“APRESIASI SENI RUPA ISLAM DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM”
Disusun oleh :
1.
Fajar Fauzi Raharjo
2.
Ulin Ni’mah
3.
Anis Choiru Nisa
4.
Siti Rofiatun
Dosen Pengampu : Drs H Abdul Malik Usman, M.Ag
NIP : 19600601 199903 1 001
PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM
FAKULTAS ILMU
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014/2014
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Pengembangan Kurikulum
ini. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan
pengikutnya.
Penulisan
makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, dukungan, dan
dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ucapkan terima kasih
kepada:
1.
Bapak Drs H Abdul
Malik Usman, M.Ag selaku dosen pengampu mata kuliah APRESIASI SENI RUPA
ISLAM DALAM PEMBELAJARAN PAI,
2.
Seluruh sahabat/i keluarga besar PAI yang selalu memotivasi
untuk lebih maju.
Dalam penulisan makalah ini, kami telah berusaha
semaksimal mungkin untuk menyusun makalah ini. Akan tetapi, tidak ada manusia
yang sempurna. Jika terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini, kami
meminta maaf yang sebesar-besarnya.
Kritik
dan saran pun kami terima dengan senang hati dari semua pihak agar selanjutnya
bisa lebih baik lagi. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang
membutuhkan. Semoga Allah SWT meridhoi setiap usaha kita Amin.
Yogyakarta, 18
November 2014
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Membahas fenomena agama dan
sistem seni budaya adalah hal yang sangat menarik. Dikalangan masyarakat
primitif, seni tari yang dikembangkan untuk pemujaan terhadap dewa-dewa
merupakan ekspresi kepercayaan mereka. Begitu juga dengan agama-agama formal
lainnya seperti hindu budha dengan kisah ramayana dan mahabarata. Islam ada
seni kaligrafi dan arsitektur masjid, syair dan puisi para sufi, dan yang
lainnya. Jelas betapa seni suatu umat beragama tidak lain dari ekspresi
keagamaan mereka itu sendiri. Bahkan suatu kelompok keagamaan memiliki kesenian
yang berbeda dengan kelompok lainnya.
Islam sebagai agama yang
integral dan komprehensif, disamping memiliki syari’ah sebagai ajaran utama,
juga memotivasi umatnya untuk mengembangkan seni budaya islam. Seni budaya
memperoleh perhatian yang serius dalam islam karena memiliki peran yang sangat
penting untuk membumikan ajaran utama sesuai dengan kondisi dan kebutuhan hidup
umat manusia.
Sebagai sebuah proses, seni budaya memiliki hubungan
yang erat dengan pendidikan. Pendidikan adalah bagian dari proses pembudayaan.
Pendidikan dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan. Pemisahan pendidikan dari
kebudayaan merupakan suatu hal yang merusak perkembangan kebudayaan sendiri, malahan
mengkhianati keberadaan proses pendidikan sebagai proses pembudayaan.
pendidikan agama islam
sebagai ujung tombak pendidikan agama harus dapat membumi ajarannya sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan hidup umat manusia. Untuk itu seni budaya memiliki
arti penting bagi pendidikan agama islam. Sehingga pendidikan agama islam dapat
lebih mudah diterima dan diserap di dalam masyarakat. Sehingga cita-cita besar
islam dapat tercapai.
B. RUMUSAN MASALAH.
1. Apa pengertian seni
rupa islam ?
2. Apa saja macam-macam
seni rupa dan perkembangannya ?
3. Bagaimana
perkembangan seni rupa dalam pembelajaran PAI?
4. Bagaimana
penerapan nilai-nilai seni rupa dalam pembelajaran PAI?
C. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat
mengetahui pengertian seni rupa islam.
2. Mahasiswa dapat
mengetahui macam-macam dan perkembangan seni rupa islam.
3. Mahasiswa dapat
mengetahui perkembangan seni rupa islam dalam pembelajaran.
4. Mahasiswa dapat
mengetahui penerapan ilai-nilai seni rupa islam dalam
pembelajaran PAI.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian seni rupa
islam
Yang dimaksud seni rupa
adalah berbagai ide, gagasan, perasaan, suara hati, gejolak jiwa manusia yang
divisualisasikan pada bidang 2 atau 3 dimensional melalaui garis warna bidang
bentuk dan tekstur yang bersifat indah untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Adapun Seni Islam adalah
seni yang menyelamatkan jiwa dan raga manusia baik di dunia maupun di akherat.
Oleh karena itu dapat dipahami bahwa Seni Rupa Islam merupakan karya seni rupa
yang dapat dipakai sebagai sarana mendapatkan hikmah pengajaran yang bersifat
edukatif, membangun jiwa raga menuju sikap ketaatan kepada Dzat Yang Maha Indah
yakni Allah SWT sehingga dicapai keselamatan.
B. Macam-macam
seni rupa islam dan perkembangannya
Bidang
seni rupa adalah merupakan salah satu cabang seni yang paling menonjol bila
dibandingkan dengan bidang seni islam yang lain seperti seni sastra, music dan
lainnya, oleh karena itu perlu kiranya menelaah satu demi satu jenis bidang
seni rupa tersebut agar dapat ditelusuri sampai sejauh mana perkembangannya
dalam meningkatkan kesenian islam.
Secara
kronologis pembidangan seni rupa dalam kesenian islam dapat kita bagi atas :
1.
Seni bangunan (arsitektur)
Arsitektur islam adalah
cabang seni rupa yang berkembang sejak abad pertama Hijriyah di Arab, Syria,
dan Iraq dan pengaruhnya makin meluas dan berkembangsejak zaman pemerintahan
dinasti Ummayah. Apabila kita memperhatikan bangunan masjid pertama yaitu
masjid An Nabawi di Medinah, nampaklah bahwa susunan bangunan masjid adalah
berbentuk masjid halaman, tidak memiliki atap kubah berbentuk setengah
lingkaran.
a.
Bentuk-bentuk kubah masjid
Dalam perkembangan arsitektur masjid, bentuk atap sebagai
pelindung ruang dalam (interior) masjid terdiri atas bentuk atap dasar dan
bentuk atap lengkung atau disebut Kubah. Dari penemuan bentuk masjid
didaerah-daerah atau Negara-negara yang telah mendapat pengaruh islam, akan
kita temukan berbagai pola bentuk kubah sebagai bentuk atap lengkung masjid.
Perbedaan diantara aliran-aliran ini
adalah dalam segi corak (style) dari atap lengkung, maupun dari segi
unsure-unsur banguna seperti pintu masuk , hiasan-hiasan, dan sebagainya,
dimana semua ini merupakan suatu gambaran cirri didaerah masing-masing.
b.
Bentuk lengkung masjid
Disamping kubah sebagai bentuk atap lengkung masjid,, kita tamui pula bentuk
pintu dan jendela masjid yang berbentuk lengkung tapak kuda. Bentuk lengkung
pintu dan jendela masjid yang bercorak setengah lingaran ini telah lama dipakai
sebagai cirri khusus dalam unsure arsitektur masjid yang terdapat di semua
Negara islam maupun Negara lain yang ada bangunan masjidnya. Apabila kita amati
keseluruhan pola bentuk lengkungan pintu dan jendela bangunan masjid dari
setiap daerah sesuai dengan aliran atau madzhab daerah perkembangannya, dapat
digolongkan kepada corak lengkung tunggal dan corak lengkung ganda.
c.
Bentuk menara masjid
Menara adalah bagunan yang ramping dan tinggi berfungsi untuk
mengumandangkan suara azan. Bentuk menara masjid dari semua Negara yang
tergolong pada madzhabnya akan berbeda-beda corak serta bentuknya, baik itu
berasal dari bangunan masjid Arab, Moor, Turki, Persia, maupun India.
Masing-masing Negara memperlihatkan corak menara masjidnya sehingga melahirkan
corak-corak menara masjid yang beraneka ragam sebagai perwujudan rasa seni yang
dianut oleh seniman arsitek islam di masing-masing Negara.
d.
Bangunan penting lainnya
Selain bangunan masjid sebagai tempat ibadah, dapat pula kita
kenal seni bangunan lain yang memiliki peranan penting dalam seni arsitektur
islam, yaitu bangunan madrasah, turbah atau gamat atau kuburan, meristan atau
rumah sakit, bangunan kios, benteng, istana, dan pintu gerbang.
2.
Seni kaligrafi islam
Seni kaligrafi adalah suatu
jenis tulisan yang bersumber dari tulisan arab, yang pengembangannya telah
dimulai dari pemerintahan dinasti Ummayah (661-750 M) dengan pusatnya di
damaskus Syria sampai pada pemerintahan dinasti Abbasiyyah (750-1258 M) dengan
pustanya di Baghdad, dan berlanjut lagi pada masa pemerintahan Fatimiyyah
(969-1171 M), pemerintahan Ayyub (1171-1250 M), pemerintahan Mameluk (1250-1517
M) dengan pusatnya di Mesir, pemerintahan Turki Ustmaniyah (1299-1922 M), dan
pemerintahan Safavid Persia (1500-1800 M). demikia lamanya pengembangan seni
tulis kaligrafi islam ini berlangsung hingga sampai mencapai puncak kematangan
seperti apa yang kita temukan dalam seni kaligrafi Arab saat ini.
Menurut ketentuan yang sudah
baku dalam seni tulisan Arab murni (khath Arab), dapat kita kenal beberapa
jenis aliran kaligrafi Arab, yakni :
-
Aliran Naskhi
-
Aliran Tsuluts
-
Aliran Rayhani
-
Aliran Diwani
-
Aliran Diwani jail
-
Aliran ta’liq Farisi
-
Aliran Koufi
-
Aliran Riq’ah
3.
Seni Hias dan Seni Kerajinan
a.
Seni Hias atau Seni Ornamen
Dinasti Ummayah (622-750 M) menerapakan seni hias dan seni
kerajinan sebagai hiasa dekorasi masjid, khususnya bagian dalam masjid, mimbar
dan mihrab masjid. Dinasti Abbasiyah (750-1258 M) menggunakan hiasan sebagai
penambah keindahan bangunan makin berkembang denga pemakaian hiasan stucco
dengan motif polygonal, geometris, maupun simetris.
Selain penggunaan
hiasan sebagai bahan dekorasi untuk bangunan masjid, hiasan-hiasan simetri,
polygonal maupun geometris, dipergunakan pula untuk hiasan kerajinan
tenun/tekstil, keramik maupun benda-benda kerajinan lainnya.
b.
Seni kerajinan
Dalam pertumbuhan dan perkembagannya seni kerajinan sejajar
dengan seni hias, karena kedua aspek ini saling berkaitan erat dan saling
menopang. Seni kerajinan islam mencakup berbagai macam jenis, antara lain seni
keramik, seni ukir, seni tekstil/tenunan, dan seni logam.
4.
Seni lukis islam
Secara murni perkembangan
seni lukis Islam baru muncul di awal abad ke 11 M, yang dimulai di Mesopotamia
dan Persia dan kemudian berlanjut di Turki, Syria, dan India. seni lukis
sebagai hasil seni rupa islam untuk pertama kalinya ditemukan di istana Ummayah
di padang pasir Syria yakni istana Qusayr Amra (724 M) berupa lukisan dinding.
selanjutnya lukisan sebagai bentuk hiasan banyak ditemukan pada setiap hasil
seni kerajinan seperti benda-benda keramik, tembaga,, emas, perak, kain tenun,
permadani, dimana unsure-unsur lukisannya adalah gambar makhluk hidup sperti
gambar manusia, hewan, dan dikombinasikan dengan pola hiasan tumbuhan dan
bentuk bentuk kaligrafi.
5.
Seni lukis miniature islam
Seni lukis miniature adalah
suatu gambar atau lukisan berukuran kecil yang dipakai untuk menghiasi suatu
naskah atau buku-buku. Atau seni miniature dapat diartikan sebagai bentuk
ilistrasi yang menghantarkan naskah atau buku tersebut kedalam bentuk
gambar-gambar kecil. Seni lukis pertama kali ditemukan didaerah Mesopotamia.
Seni lukis miniature mulai tumbuh dan dikenal ebagai salah satu cabang seni
rupa islam adalah pada tahun 1100 M dan 1200 M, dengan daerah pusat
pengembangannya adalah di Mesopotamia yakni daerah Bgadad. Mosul, Basra, Kufa,
dan Aleppo.kemudian, perkembangan seni lukis miniature terjadi pula di Persia,
dimulai pada masa pemerintahan dinasti Ilkhanid Mongol, yang menguasai daerah
Mesopotamia dan Persia dari tahun 1258-1336 M dengan daerah pusat pengembangan
nya adalah kota Tabriz dan kota Shiraz sampai pada masa akhir pemerintaahan
dinasti Injo Mongol Persia.
C. Perkembangan seni rupa islam dalam
pembelajaran PAI
Para ahli pendidikan
dan antropologi sepakat bahwa seni budaya adalah dasar terbentuknya kepribadian
manusia, Dari seni budaya dapat terbentuk identitas seseorang, identitas suatu
masyarakat dan identitas suatu bangsa. Bahkan Ramesh Garta dari Kakatiya
University mengatakan: "Bangsa yang menggusur pendidikan seni dari kurikulum
sekolahnya akan menghasilkan generasi yang berbudaya kekerasan di masa depan
karena kehilangan kepekaan untuk membedakan mana yang baik dan indah dengan buruk dan tidak indah".
Mengacu pada tujuan pendidikan dalam upaya pengembangan kehidupan sebagai pribadi,
anak didik sekurang-kurangnya dibiasakan berperilaku yang baik dan juga
didasari untuk berkepribadian yang mantap dan mandiri. Salah satu cara
membentuk anak didik mandiri dan percaya diri adalah memperkenalkan mereka pada
seni budaya. Kesenian dan kebudayaan penting artinya bagi siswa terutama bagi
pertumbuhan jiwa dan pikiran. Ketajaman perasaan manusia tak terasah bila tanpa
pengalaman keindahan suatu karya seni dan kearifan serta kedalaman makna dan
nilai suatu budaya. Melalui pendidikan kesenian dan kebudayaan anak didik dapat
berolah rasa. Kemampuan mengolah rasa seseorang diyakini mampu menjadi sumber
pengendalian diri.
Pendidikan secara
luas merupakan proses untuk mengembangkan potensi pada diri seseorang yang meliputi tiga aspek
kehidupan yakni pandangan hidup, sikap hidup dan keterampilan hidup.
Tujuan pendidikan sudah banyak
dirumuskan oleh orang, salah satu diantaranya oleh Benjamin S. Bloom yakni
supaya manusia lebih berkualitas baik dari segi kognitif, afektif maupun
psikomotoriknya. Dengan kata lain harus ada keseimbangan antara pengembangan
kemampuan otak, pengembangan kemampuan hati serta pengembangan kemampuan otot.
Ketiga aspek tersebut merupakan kesatuan totalitas yang melekat pada diri
seseorang. Nilai-nilai seni budaya Islam dapat diintegrasikan
dalam PAI yang sekaligus berperan mengembangkan ketiga aspek tersebut. Yaitu
dengan berfikir kritis terhadap proses terjadinya suatu seni budaya
pengembangan otak, mengapresiasi hasil karya seni budaya pengembangan hati/rasa
dan mengaplikasikan nilai-nilai seni budaya dalam perilaku dan karya nyata
pengembangan kemampuan otot.
Selain seni budaya
dapat dijadikan sarana olah rasa dan pengendalian diri, ia juga dapat dijadikan
sarana mengasah kecerdasan spiritual anak didik. Syekh Abdulham Mahmud
menyatakan bahwa bukti terkuat tentang wujud Tuhan terdapat dalam rasa manusia,
bukan pada akalnya. Hal ini bukan berarti
pemikiran logis tidak mengambil peran dalam pendidikan agama, akan tetapi
persoalan keyakinan lebih banyak didominasi fungsi rasa/afeksi. Oleh karenya,
al-Qur'an menegaskan bahwa untuk mencetak manusia patipurna dalam hal
kecerdasannya perlu mengembangkan 3 hal pokok, yaitu rasa, akal dan iman.
Proses kreatif yang dapat menghantarkan seorang muslim mencapai kualitas
tertinggi sebagai ulul albab (manusia cerdas), yaitu yang telah berhasil
mengolah rasa dengan kontemplatif, akal dengan berfikir logis dan didasarkan
pada keimanan (tunduk, syukur). Sebagaimana firman-Nya dalam QS. AH Imran:
191."
Pengembangan
nilai-nilai seni sangatlah berguna untuk pembentukan pengetahuan anak didik. Apalagi
apabila tema seni yang dipilih berkaitan langsung dengan tema pembelajaran. Anak didik dapat
merasakan pengaruh keindahan dari seni yang dipelajarinya. Dalam jiwa mereka
akan tertanam rasa seni yang indah dan secara instinktif
hati mereka tertarik dengan nilai-nilai seni tersebut.
Dalam
pembelajaran PAI misalnya, dalam pembelajaran mengenai sejarah kebudayaan
sangat
efektif jika memasukkan seni rupa. Karena didalamnya
ditunjukkan peninggalan-peninggalan sejarah berupa arsitek-arsitek bangunan
baik itu bangunan istana, kerajaan, makam, tempat ibadah, maupun tempat-tempat
bersejarah dalam masanya, ukiran, maupun lukisan. Dengan
menunjukkan karya-karya tersebut pemahaman seorang anak akan semakin kuat dan mendalam.
Begitu
juga dalam pembelajaran BTAQ seorang pendidik dapat menunjukkan karya rupa
berupa kaligrafi agar anak didik mampu melihat keindahannya dan dapat
mengembangkan kreatifitasnya.
D.
PENERAPAN
NILAI-NILAI SENI RUPA DALAM PEMBELAJARAN PAI
Tidak diragukan lagi
bahwa seni rupa sarat akan nilai-nilai luhur. Amir Yahya mengungkapkan bahwa
potensi kesenirupaan dapat dipergunakan untuk:
1.
mendukung serta mendorong usaha memperhatikan dan mengelola
lingkungan dikaitkan dengan usaha memperindah keindahan yang telah diciptakan Allah;
2.
memperdalam dzikir kepada Allah;
3.
menampung gagasan-gagasan dalam bentuk apa pun, sehingga
mungkin pula untuk dipergunakan sebagai media dakwah.[1]
Sama seperti seni budaya lainnya, seni rupa memiliki
peran yang sama dengan Pendidikan dalam mengembangkan potensi individu yang
mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Yaitu dengan berfikir
kritis terhadap proses terjadinya suatu seni budaya (pengembangan Kognitif),
mengapresiasi hasil karya seni budaya (pengembangan afektif) dan
mengaplikasikan nilai-nilai seni budaya dalam perilaku dan karya nyata
(pengembangan psikomotorik). Berdasarkan hal ini, maka sudah sepantasnya
nilai-nilai seni rupa diterapkan dalam PAI. Salah satu cara penerapan nilai
seni rupa dalam PAI adalah dengan mengadopsi keterampilan seni rupa dalam
pembelajaran.
Pada umumnya, pengadopsian
keterampilan seni, baik itu seni rupa maupun seni lainnya, dalam proses
pembelajaran dapat dilakukan dengan 2 model, yaitu context dan content.
Context (conteks) adalah kemeriahan lingkungan tempat mengajar dan content
(konten) adalah kekayaan materi yang ingin disampaikan. Dalam sisi konteks,
hal-hal yang perlu disiapkan adalah, pertama, merekayasa suasana yang
memberdayakan dengan menebarkan emosi positif pendidik dan memanfaatkan emosi
positif anak didik. Kedua, membangun landasan yang kokoh, dengan
menanamkan bahwa materi yang akan dipelajari sangat dibutuhkan dan bermafaat
bagi anak didik. Ketiga, menciptakan lingkungan yang mendukung, dengan
variasi tempat duduk dan variasi media pembelajaran. Dan keempat, membuat
rancangan belajar yang dinamis dengan strategi contextual teaching
and learning, yaitu mengintegtasikan materi ajar dengan pengalaman
keseharian anak didik.. Sementara dari sisi konten, hal-hal yang perlu
disiapkan adalah, 1) mempersiapkan presentasi yang prima, 2) menyediakan
fasilitas yang luwes dengan model pembelajaran interaktif, dan 3) mengajarkan
pelbagai keterampilan belajar, yaitu dengan tidak menekankan pada transformasi
ilmu dan keterampilan tepat pada waktunya saja (penekanan pada What) melainkan menekankan pada "how"
atau bagaimana seharusnya belajar itu.[2]
Sebagai contoh, seorang guru
dapat menerapkan nilai-nilai seni rupa dalam:
1.
penataan ruang kelas;
2.
media atau sumber pembelajaran yang digunakan;
3. dan pakaian yang
digunakannya ketika pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Majelis Kebudayaan Muhammadiyah. 1995. Islam dan Kesenian.
Yogyakarta.
Saidah, Nur. 2008. “Pendidikan
Agama Islam Dan Pengembangan Seni Budaya Islam”. Jurnal Pendidikan Agama Islam
Vol. V, No. 1,2008, hal. 43-58, dalam digilib.uin-suka.ac.id., diunduh
pada 17 November 2014, pkl. 11.40. WIB.
0 Comments:
Post a Comment