.
Kebiasaan-kebiasaan pertama dan
reaksi sirkuler primer
Ialah subtahap sensoris-motorik
yang kedua Piaget, yang berkembang antara usia 1 sampai 4 bulan. Pada subtahap
ini, bayi belajar mengkoordinasikan sensasi dan tipe skema atau struktur-
yaitu, kebiasaan-kebiasaan dan reaksi-reaksi sirkuler primer. Suatu kebiasaan
adalah suatu skema yang didasarkan atas satu refleks yang sederhana, seperti
mengisap, yang sama sekali telah menjadi terpisah dari rangsangan yang
mendatangkannya. Misalnya, seorang bayi pada subtahap 1 akan menghispa bila
secara oral dirangsang oleh suatu botol atau bila secara visual diperlihatkan
botol, tetapi seorang bayi pada subtahap 2 dapat melatih skema isapan bahkan
bila tidak ada botol muncul.
Reaksi sirkuler primer ialah suatu
skema yang didasarkan pada usaha bayi untuk memproduksi suatu peristiwa yang
menarik atau menyenangkan yang pada mulanya terjadi secara kebetulan. Dalam
suatu contoh Piaget yang populer, seorang anak secara kebetulan mengisap
jarinya ketika jarinya ditempatkan di dekat mulutnya, kemudian ia mencari
jarinya untuk dihisap lagi, tetapi jari “tidak bekerja sama” dalam pencarian
karena bayi tidak dapat mengkoordinasikan tindakan visual dan tindakan manual. Dalam
tahap ini bayi mengulang-ulang kebiasaan dan reaksi itu dengan cara yang sama
setiap saat. Tubuh bayi itu sendiri merupakan pusat perhatian dan tidak ada
unsur-unsur lain dari luar lingkungan bayi.
c.
Reaksi sirkuler sekunder
Ialah subtahap sensoris-motorik
yang ketiga Piaget, yang berkembang antara usia 4 sampai 8 bulan. Pada subtahap
ini bayi semakin berorientasi atau berfokus pada benda di dunia, yang bergerak
di dalam keasyikan dengan diri sendiri dalam interaksi sensoris-motorik.
Kesempatan menggoyang-goyangkan
suatu mainan bayi yang bunyi kertak-kertak misalnya, dapat menakjubkan bayi,
dan bayi akan mengulangi tindakan ini dalam rangka mengalami ketakjuban. Bayi meniru beberapa tindakan sederhana orang
lain, seperti berbicara atau menarik orang dewasa, dan beberapa gerakan fisik.
Akan tetapi, imitasi ini terbatas pada tindakan-tindakan yang sudah dapat
dihasilkan oleh bayi itu. Walaupun diarahkan kepada benda-benda di dunia, skema
bayi kekurangan suatu kualitas yang direncanakan atau di sengaja, yang
diarahkan kepada tujuan.
d.
Koordinasi reaksi sirkuler sekunder
Ialah subtahap sensoris-motorik
yang keempat Piaget, yang berkembang antara usia 8 sampai 12 bulan. Pada
subtahap ini, beberapa perubahan yang signifikan berlangsung yang meliputi
koordinasi skema dan kesengajaan. Bayi dapat mengkombinasikan dan
mengkombinasikan ulang skema yang telah dipelajari sebelumnya dengan cara yang
terkoordinasi. Bayi dapat melihat pada suatu benda dan memegangnya secara
serentak, atau secara visual memeriksa suatu mainan, seperti mainan bayi yang
kalau digoyang-goyangkan menghasilkan bunyi kertak-kertak, dan menyentuhnya
secara serentak dalam “ penjelajahan” sentuhan yang jelas. tindakan-tindakannya
kini bahkan lebih terarah diluar dirinya dibandingkan dengan sebelumnya.
e.
Reaksi sirkuler tersier, pencarian,
dan keingintahuan
Ialah subtahap sensoris-motorik
yang kelima Piaget, yang berkembang antara usia 12 sampai 18 bulan. Pada subtahap ini, bayi semakin tergugah
minatnya oleh berbagai hal yang ada pada benda-benda itu dan oleh banyaknya hal
yang dapat mereka lakukan pada benda-benda itu. Balok dapat di buat jatuh,
berputar, menabrak benda lain, beputar-putar diatas tanah, dan lain-lain. Reaksi
sirkuler tersier adalah skema dimana bayi dengan tujuan tertentu menjelajahi
kemungkinan-kemungkinan baru pada benda-benda dan terus-menerus mengubah apa
yang dilakukan terhadap benda-benda itu dan mengamati hasilnya. Piaget mengatakan
bahwa tahap ini menandai titik awal perkembangan bagi keingintahuan dan minat
manusia pada sesuatu yang baru. Pada bab ini, reaksi-reaksi sirkuler yang
terjadi pada tahap sebelumnya lebih diarahkan secara eksklusif untuk
memproduksi peristiwa-peristiwa yang dialami bayi, tanpa ada imitasi
tindakan-tinadakan baru, yang baru mulai terjadi pada subtahap 4.
f.
Internalisasi skema
Ialah subtahap sensoris-motorik
yang keenam Piaget, yang berkembang antara usia 18 - 24 bulan. Pada subtahap
ini fungsi mental bayi berubah dari suatu taraf sensoris-motorik murni menjadi
suatu taraf simbolis, dan bayi mulai mengembangkan kemampuan untuk menggunakan
simbol-simbol primitif. Bagi Piaget, simbol ialah representasi peristiwa yang
dialami bayi melalui sensoris gambar atau kata yang terinternalisasi dalam
dirinya. Simbol-simbol primitif memungkinkan bayi memikirkan
peristiwa-peristiwa konkret tanpa secara langsung melakukan atau melihatnya.
Selain itu, simbol memungkinkan bayi untuk memanipulasi dan mentransformasikan peristiwa-peristiwa
yang ditampilkan dengan cara sederhana. Dalam suatu contoh yang disenangi
Piaget, putri kecil Piagt melihat suatu kotak korek api sedang dibuka dan
ditutup, suatu hari kemudian, ia meniru peristiwa itu dengan membuka dan
menutup mulutnya. Ini merupakan ekspresi yang jelas tentang gambarannya
terhadap peristiwa itu. Pada contoh lain, seorang anak membuka pintu
pelan-pelan agar setumpuk kertas yang diletakkan
diatas lantai tidak terbang kemana-mana. Dengan jelas anak memiliki suatu
gambaran atas kertas yang belum pernah ia lihat sebelumnya dan apa yang akan
terjadi pada kertas itu bila pintu dibuka dengan cepat. Walaupun begitu, para
ahli perkembangan masih memperdebatkan apakah anak berusia 2 tahun benar-benar
memiliki gambaran urutan peristiwa semacam itu dalam pikiran mereka.[2]
0 Comments:
Post a Comment