Header Ads

23 August 2016

“APRESIASI SENI RUPA ISLAM DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM”

Hasil gambar untuk APRESIASI SENI RUPA ISLAM DALAM PEMBELAJARAN  PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
“APRESIASI SENI RUPA ISLAM DALAM PEMBELAJARAN  PENDIDIKAN AGAMA ISLAM”


Disusun oleh :
1.      Fajar Fauzi Raharjo
2.      Ulin Ni’mah
3.      Anis Choiru Nisa
4.      Siti Rofiatun

Dosen Pengampu        : Drs H Abdul Malik Usman, M.Ag
NIP                               : 19600601 199903 1 001

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2014/2014


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Pengembangan Kurikulum ini. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan  kepada baginda Nabi Muhammad  SAW beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya.
Penulisan makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, dukungan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ucapkan terima kasih kepada:
1.                       Bapak Drs H Abdul Malik Usman, M.Ag selaku dosen pengampu mata kuliah APRESIASI SENI RUPA ISLAM DALAM PEMBELAJARAN PAI,
2.                       Seluruh sahabat/i keluarga besar PAI yang selalu memotivasi untuk lebih maju.
Dalam penulisan makalah ini, kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun makalah ini. Akan tetapi, tidak ada manusia yang sempurna. Jika terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini, kami meminta maaf yang sebesar-besarnya.
Kritik dan saran pun kami terima dengan senang hati dari semua pihak agar selanjutnya bisa lebih baik lagi. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan. Semoga Allah SWT meridhoi setiap usaha kita Amin.

Yogyakarta, 18 November 2014

Penyusun



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Membahas fenomena agama dan sistem seni budaya adalah hal yang sangat menarik. Dikalangan masyarakat primitif, seni tari yang dikembangkan untuk pemujaan terhadap dewa-dewa merupakan ekspresi kepercayaan mereka. Begitu juga dengan agama-agama formal lainnya seperti hindu budha dengan kisah ramayana dan mahabarata. Islam ada seni kaligrafi dan arsitektur masjid, syair dan puisi para sufi, dan yang lainnya. Jelas betapa seni suatu umat beragama tidak lain dari ekspresi keagamaan mereka itu sendiri. Bahkan suatu kelompok keagamaan memiliki kesenian yang berbeda dengan kelompok lainnya.
Islam sebagai agama yang integral dan komprehensif, disamping memiliki syari’ah sebagai ajaran utama, juga memotivasi umatnya untuk mengembangkan seni budaya islam. Seni budaya memperoleh perhatian yang serius dalam islam karena memiliki peran yang sangat penting untuk membumikan ajaran utama sesuai dengan kondisi dan kebutuhan hidup umat manusia.
Sebagai sebuah proses, seni budaya memiliki hubungan yang erat dengan pendidikan. Pendidikan adalah bagian dari proses pembudayaan. Pendidikan dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan. Pemisahan pendidikan dari kebudayaan merupakan suatu hal yang merusak perkembangan kebudayaan sendiri, malahan mengkhianati keberadaan proses pendidikan sebagai proses pembudayaan.
pendidikan agama islam sebagai ujung tombak pendidikan agama harus dapat membumi ajarannya sesuai dengan kondisi dan kebutuhan hidup umat manusia. Untuk itu seni budaya memiliki arti penting bagi pendidikan agama islam. Sehingga pendidikan agama islam dapat lebih mudah diterima dan diserap di dalam masyarakat. Sehingga cita-cita besar islam dapat tercapai.
B.     RUMUSAN MASALAH.
1.      Apa pengertian seni rupa islam ?
2.      Apa saja macam-macam seni rupa dan perkembangannya ?
3.      Bagaimana perkembangan seni rupa dalam pembelajaran PAI?
4.      Bagaimana penerapan nilai-nilai seni rupa dalam pembelajaran PAI?


C.    TUJUAN
1.      Mahasiswa dapat mengetahui pengertian seni rupa islam.
2.      Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam dan perkembangan seni rupa islam.
3.      Mahasiswa dapat mengetahui perkembangan seni rupa islam dalam pembelajaran.
4.      Mahasiswa dapat mengetahui penerapan ilai-nilai seni rupa islam dalam pembelajaran PAI.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian seni rupa islam
Yang dimaksud seni rupa adalah berbagai ide, gagasan, perasaan, suara hati, gejolak jiwa manusia yang divisualisasikan pada bidang 2 atau 3 dimensional melalaui garis warna bidang bentuk dan tekstur yang bersifat indah untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Adapun Seni Islam adalah seni yang menyelamatkan jiwa dan raga manusia baik di dunia maupun di akherat. Oleh karena itu dapat dipahami bahwa Seni Rupa Islam merupakan karya seni rupa yang dapat dipakai sebagai sarana mendapatkan hikmah pengajaran yang bersifat edukatif, membangun jiwa raga menuju sikap ketaatan kepada Dzat Yang Maha Indah yakni Allah SWT sehingga dicapai keselamatan.
B.     Macam-macam seni rupa islam dan perkembangannya
Bidang seni rupa adalah merupakan salah satu cabang seni yang paling menonjol bila dibandingkan dengan bidang seni islam yang lain seperti seni sastra, music dan lainnya, oleh karena itu perlu kiranya menelaah satu demi satu jenis bidang seni rupa tersebut agar dapat ditelusuri sampai sejauh mana perkembangannya dalam  meningkatkan kesenian islam.
Secara kronologis pembidangan seni rupa dalam kesenian islam dapat kita bagi atas :
1.      Seni bangunan (arsitektur)
Arsitektur islam adalah cabang seni rupa yang berkembang sejak abad pertama Hijriyah di Arab, Syria, dan Iraq dan pengaruhnya makin meluas dan berkembangsejak zaman pemerintahan dinasti Ummayah. Apabila kita memperhatikan bangunan masjid pertama yaitu masjid An Nabawi di Medinah, nampaklah bahwa susunan bangunan masjid adalah berbentuk masjid halaman, tidak memiliki atap kubah berbentuk setengah lingkaran.
a.       Bentuk-bentuk kubah masjid
Dalam perkembangan arsitektur masjid, bentuk atap sebagai pelindung ruang dalam (interior) masjid terdiri atas bentuk atap dasar dan bentuk atap lengkung atau disebut Kubah. Dari penemuan bentuk masjid didaerah-daerah atau Negara-negara yang telah mendapat pengaruh islam, akan kita temukan berbagai pola bentuk kubah sebagai bentuk atap lengkung masjid. Perbedaan  diantara aliran-aliran ini adalah dalam segi corak (style) dari atap lengkung, maupun dari segi unsure-unsur banguna seperti pintu masuk , hiasan-hiasan, dan sebagainya, dimana semua ini merupakan suatu gambaran cirri didaerah masing-masing.
b.      Bentuk lengkung masjid
Disamping kubah sebagai bentuk  atap lengkung masjid,, kita tamui pula bentuk pintu dan jendela masjid yang berbentuk lengkung tapak kuda. Bentuk lengkung pintu dan jendela masjid yang bercorak setengah lingaran ini telah lama dipakai sebagai cirri khusus dalam unsure arsitektur masjid yang terdapat di semua Negara islam maupun Negara lain yang ada bangunan masjidnya. Apabila kita amati keseluruhan pola bentuk lengkungan pintu dan jendela bangunan masjid dari setiap daerah sesuai dengan aliran atau madzhab daerah perkembangannya, dapat digolongkan kepada corak lengkung tunggal dan corak lengkung ganda.
c.       Bentuk menara masjid
Menara adalah bagunan yang ramping dan tinggi berfungsi untuk mengumandangkan suara azan. Bentuk menara masjid dari semua Negara yang tergolong pada madzhabnya akan berbeda-beda corak serta bentuknya, baik itu berasal dari bangunan masjid Arab, Moor, Turki, Persia, maupun India. Masing-masing Negara memperlihatkan corak menara masjidnya sehingga melahirkan corak-corak menara masjid yang beraneka ragam sebagai perwujudan rasa seni yang dianut oleh seniman arsitek islam di masing-masing Negara.
d.      Bangunan penting lainnya
Selain bangunan masjid sebagai tempat ibadah, dapat pula kita kenal seni bangunan lain yang memiliki peranan penting dalam seni arsitektur islam, yaitu bangunan madrasah, turbah atau gamat atau kuburan, meristan atau rumah sakit, bangunan kios, benteng, istana, dan pintu gerbang.

2.      Seni kaligrafi islam
Seni kaligrafi adalah suatu jenis tulisan yang bersumber dari tulisan arab, yang pengembangannya telah dimulai dari pemerintahan dinasti Ummayah (661-750 M) dengan pusatnya di damaskus Syria sampai pada pemerintahan dinasti Abbasiyyah (750-1258 M) dengan pustanya di Baghdad, dan berlanjut lagi pada masa pemerintahan Fatimiyyah (969-1171 M), pemerintahan Ayyub (1171-1250 M), pemerintahan Mameluk (1250-1517 M) dengan pusatnya di Mesir, pemerintahan Turki Ustmaniyah (1299-1922 M), dan pemerintahan Safavid Persia (1500-1800 M). demikia lamanya pengembangan seni tulis kaligrafi islam ini berlangsung hingga sampai mencapai puncak kematangan seperti apa yang kita temukan dalam seni kaligrafi Arab saat ini.
Menurut ketentuan yang sudah baku dalam seni tulisan Arab murni (khath Arab), dapat kita kenal beberapa jenis aliran kaligrafi Arab, yakni :
-          Aliran Naskhi
-          Aliran Tsuluts
-          Aliran Rayhani
-          Aliran Diwani
-          Aliran Diwani jail
-          Aliran ta’liq Farisi
-          Aliran Koufi
-          Aliran Riq’ah
3.      Seni Hias dan Seni Kerajinan
a.       Seni Hias atau Seni Ornamen
Dinasti Ummayah (622-750 M) menerapakan seni hias dan seni kerajinan sebagai hiasa dekorasi masjid, khususnya bagian dalam masjid, mimbar dan mihrab masjid. Dinasti Abbasiyah (750-1258 M) menggunakan hiasan sebagai penambah keindahan bangunan makin berkembang denga pemakaian hiasan stucco dengan motif polygonal, geometris, maupun simetris.
 Selain penggunaan hiasan sebagai bahan dekorasi untuk bangunan masjid, hiasan-hiasan simetri, polygonal maupun geometris, dipergunakan pula untuk hiasan kerajinan tenun/tekstil, keramik maupun benda-benda kerajinan lainnya. 
b.      Seni kerajinan
Dalam pertumbuhan dan perkembagannya seni kerajinan sejajar dengan seni hias, karena kedua aspek ini saling berkaitan erat dan saling menopang. Seni kerajinan islam mencakup berbagai macam jenis, antara lain seni keramik, seni ukir, seni tekstil/tenunan, dan seni logam.

4.      Seni lukis islam
Secara murni perkembangan seni lukis Islam baru muncul di awal abad ke 11 M, yang dimulai di Mesopotamia dan Persia dan kemudian berlanjut di Turki, Syria, dan India. seni lukis sebagai hasil seni rupa islam untuk pertama kalinya ditemukan di istana Ummayah di padang pasir Syria yakni istana Qusayr Amra (724 M) berupa lukisan dinding. selanjutnya lukisan sebagai bentuk hiasan banyak ditemukan pada setiap hasil seni kerajinan seperti benda-benda keramik, tembaga,, emas, perak, kain tenun, permadani, dimana unsure-unsur lukisannya adalah gambar makhluk hidup sperti gambar manusia, hewan, dan dikombinasikan dengan pola hiasan tumbuhan dan bentuk bentuk kaligrafi.
5.      Seni lukis miniature islam
Seni lukis miniature adalah suatu gambar atau lukisan berukuran kecil yang dipakai untuk menghiasi suatu naskah atau buku-buku. Atau seni miniature dapat diartikan sebagai bentuk ilistrasi yang menghantarkan naskah atau buku tersebut kedalam bentuk gambar-gambar kecil. Seni lukis pertama kali ditemukan didaerah Mesopotamia. Seni lukis miniature mulai tumbuh dan dikenal ebagai salah satu cabang seni rupa islam adalah pada tahun 1100 M dan 1200 M, dengan daerah pusat pengembangannya adalah di Mesopotamia yakni daerah Bgadad. Mosul, Basra, Kufa, dan Aleppo.kemudian, perkembangan seni lukis miniature terjadi pula di Persia, dimulai pada masa pemerintahan dinasti Ilkhanid Mongol, yang menguasai daerah Mesopotamia dan Persia dari tahun 1258-1336 M dengan daerah pusat pengembangan nya adalah kota Tabriz dan kota Shiraz sampai pada masa akhir pemerintaahan dinasti Injo Mongol Persia.

C.    Perkembangan seni rupa islam dalam pembelajaran PAI
Para ahli pendidikan dan antropologi sepakat bahwa seni budaya adalah dasar terbentuknya kepribadian manusia, Dari seni budaya dapat terbentuk identitas seseorang, identitas suatu masyarakat dan identitas suatu bangsa. Bahkan Ramesh Garta dari Kakatiya University mengatakan: "Bangsa yang menggusur pendidikan seni dari kurikulum sekolahnya akan menghasilkan generasi yang berbudaya kekerasan di masa depan karena kehilangan kepekaan untuk membedakan mana yang baik dan  indah dengan buruk dan tidak indah". Mengacu pada tujuan pendidikan dalam upaya pengembangan kehidupan sebagai pribadi, anak didik sekurang-kurangnya dibiasakan berperilaku yang baik dan juga didasari untuk berkepribadian yang mantap dan mandiri. Salah satu cara membentuk anak didik mandiri dan percaya diri adalah memperkenalkan mereka pada seni budaya. Kesenian dan kebudayaan penting artinya bagi siswa terutama bagi pertumbuhan jiwa dan pikiran. Ketajaman perasaan manusia tak terasah bila tanpa pengalaman keindahan suatu karya seni dan kearifan serta kedalaman makna dan nilai suatu budaya. Melalui pendidikan kesenian dan kebudayaan anak didik dapat berolah rasa. Kemampuan mengolah rasa seseorang diyakini mampu menjadi sumber pengendalian diri.
Pendidikan secara luas merupakan proses untuk mengembangkan potensi pada diri seseorang yang meliputi tiga aspek kehidupan yakni pandangan hidup, sikap hidup dan keterampilan hidup. Tujuan  pendidikan sudah banyak dirumuskan oleh orang, salah satu diantaranya oleh Benjamin S. Bloom yakni supaya manusia lebih berkualitas baik dari segi kognitif, afektif maupun psikomotoriknya. Dengan kata lain harus ada keseimbangan antara pengembangan kemampuan otak, pengembangan kemampuan hati serta pengembangan kemampuan otot. Ketiga aspek tersebut merupakan kesatuan totalitas yang melekat pada diri seseorang. Nilai-nilai seni budaya Islam dapat diintegrasikan dalam PAI yang sekaligus berperan mengembangkan ketiga aspek tersebut. Yaitu dengan berfikir kritis terhadap proses terjadinya suatu seni budaya pengembangan otak, mengapresiasi hasil karya seni budaya pengembangan hati/rasa dan mengaplikasikan nilai-nilai seni budaya dalam perilaku dan karya nyata pengembangan kemampuan otot.
Selain seni budaya dapat dijadikan sarana olah rasa dan pengendalian diri, ia juga dapat dijadikan sarana mengasah kecerdasan spiritual anak didik. Syekh Abdulham Mahmud menyatakan bahwa bukti terkuat tentang wujud Tuhan terdapat dalam rasa manusia, bukan pada akalnya. Hal ini bukan berarti pemikiran logis tidak mengambil peran dalam pendidikan agama, akan tetapi persoalan keyakinan lebih banyak didominasi fungsi rasa/afeksi. Oleh karenya, al-Qur'an menegaskan bahwa untuk mencetak manusia patipurna dalam hal kecerdasannya perlu mengembangkan 3 hal pokok, yaitu rasa, akal dan iman. Proses kreatif yang dapat menghantarkan seorang muslim mencapai kualitas tertinggi sebagai ulul albab (manusia cerdas), yaitu yang telah berhasil mengolah rasa dengan kontemplatif, akal dengan berfikir logis dan didasarkan pada keimanan (tunduk, syukur). Sebagaimana firman-Nya dalam QS. AH Imran: 191."
Pengembangan nilai-nilai seni sangatlah berguna untuk pembentukan pengetahuan anak didik. Apalagi apabila tema seni yang dipilih berkaitan langsung dengan tema pembelajaran. Anak didik dapat merasakan pengaruh keindahan dari seni yang dipelajarinya. Dalam jiwa mereka akan tertanam rasa seni yang indah dan secara instinktif hati mereka tertarik dengan nilai-nilai seni tersebut.
Dalam pembelajaran PAI misalnya, dalam pembelajaran mengenai sejarah kebudayaan sangat efektif jika memasukkan seni rupa. Karena didalamnya ditunjukkan peninggalan-peninggalan sejarah berupa arsitek-arsitek bangunan baik itu bangunan istana, kerajaan, makam, tempat ibadah, maupun tempat-tempat bersejarah dalam masanya, ukiran, maupun lukisan. Dengan menunjukkan karya-karya tersebut pemahaman seorang anak akan semakin kuat dan mendalam.
Begitu juga dalam pembelajaran BTAQ seorang pendidik dapat menunjukkan karya rupa berupa kaligrafi agar anak didik mampu melihat keindahannya dan dapat mengembangkan kreatifitasnya.

D.    PENERAPAN NILAI-NILAI SENI RUPA DALAM PEMBELAJARAN PAI
Tidak diragukan lagi bahwa seni rupa sarat akan nilai-nilai luhur. Amir Yahya mengungkapkan bahwa potensi kesenirupaan dapat dipergunakan untuk:
1.      mendukung serta mendorong usaha memperhatikan dan mengelola lingkungan dikaitkan dengan usaha memperindah keindahan  yang telah diciptakan Allah;
2.      memperdalam dzikir kepada Allah;
3.      menampung gagasan-gagasan dalam bentuk apa pun, sehingga mungkin pula untuk dipergunakan sebagai media dakwah.[1]
Sama seperti seni budaya lainnya, seni rupa memiliki peran yang sama dengan Pendidikan dalam mengembangkan potensi individu yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Yaitu dengan berfikir kritis terhadap proses terjadinya suatu seni budaya (pengembangan Kognitif), mengapresiasi hasil karya seni budaya (pengembangan afektif) dan mengaplikasikan nilai-nilai seni budaya dalam perilaku dan karya nyata (pengembangan psikomotorik). Berdasarkan hal ini, maka sudah sepantasnya nilai-nilai seni rupa diterapkan dalam PAI. Salah satu cara penerapan nilai seni rupa dalam PAI adalah dengan mengadopsi keterampilan seni rupa dalam pembelajaran.
Pada umumnya, pengadopsian keterampilan seni, baik itu seni rupa maupun seni lainnya, dalam proses pembelajaran dapat dilakukan dengan 2 model, yaitu context dan content. Context (conteks) adalah kemeriahan lingkungan tempat mengajar dan content (konten) adalah kekayaan materi yang ingin disampaikan. Dalam sisi konteks, hal-hal yang perlu disiapkan adalah, pertama, merekayasa suasana yang memberdayakan dengan menebarkan emosi positif pendidik dan memanfaatkan emosi positif anak didik. Kedua, membangun landasan yang kokoh, dengan menanamkan bahwa materi yang akan dipelajari sangat dibutuhkan dan bermafaat bagi anak didik. Ketiga, menciptakan lingkungan yang mendukung, dengan variasi tempat duduk dan variasi media pembelajaran. Dan keempat, membuat rancangan belajar yang dinamis dengan strategi contextual teaching and learning, yaitu mengintegtasikan materi ajar dengan pengalaman keseharian anak didik.. Sementara dari sisi konten, hal-hal yang perlu disiapkan adalah, 1) mempersiapkan presentasi yang prima, 2) menyediakan fasilitas yang luwes dengan model pembelajaran interaktif, dan 3) mengajarkan pelbagai keterampilan belajar, yaitu dengan tidak menekankan pada transformasi ilmu dan keterampilan tepat pada waktunya saja (penekanan pada What)  melainkan menekankan pada "how" atau bagaimana seharusnya belajar itu.[2]
Sebagai contoh, seorang guru dapat menerapkan nilai-nilai seni rupa dalam:
1.      penataan ruang kelas;
2.      media atau sumber pembelajaran yang digunakan;
3.      dan pakaian yang digunakannya ketika pembelajaran.





DAFTAR PUSTAKA

Majelis Kebudayaan Muhammadiyah. 1995. Islam dan Kesenian. Yogyakarta.
Saidah, Nur. 2008. “Pendidikan Agama Islam Dan Pengembangan Seni Budaya Islam”. Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. V, No. 1,2008, hal. 43-58, dalam digilib.uin-suka.ac.id., diunduh pada 17 November 2014, pkl. 11.40. WIB.








[1] Drs. H. Amri Yahya, dalam Islam & Kesenian (Yogyakarta: Majelis Kebudayaan Muhammadiyah, 1995), hal. 113.
[2] Nur Saidah, “Pendidikan Agama Islam Dan Pengembangan Seni Budaya Islam”, Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. V, No. 1,2008, hal. 50, dalam digilib.uin-suka.ac.id.

0 Comments:

Post a Comment