Header Ads

08 December 2014

PERKEMBANGAN STUDI ISLAM DI BARAT

PENGANTAR STUDI ISLAM
“PERKEMBANGAN STUDI ISLAM DI BARAT”
Dosen Pembimbing : Dr. Sangkot Sirait, M.A.


Disusun oleh :
Ahmad Syafi’i (13410154)
Hayya Ulma A. W. N (13410145)
Naela Azizah Daliati (13410144)
Jeni Istiarini (13410132)


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI YOGYAKARTA TAHUN AJARAN
2013/2014
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Islam sebagai agama yang dibawa nabi Muhammad SAW. Memiliki nilai yang sangat dalam bagi kehidupan manusia. Islam sebagai rahmatan lil’alamin merupakan way of life yang diturunkan oleh Allah SWT. untuk semua manusia. Islam sebagai ajaran bagi manusia yang dituangkan dalam al-quran dan sunnah-sunnah nabi merupakan sebuah pedoman yang seyogyanya dipahami oleh umat manusia.
Islam mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif, menghargai akal pikiran melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bersikap seimbang dalam memenuhi kebutuhan material dan spiritual, senantiasa mengembangkan kepedulian sosial, menghargai waktu, bersikap terbuka, demokratis, berorientasi pada kualitas, egaliter, kemitraan, anti-feodalistik, mencintai kebersihan, mengutamakan persaudaraan, berakhlak mulia, dan sikap-sikap positif lainnya.
Hal inilah, yang menyebabkan orang Barat tertarik untuk mempelajari Islam, baik dari budaya maupun dari ilmu pengetahuan. Sehingga kebudayaan Islam di Dunia Barat menjadi berkembang menjadi pesat. Pada dasarnya orang Barat mengakui kebenaran Islam, tetapi kenapa mereka kebanyakan tidak mau masuk Islam? Jawabnya orang Barat kebanyakan gengsi dan takut jatuh harga diri mereka disebabkan masuk Islam.  Mereka takut meninggalkan agama warisan nenek moyang mereka, karena agama tersebut telah diwarisi secara turun temurun.

B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana masa kejayaan Islam Bani Abbasiyah dan Umayyah ?
2.      Bagaimana perkembangan studi Islam di Barat ?
3.      Seperti apa studi Islam di Barat pada masa modern ?
4.      Apa dampak positif dan negatif dari dominasi peradaban Barat dalam pendidikan Islam ?






BAB II
PEMBAHASAN

A.    MASA KEJAYAAN ISLAM
Secara umum, sejarah hubungan antara Islam dengan Barat dapat dikelompokkan menjadi 2 fase : pertama yakni ketika Islam sedang dalam keadaan jaya dengan ilmu pengetahuan, tekhnologi dan kebudayaan menjadi kiblat bagi semua bangsa, kedua fase ketika Islam mulai runtuh, sementara Barat mulai menunjukkan perkembangan ilmu tekhnologi dan kebudayaannya.
1.      Fase Kejayaan Islam.
Islam dalam keadaan jaya, ketika berada dalam kekuasaan 2 daulah besar , yaitu daulah abbasiyah di baghdad dan daulah umayyah di Andalusia.
a.                   Daulah Abbasiyah Di Baghdad
Kemajuan Islam pada zaman ini dimulai sejak awal periode pertama daulah abbasiyah. Hal tersebut di buktikan dengan semakin meluasnya wilayah kekuasaan bani abbasiyah, selain itu juga dengan berpindahnya pusat ibu kota kebaghdad, dimana baghdad menjadi pusat peradaban masa itu. Pada masa itu disebut masa golden age. Hal tersebut terjadi dikarenakan beberapa faktor, diantaranya[1] :
1)      Stabilitas politik masa itu
2)      Kemakmuran ekonomi kerajaan tersebut, juga perdagangan yang berkembang pesat.
3)      Di bidang pengetahuan dengan di translatekannya naskah-naskah berbahasa yunani ke bahasa arab,  juga didirikannya pusat-pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan keagamaan dari buah kebebasan berfikir.
Raja-raja yang pernah memerintah adalah sebagai berikut : K’halif Abul,Abbas Al Saffah, Khalif Jaafar Al-Manshurm, Khalif, Muhammad Al Mahdi, Khalif Musa Al Hadi, Khalif Harus Al-Rasyid, Khalif Al-Ma’mun, Khalif Al-Mu’tashim, Khalif Wasiq dan Khlaif Al-Mutawakil.
Dari raja-raja tersebut, Khalifah Al-Makmun lah yang dianggap sebagai pembawa kejayaan Abbasiyah yang sesungguhnya. Karena pada masanya berhasil didirikan Perguruan Tinggi Nizhamiyah di Baghdad. Perguruan tinggi ini dilegkapi dengan perpustakaan yang terpandang kaya raya di Baghdad, yakni bait Al-Hikmat. Tetapi sayangnya Perguruan Tinggi tertua di Baghdad itu hanya sempat hidup selama hampir 2 abad. Penyerbuan bangsa Mongol dari Asia Tengah dibawah pimpinan Hulagu Khan telah menghancurkannya seiring dengan penghancuran kerajaan Abbasiyah[2].
   Padamasa Bani Abbasiyah, lahir tokoh-tokoh intelektual muslim, diantaranya Al-Faraby, IbnuShina, IbnuRasyid, Al-Ghazali, Al-Kawarijmi, Al-Buttani, danlainnya. Semua tokoh-tokoh diatas sangat berperan dalam perkembangan ilmu pengetahuan di masa Bani Abbasiyah tersebut.
Setidaknya ada 3 point penting yang menjadi nilai kemajuan pada masa daulah abbasiyah[3] :
1)      Kemajuan dalam perdagangan dan perniagaan
2)      Industri berkembang pesat
3)      Kemajuan dalam bidang pendidikan
b.                   Daulah Umayyah
   Ketika di timur (Bagdhad) Islam mengalami kejayaan di bawah pemerintahan Bani Abbasiyah. Islam di Barat (Andalusia/Spanyol) juga tidak kalah majunya. Kemajuan Islam di Barat berada di bawah pemerintahan Bani Umayyah. Bani Umayyah dapat berkuasa di Andalusia setelah berhasil menghancurkan kerajaan Goth yang ketika itu di pimpin oleh Raja Roderick.
Ada dua faktor mengapa umat Islam mampu menguasai Andalusia. Pertama karena kondisi sosial politik serta ekonomi negeri itu yang sedang krisis. Wilayahnya terbagi-bagi menjadi beberapa negeri kecil, juga rakyat yang  dibagi-bagi kedalam sistem kelas sehingga keadaannya diliputi oleh kemelaratan, ketertindasan, dan ketiadaan persamaan hak.
Yang kedua karena kondisi dalam Islam itu sendiri yang kuat.bagi dari bidang militer, sosial budaya, ekonomi maupun perpolitikannya. Selain itu juga nilai ajaran Islam itu sendiri yang membawa ke arah kebaikan yang membuat penduduk Spanyol menyambut baik kehadiran Islam
Umat Islam di Spanyol di bawah pemerintahan Bani Umayyah mencapai kejayaan yang gemilang. Dalam masa lebih dari tujuh abad, kekuasaan Islam di Spanyol telah membawa umat Islam mencapai kejayaannya disana. Banyak prestasi yang mereka peroleh, bahkan pengaruhnya membawa Eropa kepada masa renaisance, dan kemudian dunia kepada kemajuan yang lebih kompleks.
Kemajuan tersebut meliputi berbagai bidang diantaranya :
1)      Kemajuan intelektual, kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan meliputi: filsafat, sains (Ilmu-ilmukedokteran, musik, matematika, astronomi, kimiadan lain-lain), Fiqih (Madzab Maliki) music dan kesenian, bahasa dan sastra. Sebagai tempat untuk pengembangan ilmu-ilmu ini maka didirikan Universitas Cordova yang merupakan Universitas Islam tertua di dunia yang masih eksis sampai sekarang.
2)      Kemegahan pembangunan fisik. Ada beberapa pusat peradaban di Spanyol yang bangunannya tampak menonjol dan memberikan kekhasan pada dunia Islam.
Faktor-faktor pendukung kemajuan tersebut antara lain :
1)      Peguasa-penguasa yang memerintah sangat kuat dan berwibawa, serta mampu mempersatukan kekuatan-kekuatan umat Islam.
2)      Keberhasilan politik.
3)      Toleransi antarumat beragama di tegakkan oleh para penguasa terhadap penganut agama Kristen dan Yahudi, sehingga mereka ikut berpartisipasi mewujudkan peradaban Islam di Spanyol.

B.     STUDI ISLAM DI BARAT KLASIK
Untuk menjelaskan perkembangan Islam di dunia Barat perlu dijelaskan terlebih dahulu kontak Islam dengan dunia Barat. Kontak Islam dengan dunia Barat dapat dikelompokan dalam dua fase,yakni dimasa kejayaan Islam (abad ke 8) kalui lihat Spanyol abad ke 13,dan sejak masa renaissance,dimana dunia Barat menemukan kejayaannya sampai sekarang.
·         Masa  kejayaan muslim
Pada abad ke 8 M, ilmu pengetahuan daerah timur sudah sangat maju,hal ini menyebabkan kontak antar dunia Barat dengan dunia muslim,terutama dalam bidang ilmu pengetahuan. Dan dalam kontak inilah fase pertama masuknya Islam di dunia Barat.
Tokoh-tokoh yang memperkenalkan ilmu pengetahuan bangsa Arab kepada dunia Barat pada abad ke 11 adalah Gerbert d’Auvergne yang kemudian menjabat paus vatikan dengan panggilan Pope Sylvester II ( 990-1003 M),Conctantine the African, dan Adelard (Adelboud) of Bath.
Pada pertengahan abad ke 12, barulah Raymund membentuk society of translator yang diketauai oleh Arcbdeacon dominicius guandasalvi,dan buat pertama kalinya versi-versi dalam bahasa latin mengenai himpunan komentar Avicienna( Ibnnu Sina) dan Agazales(Al Ghazali)mucul. Yang diperkejakan sebagai penerjemah itu adalah tikoh-tokoh Yahudi yang telah dipaksa memeluk agam Kristen setelah ibukota Toledo direbut dari kekuasaan Islam. Dengan demikian mulailah berlangsung kegiatan penyalinan naskah naskah Arab karya Ibnu Shina dalam bidang ketabiban yaitu Cannon Of Medicine yang disalin oleh Gerard of Cremona. Setelah penyalinan itu lalu muncullah penyalinan manuskrip-manuskrip yang lain.
Penyalinan manuskrip-manuskrip kedalam bahasa latin tersebut, beermula atas restu King Frederick H (1198-1212), walaupun baru berlangsung efektif pada masa pemerintahan King Ferderick II atau dikenal dengan Kaisar Holly Roman Empire (1212-1250). King Frederick II sangat berjasa dalam proses penyalinan manuskrip tersebut. Hal itu dapat dilihat ketika dia memberikan fasilitas tidak terhingga kepada  Michael Scott (1175-1234),tokoh yang dalam sejarahmenyalin karya-karya Ibnu Rushd(Averroes). Pada tahun 1217 M, Michael melawat ke Toledo dan membawa naskah-naskah Arab dalam bidang Astronomi dan bidang-bidang fisika lainnya. Seorang tokoh lagi yang diberi fasilitas oleh King Frederick II Hermanus Alleamanus, yang diantara tahun 1234-1256 M, menyalin karya-karya Al-Farabes (Al-Farabi).Berkat penyalinan karya-karya ilmiah dari manuskrip-manuskrip arab itu,terbukalh cabang-cabang ilmiah didunia Barat.
 Dalam proses penyalinan manuskrip tersebut mendapat tantangan dari paus vatikan,namun kegiatan itu tetap berlangsung sehingga terbangun perguruan-perguruan tinggi di semenanjung Italia,Padua,Florence,Milano,Venezia,disusul oleh Oxford dan Cambrigde di Inggris,Sorbone di Perancis,Tubingen di Jerman.
Setelah ilmu-ilmu yang  dahulunya dikembangkan muslim masuk ke Eropa, lalu dikembangbangkan oleh sarjana-sarjana Barat,dirasakan tidak sejalan dengan Islam. Karena itu para ilmuwan melakukan pembersihan,agar nilai-nilai Islam yang sempat tercampur oleh paham-paham seperti secular, dapat bersih kembali. Pembersihan tersebut dilakukan melalui beberapa tahap. Pertama, mencoba menumbuhkan kesadaan akan persoalan yang ada,dengan menunjukan kekurangan-kekurangan system Barat dan produknya di dunia Islam. Kedua, pada level yang lebih praktis upaya pendirian-pendirian universitas-uniersitas Islam sebagai alternative terhadap universitas model Barat yang sejauh ini dominan.
·         Masa Renaisance
Kedatangan muslim fase kedua didunia Barat terjadi pada masa Renaisance, yaitu sekitar abad ke 13. Latar belakang datangnya muslim ke Eropa (khususnya Eropa Barat) karena dua faktor. Yaitu faktor politik dan faktor ekonomi. Yang menjadi faktor politik adalah, kesepakatan antara Negara penjajah dan Negara yang menjadi bekas jajahan,dimana Negara penjajah memperbolehkan penduduk Negara bekas jajahan masuk ke negaranya. Misal Prancis memperbolehkan datangnya muslim dari Afrika Barat dan Afrika utara, Inggris terhadap muslim Pakistan, dan Belanda terhadap muslim Suriname.
Adapun alasan ekonominya, yaitu untuk mencukupi tenaga buruh yang dibutuhkan Negara-negara Eropa Barat. Misalnya untuk menutupi kebutuhan buruh di Belgia,Jerman,Belanda, mereka merekrut buruh dari Turki,Maroko, dan beberapa Negara timur tengah lainnya.
Islam cukup berkembang di Eropa Barat,karena sejak awal pengaruh Islam berasal dari Eropa bagian Barat,dan Negara-negara Eropa Barat uang paling menerima Islam.
berikut kategori muslim yang ada di Eropa Barat berdasarkan cara masuk Islamnya:
a)      Pendatang ( migrant)
b)      Penduduk asli :
1.      Orang asli yang masuk Islam ( Converted Muslim)
2.      Keturunan dari muslim asli yang sudah lama,yang dulu masuk Islam karena pengaruh kekuasaan Turki . katergori ini ditemukan di Yunani.
3.      Muslim yang kembali menemukan agama aslinya (rediscovery Islam of original roots). Untuk kategori ini adalah muslim yang ada di Spanyol.
Di Eropa Barat selain berdasarkan pengIslamannya, Islam juga dibagi berdasarkan sudut pandang pemeluknya:
a)      Konfensional yakni menjadikan Islam bukan sekedar agama,tetapi juga cara hidup dalam kehidupan social budaya.
b)      Believers yakni menerima dan menjadikan Islam sebagai dasar kehidupan social, tetapi tidak melaksanakan kewajiban-kewajiban Islam.
c)      Liberals yakni mendukung dalam aspek nilai etik dan filosofi Islam,tetapi dalam waktu yang bersamaan,meraka kritis bahkan menolak sejumlah aspek agama khususnya social dan politik.
d)     Agnossticists yakni tidak percaya dengan keimanan dan menolak agama sebaga dasar kehidupan social dan budaya pada umumnya.

C.    Karakteristik Studi Islam di Dunia Barat
Studi Islam yang berkembang di dunia Barat memiliki beberapa karalteristik yang dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu;
1.      Berdasarkan dosen yang mengajarkan Studi Islam
      Berdasarkan dosen yang mengajar studi Islam, dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni;
a.      Tenaga pengajar non-Islam (non-muslim)
Pengajar non-muslim tersebut lebih dikenal dengan sebutan Orientalist, Orient yang berarti Timur, dan List yang berarti ahli. Maka secara bahasa Orientalist adalah ahli ketimuran. Yang dimaksud Timur adalah Islam. Maka ringkasnya, Orientalist adalah ahli keislaman. Para orientalist ini disebut sebagai orang yang mengetahui islam secara kognitif atau aqliyah (understanding), namun tidak pernah sampai pada tingkat afektif atau qobliyah (merasakan), apalagi pada tingkat psikomotorik atau fi’liyah atau ‘amaliyah[4].
        Sebelum muslim memasuki universitas-universitas (perguruan tinggi) di Barat dan belum ada muslim yang menulis dalam bahasa Barat, buku-buku dan artikel-artikel tentang pemikiran-pemikiran di bidang Islam yang berkembang di dunia Barat di dominasi dan merupakan hasil pemikiran para orientalist. Sehingga bagi yang ingin mengetahui tentang Islam, maka sumber bacaannya adalah hasil karya orientalist. Karena rata-rata para orientalist menggunakan bahasa yang berlaku atau digunakan di negara masing-masing. Maka lebih mudah untuk dipahami.
        Berdasarkan bidang keilmuan yang ditekuni, khususnya pengkajian terhadap kitab suci Al-Qur’an, secara umum tujuan para orientalist dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni; 1. Missionari, dalamungkapan yang sederhana kelompok missionari adalah para sarjana Barat yang ketika mengkaji AL-Qur’an memakai kacamata ajaran Kristen, bahkan mempunyai misi tertentu. Dengan tujuan misi tertentu tersebut, mereka berusaha memperlihatkan kelemahan dan kekurangan Al-Qur’an. 2. Akademik, kelompok akademik adalah ilmuwan yang mengkaji Al-Qur’an berdasar dan mempunyai motivasi ilmu secara murni (motivasi akademik)[5]. 
         Kegiatan para orientalist tersebut telah berlangsung sejak peradaban Islam memasuki zaman pertengahan (1250-1800 M) atau ketika masa Islam menapaki kejayaannya, minat orang-orang Barat kepada bahasa-bahasa Timur khususnya Arab sangat tinggi. Mereka kemudian mempelajarinya lengkap sekaligus kesusastraannya. Selain bahasa Arab, bahasa Timur yang juga dipelajari adalah bahasa Turki, Ibrani dan Persi. Setelah menguasai bahasa-bahasa tersebut, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menerjemahkan buku-buku berbahasa Arab dari berbagai bidang ilmu seperti ilmu alam, kedokteran, matematika, dan berbagai bidang keilmuan lainnya ke dalam bahasa mereka masing-masing.
                 Diantara tokoh-tokoh orientalist yang banyak sekali mengeluarkan perhatian mereka dalam bahasa Arab adalah para orientalist yang hidup di abad ke-20. Para orientalist ternama abad ini antara lain yaitu;
1)      Ignace Goldziher
            Merupakan seorang orientalist terkemuka pada permulaan abad ke-20 yang mempunyai keahlian utama dalam studi agama Islam dan kebudayaan agama Islam. Karyanya sangat banyak yang meliputi beberapa subyek ilmu pengetahuan diantaranya ialah Muhammedanische Studien, Az Iszlam, Vorlesungen Uber Das Islam, dan lain-lain. Dia juga telah menerjemahkan buku Das Buch V. Wesen der Seele dalam bahasa Arab[6].
2)      Snouck Hurgronje
            Pernah mengunjungi negeri Arab tahun 1884 dan berhasil tiba di Mekkah. Dia menulis buku-buku mengenai Islam yang diantaranya berhubungan dengan haji di Mekkah yang dicetak di Leiden berjudul Mekkansche Feest. Karya-karyanya yang lain ialah Het Gajoland, Arabic en Oost Indie, dan De Atjehers,[7] yang banyak mengisahkan tentang kehidupan umat muslim di Nanggroe Aceh Darussalam ketika berlangsungnya masa kolonial Belanda.
3)      I.Guidi
            Seorang orientalist terkenal yang berasal dari Italia dalam bidang bahasa Arab. Mengenal Mesir dengan baik dan pernah menjadi Guru Besar di Cairo University untuk beberapa tahun. Jasa-jasa peninggalannya sebagai seorang orientalist adalah menerbitkan kitabul Af’al karangan Ibnu Quthiyah, menyusun index secara abjad terhadap kitab Al-Aghani, dan lain-lain.
       Kegiatan-kegiatan yang di adakan para orientalist untuk menunjukkan kemajuannya adalah sebagai berikut;
1. Mengadakan kongres-kongres orientalisme
2. Mendirikan lembaga-lembaga ketimuran
3. Mendirikan organisasi-organisasi ketimuran
4. Menerbitkan ensiklopedia dan buku-buku
5. Menerbitkan majalah-majalah
b.      Tenaga pengajar (dosen) yang menganut agama Islam (muslim)
      Seiring dengan mulai munculnya sarjana-sarjana muslim yang sekolah di barat dan menulis dalam bahasa barat tentang islam, maka ahli keislaman pun muncul dari sejumlah muslim. Munculnya ulama-ulama sarjana muslim ini sebagai hasil interaksi mereka terhadap tenaga-tenaga pengajar (dosen) tentang studi Islam di dunia Barat.
       Dengan lahirnya sarjana-sarjana muslim dibidang studi Islam dan mampu menggunakan bahasa barat (Eropa dan Amerika) secara tepat dan benar, maka diharapkan dapat mengklarifikasi pandangan-pandangan sarjana barat yang terkadang berpandangan miring terhadap Islam dan muslim. Serta minimal dapat memberikan alternatif pemikiran, bukan sekedar murni pandangan-pandangan sarjana non-muslim[8].
      Beberapa sarjana muslim yang menjadi ahli dalam kajian Islam adalah Muhammad Iqbal, Fazlur Raihan, Nmuhammad Arkoun, Farid Esack, Nasr Hamid Abu Zayd, Fatima Mernisi, Muhammad Hashim Kamali, dan lain-lain.
2.      Berdasarkan Perguruan Tinggi (Universitas)
Dari sisi kelembagaan atau institusi, studi Islam di negara non muslim tidak selalu dengan nama Islamic Studies, tetapi dengan berbagai nama, semisal Middle East Studies, Near Eastern Studies, Religious Studies, Comparative Religion, dan lain-lain. Hanya beberapa Perguruan Tinggi yang menyebut nama Islamic Studies dan menjadi major di Amerika Serikat (USA) diantaranya[9];
1.      American Islamic College , Chicago
2.      American University, Massachutes, Washington
3.      College of Wooster, Wooster
4.      North Central University, Minneapolis
5.      Ohio State University
6.      University of Washington
      Sementara  di Perguruan Tinggi lain lebih banyak menggunakan nama studi wilayah (Area Studies) jdan pusat studi (Center for Study) bukan major.[10] Contoh Universitas yang ada di Amerika Serikat adalah;
1.        Priceton University
2.        Temple University
3.        Indiana University
4.        Georgetown University
5.        Chicago University
6.        University of California Los Angeles (UCLA)
7.        University of Colorado, Boulder
      Universitas-universitas di Kanada yang menyelenggarakan program serupa adalah;
1.      Mc Gill University, Montreal, Kanada
2.      University of Toronto, Toronto
3.      Ontario University, Ontario
4.      Quebec University, Quebec

       Pergurauan Tinggi yang menawarkan Studi Islam di Eropa antara lain;
             1.    University of Cambridge, Inggris
             2.    University of London, Inggris
             3.    Durham University, Inggris
              4.    Edinburgh University
              5.    Frankfurt University, Jerman
              6.    University Leiden, Leiden, Belanda
     
          Studi Islam yang ditawarkan dibeberapa Perguruan Tinggi di Australia, baik menjadi bagian dari fakultas dan jurusan maupun dalam bentuk pusat studi, adalah lembaga;
              1.      The Australian National University
              2.      The University of Queensland
              3.      Melbourne University
3.      Berdasarkan Pusat Studi
      Beberapa lembaga (pusat studi/center), baik yang berafilasi dengan universitas maupun tidak, yang menawarkan dan menyediakan studi Islam diantaranya ada di United State of America, yakni;
      1.      Islamic Society of North America (ISNA)
      2.      Council on American Islamic Relations (CAIR)
      3.      All-Dulles Area Muslim Society (ADAMS Center)
              Pusat (center) yang ada di Eropa dan Australia[11] antara lain;
1.      European Academy for Islamic Studies (EAIS), London. Menawarkan program gelar (dergree), pasca sarjana dan short course, yang memiliki dua jurusan, Department of Arabic Studies dan Department of Islamic Studies
2.      The Oxford Centre for Islamix Studies, Inggris
3.      Centre for Islamic Law and Society, Melbourne Law School, The Universuty of Melbourne Australia
4.      Centre for Contemporary Islamic Studies
5.      Centre for Islamic Management Studies

D.    DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF DOMINASI PERADABAN BARAT DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Peradabaan Barat dalam sistem pendidikan Islam memberi dampak positif, tetapi pada sisi lain peradaban ini juga mempunyai pengaruh negatif terhadap dunia pendidikan Islam. Dampak positifnya antara lain:
1. Peradaban Barat telah mengefektifkan sekaligus mengefisienkan proses pelaksanaan pendidikan Islam.
2. Kemajuan peradaban Barat telah menyadarkan dunia Islam akan ketertinggalannya sehingga mengubah dan menggugah mereka untuk berusaha keras menuju penguasaan kembali ilmu pengetahuan dan peradaban yang pernah dimiliki oleh dunia Islam.
3. Peradaban Barat memudahkan transfer ilmu pengetahuan, nilai-nilai keagamaan, kebudayaan, pemikiran dan keahlian kepada generasi muda, sehingga mereka betul-betul siap mengarungi kehidupan seka-rang dan yang akan datang.
Dampak negatif dominasi peradaban Barat dalam pendidikan Islam antara lain:
1. Menyebabkan terjadinya dikotomi ilmu dan dualisme pendidikan
sebagai pengaruh paham sekuler yang berkembang di Barat.
2. Dari segi ekonomi justru menguras masyarakat Islam untuk mengeluar-kan biaya yang besar guna membeli produk-produk Barat, sebagai alat
modern dalam memenuhi kebutuhan media dan teknologi pendidikan
Islam.
3. Melemahkan kreativitas untuk menciptakan dunia baru dalam pendi-dikan Islam karena menganggap bahwa teknologi Barat telah menyiap-kan berbagai fasilitas pendidikan yang dibutuhkan mulai dari yang
sederhana sampai yang paling canggih.
















BAB III
KESIMPULAN

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pada awalnya Islam sangat jaya dalan hal ilmu pengetahuan. Hal itu dapat dilihat dengan penyalinan manuskrip-manuskrip ilmu pengetahuan yang dilakukan oleh bangsa Barat. Namun pada abad k-13 atau pada masa renaisance bangsa Barat lebih mendominasi karena mereka lebih mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan mengimplikasikannya dalam kehidupan nyata. Hal itulah yang menyebabkan bangsa Barat lebih maju dari babgsa Timur hingga saat ini.  



DAFTAR PUSTAKA

Nasution. Khoiruddin. 2012. Pengantar Studi Islam. Yogyakarta: ACAdeMIA + TAZZAFA.
Umar. A. Muin. 1978. Orientalisme dan Studi tentang Islam. Jakarta: Bulan Bintang.





[1]GusnamHaris, SejarahKebudayaan Islam. ( Yogyakarta : PojkaAkademik UN Sunankalijaga, 2005 ) Hal 113.
[2]Khoiruddinnasution , Pengantar Studi Islam ,( Yogyakarta : Acade MA + TAZZAFA, 2009 ) Hal 78
[3]K. Ali: Studi Sejarah Islam, Terj. Adang Affandi, (Yogyakarta: Binacipta, 1995) Hlm 291
[4] Khoirudin Nasution. Pengantar Studi Islam. (Yogyakarta: ACAdeMIA + TAZZAFA. 2012). Hlm 97
[5] Ibid. hlm 100-101
[6] A. Muin Umar. Orientalisme dan Studi Tentang Islam. (Jakarta: Bulan Bintang. 1978). Hlm 36

[7] Ibid. hlm 37

5 Khoiruddin Nasution. Pengantar Studi Islam. (Yogyakarta: ACAdeMIA + TAZZAFA. 2012). Hlm 93
[9] Ibid. hlm 103
[10] Ibid. hlm 105
[11] Ibid. hlm 112-113

0 Comments:

Post a Comment