Header Ads

10 December 2014

PSIKOLOGI : BERFIKIR

BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Berpikir merupakan suatu aktivitas yang dilakukan setiap hari dimana berpikir melibatkan proses memanipulasi informasi secara mental, seperti membentuk konsep-konsep abstrak, menyelesaikan beragam masalah, mengambil keputusan dan melakukan refleksi kritis atau menghasilkan gagasan kreatif.
Berpikir juga mempunyai proses, dimana proses berpikir merupakan proses kerja otak. Dalam berpikir juga membutuhkan kekretivitasan, yang justru hal itu snagat diperlukan dalam dunia pendidikan,
Dalam makalah ini akan disinggung sedikit tentang hal yang telah disebutka diatas.

2.      Rumusan Masalah
a.       Apa yang dimaksud dengan berpikir?
b.      Apa saja faktor yang menjadi penghambat dalam berpikir?
c.       Bagaimanakah kreativitas dalam berpikir?
d.      Bagaimana kreativitas berpikir dalam dunia pendidikan?

3.      Tujuan Penulisan
a.       Untuk mengetahui pengertian berpikir
b.     Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam berpikir
c.      Untuk mengetahui kekreativitasan dalam berpikir
d.     Untuk mengetahui kreativitas berpikir dalam pendidikan



BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian Berpikir
Berpikir adalah tingkah laku yang menggunakan ide, yaitu proses simbolis. Berpikir merupakan aktivitas mental dan kognitif yang berwujud mengolah dan memanipulasi informasi dengan simbol-simbol atau materi-materi yang disimpan dalam ingatannya, khususnya yang ada dalam long term memory.
Sebagai contoh, jika kita  makan, kita bukan berpikir. Tetapi, jika kita membayangkan suatu makanan yang tidak ada, maka kita menggunakan ide atau simbol-simbol tertentu dan tingkah laku ini disebut berpikir. Ilustrasi lain dapat digambarkan sebagai berikut. Seorang akan membeli pesawat radio. Oleh penjual ditawarkan berbagai macam merk dengan berbagai macam harga. Sebelum pembeli memutuskan sesuatu jenis radio yang akan dibelinya, si pembeli mengolah informasi-informasi atau pengertian-pengertian yang ada pada dirinya, kelebihan serta kelemahan dari masing-masing merk, hingga akhirnya pembeli memutuskan pada merk tertentu.[1]
1.      Macam-macam Berpikir
Macam-macam kegiatan berpikir dapat digolongkan sebagai berikut[2]:
1.      Berpikirasosiatif, yaitu proses berpikir dimana suatu ide merangsang timbulnya ide lain. Jalan pikiran dalam proses berpikir asosiatif tidak ditentukan atau diarahkan sebelumnya, jadi ide-ide tersebut timbul secara bebas.
Jenis-jenis berpikir asosiatif:  

a.       Asosiasi bebas:
Suatu ide yang menimbulkan ide mengenaihal lain tanpa ada batasnya. Misalnya, ide tentang makanan dapat merangsang timbulnya ide tentang restoran, dapur, nasi atau anak yang belum sempat diberi makan atau hal yang lain.
b.      Asosiasi terkontrol:
Suatu ide tertentu yang menimbulkan ide mengenai hal lain dalam batas-batas tertentu. Misalnya, ide tentang membeli mobil, akan merangsang ide-ide yang lain tentang harganya, pajaknya, pemeliharaannya, mereknya, atau modelnya. Tetapi, tidak merangsang hal-hal lain diluar itu. Seperti, peraturan lalu lintas, polis ilalu lintas, mertua sering meminjam barang-barang, piutang yang belum ditagih, dan lain sebagainya.
c.       Melamun:
Yaitu mengkhayal bebas sebebas-bebasnya tanpa batas juga mengenai hal-hal yang tidak realistis.
d.      Mimpi:
Ide-ide tentang berbagai hal yang timbul secara tidak disadari ketika tidur. Mimpi ini kadang-kadang  pada waktu bangun sudah tidak dapat diingat, tetapi kadang juga masih dapat diingat.
e.       Berpikir artistik:
Yaitu proses berpikir yang sangat objektif. Jalan pikirannya sangat dipengaruhi oleh pendapat dan pandangan diri pribadi tanpa menghiraukan keadaan sekitar. Ini sering dilakukan oleh para seniman dalam menciptakan karya-karya seninya.
2.      BerpikirTerarah,
Yaitu proses berpikir yang sudah ditentukan sebelumnya dan diarahkan pada sesuatu, biasanya diarahkan pada pemecahan persoalan. Ada 2 macam berpiki rterarah, yaitu:

a.       Berpikir  kritis:
Yaitu membut keputusan atau pemeliharaan terhadap suatu keadaan.
b.      Berpikir kreatif:
Yaitu berpikir untuk menentukan hubungan-hubungan baru antara berbagai hal, misalnya menemukan pemecahan baru dari suatu persoalam, menemukan sisi tembaru, menemukan bentuk artistic baru, dan sebagainya.
Dalam berpikir selalu dipergunakan simbol, yaitu sesuatu yang dapat mewakili segala hal dalam alam pikiran. Misalnya, perkatan buku adalah symbol uang mewakili benda yang terdiri dari lembaran-lembaran kertas yang dijilid dan tertulis huruf-huruf. Disamping kata-kata, juga ada bentuk-bentuk simbol, antara lain angka, symbol matematika, simbol-simbol yang digunakan dalam peraturan lalu lintas, not musik, mata uang dan sebagainya.
Telah dikatakan diatas, bahwa berpikir terarah diperlukan dalam memecahkan persoalan atau masalah. Untuk mengarahkan jalan pikiran pada pemecahan persoalan, maka diperlukan penyusunan strategi. Ada 2 macam strategi umum dalam memecakan persoalan, yaitu:
1.      Strategi menyeluruh:
Dalam strategi ini, persoalan dipandang sebagai sesuatu yang menyeluruh dan dipecahkan secara keseluruhan. Dalam strategi ini seringkali ditemikan hal-hal yang sama pada beberapa bagian, sehingga dapat diatasi sekaligus. Cara ini lebih efisien jika waktunya terbatas.
2.      Strategi detailistis:
Dalam strategi ini, persoalan dibagi-bagi dalam bagian-bagian dan dipecahkan bagian demi bagian.
Kesulitan dalam memecahkan persoalan dapat ditimbulkan oleh:
a.       Set:
Yaitu pemecahan-pemecahan persoalan yang berhasil dan cenderung dipertahankan pada persoalan-persoalan yang berikutnya (timbul set), padahal belum tentu persoalan yang berikutnya itu dapat dipecahkan dengan cara yang sama. Dalam hal ini akan timbul kesulitan-kesulitan, terutama jika orang yang bersangkutan tidak mau mengubah setnya.
b.      Sempitnya pandangan:
Hal ini sering muncul dalam memecahkan persoalan apabila seseorang hanya melihat satu kemingkinan jalan keluar. Meskipun kemungkinan yang satu ini tidak benar, orang tersebut akan mencobanya secara terus-menerus, karena ia tidak melihat jalan keluar yang lain.

2.      Proses berpikir
Menurut analisis berpikir, proses berpikir itu dari keaslian, kritik dan penerimaan atau penolakan hipotesis. Dalam pemecahan persoalan yang bersifat non simbolis  (misalnya memecahkan teka-teki), sasaran atau kritik terhadap hipotesis dilaksanakan bersama-sama dalam  perbuatan trial and error yang bersifat terbuka. Responnya berwujud gerakan-gerakan otot besar.
Dalam pemecahan problem yang bersifat simbolis (reasoning), sasaran hipotesis berbeda dari kritiknya. Sasaran-sasaran itu selalu dilambangkan, sedangkan kritik bisa dilambangkan. Sasaran dan kritik itu dilambangkan oleh respon-respon yang bersifat tertutup, seperti sensasi, fantasi, bahasa, atau gerakan-garakan kecil.
Proses berpikir biasa menggunakan simbol-simbol berupa kata-kata atau bahasa (language).[3] Karena itu, sering dikemukakan bahwa bahasa dan berpikir mempunyai kaitan yang erat. Dengan bahasa, manusia menciptakan ratusan, ribuan simbol-simbol yang memungkinkan manusia dapat berpikir lebih sempurna dibandingkan dengan makhluk lain. Meskipun bahasa merupakan cara yang lebih ampuh (powerful) dalam proses berpikir, namun bahasa bukanlah satu-satunya alat yang dapat digunakan dalam proses berpikir. Sebab, masih ada lagi yang dapat digunakan  yaitu bayangan atau gambaran (image).
Proses berpikir juga bisa disebut dengan proses pemecahan masalah. Faktoryang dapat menyebabkan proses berpikir dengan memecahkan masalah antara lain:
·         Ada minat untuk memecahkan masalah
·         Memahami tujuan pemecahan masalah tersebut
·         Mencari kemungkinan-kemungkinan pemecahan
·         Menentukan kemungkinan mana yang digunakan
·         Melaksanakan kemungkinan yang dipilih untuk memecahkan masalah.[4]
Dalam proses berpikir juga timbul kegiatan-kegiatan jiwa, seperti:
·         Membentuk pengertian
·         Membentuk pendapat
·         Membentuk kesimpulan. [5]

Walaupun berpikir dapat menggunakan gambaran-gambaran, namun sebagian besar dalam berpikir orang menggunakan bahasa atau verbal, yaitu berpikir dengan menggunakan simbol-simbol bahasa dengan segala ketentuannya. Karena, bahasa merupakan alat yang penting dalam berpikir, maka sering dikatakan bila seseorang berpikir, orang itu bicara dengan dirinya sendiri.

B.     Faktor Penghambat Dalam Berpikir
Seperti yang telah dipaparkan diatas bahwa proses berpikir adalah adanya titik tolak yang  berpikir seseorang. Berpikir bertitik tolak pada masalah yang dihadapi seseorang. Dalam proses berpikir tidak selalu berlangsung dengan begitu mudah, namun seseorang sering mengalami hambatan-hambatan dalam proses berpikir. Hambatan-hambatan yang mungkin timbul dalam proses berpikir dapat disebabkan oleh:
a.       Data yang kurang sempurna, sehingga masih banyak lagi data yang harus diperoleh.
b.      Data yang ada dalam keadaan confuse, data yang bertentangan dengan data yang lain, sehingga hal ini akan membingungkan dalam proses berpikir.

C.    Kreativitas Dalam Berpikir
Sesuatu yang baru yang dapat ditemukan merupakan suatu masalah seseorang, yang sebelumnya mungkin belum terdapat. Hal ini dapat dijumpai misalnya dalam diri seseorang menulis ceritera, ataupun seorang ilmuwan, ataupun pada bidang-bidang lain, ini yang sering berkaitan dengan berpikir kreatif (creative thingking).
Dalam berpikir kreatif ada beberapa tingkatan (stage) sampai seseorang memperoleh hal yang baru. Tingkatan-tingkatan itu adalah:
a.       Persiapan (preparation), yaitu tingkatan sweseorang memformulasikan masalah dan mengumpulkan fakta-fakta atau materi yang dipandang berguna dalam memperoleh pemecahan hal yang baru. Ada kemungkinan apa yang dipikirkan itu tidsk segera memperoleh pemecahannya, tetapi soal itu tidak hilang begitu saja, tetapi masih terus berlangsung dalam diri individu yang bersangkutan.
b.      Inkubisi, yaitu berlangsungnya masalah tersebut dalam jiwa seseorang, karena individu tidak segera memperoleh pemecahan masalah.
c.       Pemacahan atau iluminasi, yaitu tingkat mendapatkan pemecahan masalah. Dalam hal ini orang mengalami “aha” secara tiba-tiba.
d.      Evaluasi, yaitu mengecek apakah pemecahan yang diperoleh pada tingkat iluminasi itu cocok atau tidak.
e.       Revisi, yaitu mengadakan revisi terhadap pemecahan yang diperolehnya.
Orang yang berpikir keratif itu juga mempunyai beberapa macam sifat mengenai pribadinya yang merupakan original person, yaitu:
a.       Memilih fenomena atau keadan yang kompleks.
b.      Mempunyai psikodinamika yang kompleks dan mempunyai skop pribadi yang luas.
c.       Dalam judgment-nya lebih mandiri.
d.      Dominan dan lebih besar pertahanan diri (more self-assertive).
e.       Menolak suppression sebagai mekanisme kontrol.

D.    Kreativitas Bepikir Dalam Pendidikan
Kreativitas merupakan salah satu bentuk transfer karena melibatkan aplikasi pengetahuan dan keterampilan yang telah diketahui sebelumnya kepada situasi yang baru. [6]
Ada tidaknya unsur kreatif pada seseorang dapat ditinjau dari 2 komponen berikut yaitu: perilaku baru serta orisinil dan hasil yang produktif. Perilaku baru serta orisinil merupakan perilaku yang tidak secara spesifik dipelajari dari orang lain, sementara hasil yang produktif merupakan suatu produk yang sesuai, dan dalam arti tertentu yang memiliki nilai bagi sebuah budaya (Sawyer, 2003). Pemahaman melalui kedua komponen tersebut diilustrasikan sebagai berikut.
“Saya akan memberikan kuliah tentang cara yang kreatif untuk menarik perhatian para mahasiswa. Salah satu kemungkinan cara saya adalah mengajar dengan cara telanjang bulat”.
Cara ini tentu memenuhi kriteria yang pertama dari komponen kretivitas (baru serta orisinil), namu tidak memenuhi criteria yang kedua (sesusai dengan budaya kita). Cara lainnya adalah memberikan soal yang menantang mahasiswa dan menuntut mereka untuk berpikir kreatif. Pada cara yang kedua, semua komponen kretivitas dapat dipenuhi dan merupakan cara mengajar yang relative orisinil juga sesuai bagi mahasiswa karena dilakukan melalui eksplorasi langsung.























BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Seorang berpikir itu tidak hanya dengan otaknya, tetapi juga dengan seluruh tubuhnya. Sitem syaraf itu mempunyai peranan yang penting dalam berpikir, karena mengintegrasikan semua bagian tubuh, alat indera, otot dan kelenjar memegang peranan yang tidak kalah penting.
Proses berpikir juga sangat berperan dalam memecahkan masalah. Namun, dalam berpikir juga ada suatu hal yang dapat menghambatnya, misalnya data yang kurang sempurna sehinga masih banyak lagi data yang harus diperoleh.
Kekreativitasan dalam berpikir juga sangat dibutuhkan, terlebih dalam dunia pendidikan. Khususnya bagi para pendidik dan para siswa/mahasiswa yang dididiknya, dimana kreativitas merupakan salah satu bentuk transfer karena melibatkan aplikasi pengetahuan dan keterampilan yang telah diketahui sebelumnya kepada situasi yang baru. Ada tidaknya unsur kreatif pada seseorang dapat ditinjau dari 2 komponen berikut yaitu: perilaku baru serta orisinil dan hasil yang produktif.









DAFTAR PUSTAKA
   Drs. H. Fuadi, Ahmad, Psikologi Umum, CV. Pustaka Setia, 1999.
Prof. Dr.Walgito, Bimo, Pengantar Psikologi Umum, C.V. Andi Offset, Yogyakarta, 2010.
Prof. H. Ahmadi, Abu, Psikologi Umum, Rineka Cipta, Jakarta, 2003.
Latpah, Eva, Pengantar Psikologi Pendidikan, PT. Pustaka Insan Madani, Yogyakarta. 








[1]Prof. Dr. Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, C.V Andi Offset, Yogyakarta 2010
[2] Drs. H. Ahmad Fuadi, Psikologi Umum, CV Pustaka Setia, 1999
[3] Prof. Dr. Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, C.V Andi Offset, Yogyakarta, 2010
[4] Drs. H. Abu Ahmadi, Psikologi Umum, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 167
[5] Drs. H. Abu Ahmadi, Psikologi Umum, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 167
[6] Eva Latipah, Pengantar Psikologi Pendidikan, PT. Pustaka Insan Madani, Yogyakarta, hlm. 121

0 Comments:

Post a Comment