Saya akan mencoba menganalisa bagaimana
sebenarnya efek dari penghapusan bahasa inggris baik efek baik maupun efek
buruknya, juga kami akan memberikan sedikit pendapat kami tentang hal itu,
serta hal-hal yang berkaitan dengan itu. Tadi oleh saudara zubas telah
dijelaskan tentang point2 penting dari dari kurikulum 2013 tepatnya di sd,
disini kita akan lebih memfokuskan pembahasannya ke point terakhir, yakni
penghapusan bahasa inggris di sd.
Point ini menurut kami merupakan point paling
penting, dimana kita tahu bahwa dengan di hapuskannya bahasa inggris dari sd,
menimbulkan pro dan kontar dengan perdebatan yang cukup serius. Mari kita lihat
apa bila hal ini benar2 di lakukan, apa yang akan terjadi. Menurut kami
penghapusan ini akan memberikan efek baik maupun efek buruk bagi kehidupan.
Kami akan mencoba mengemukakan hasil diskusi kami yang pertama yaitu tentang
efek baik dari penghapusan itu, yang pertama yakni berkurangnya tekanan bagi
anak sd dalam pembelajaran mereka. Selama ini anak sd di beri materi yang cukup
banyak dan itu yang menjadi perhatian bagi para pakar pendidikan karena
dikhawatirkan berdampak pada hasil belajar mereka, juga terhadap pemahamam
mereka terhadap bahasa sendiri dibanding dengan bahasa asing, bila di benturkan
dengan point ini.
Kemudian point yang kedua ialah semakin
banyaknya waktu yang ada untuk mempelajari budaya bangsa sendiri. Disini
sebenarnya yang menjadi kekhawatiran para pakar pendidikan mengapa mereka
berusaha menghapuskan bahasa inggris dari sd, karena menurut mereka selama ini
bahasa inggris merupakan hal yang agak menggeser posisi dari bahasa indonesia
sebagai bahasa ibu. Ada hubungan yang sangat erat sekali dengan point ketiga
yakni dengan kefokusan pemerintah terhadap penanaman kepada anak bahwa bahasa
indonesia merupakan bahasa ibu yang wajib di pelajari terlebih dahulu. Mereka
ingin melandasi bahwa sebelum anak mempelajari bahasa asing, mereka harus
menguasai terlebih dahulu bahasa indonesia sebagai bahasa ibu.
Namun demikian,
akan ada juga efek buruk dengan diadakannya penghapusan ini, yang pertama ialah
kekurang siapan anak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang selanjutnya, contoh
sederhananya ketika kita mau masuk ke tingkat kuliah, kita juga dihadapkan
dengan tes bahasa inggris. Selain itu juga kekurang siapan menghadapi
globalisasi yang semakin membesar. Globalisasi ini bila tidak di tanggapi
dengan benar akan berefek pada eksistensi kita sebagai warga dunia. Kita akan
merasa dikucilkan karena kekurang mampuan kita berkomunikasi.
Terlebih ada wacana
indonesia akan memasuki pasar bebas tahun depan membuat kita harus lebih cepat
dalam mempersiapkannya.
Kemudian point yang
kedua yaitu akan ada banyak guru bahasa inggris di sd yang menganggur. Hal ini
sangat di sesalkan bila terjadi karena mereka juga memiliki kesempatan untuk
mengajar. Bila hal ini terjadi, maka akan semakin menambah jumlah pengangguran
di indonesia.
Point terakhir
yaitu, terbuangnya kesempatan emas, apa maksudnya? Ada sebuah penelitian di
california menyebutkan bahwa Secara psikologis, siswa yang berusia 7-12 tahun
ini berada pada masa kanak-kanak tengah, middle childhood. Fase ini
menjadi masa emas untuk belajar bahasa selain bahasa ibu (bahasa pertama).
Kondisi otaknya masih plastis dan lentur sehingga penyerapan bahasa lebih
mudah. Hal ini jelas menunjukkan bahwa kemampuan Sensitivitas berbahasa pada
anak-anak SD sangat baik sehingga jika alasan menghapus bahasa Inggris dari
kurikulum SD karena faktor kemampuan, jelas itu kurang memiliki dasar ilmiah
yang kuat.
Dengan demikian
hasil pemaparan kami tentang akibat dari penghapusan bahasa inggris dari mapel
sd memberikan kami kesimpulan bahwa kami tidak setuju dengan dihapuskannya hal
itu.
Namun demikian kami
tidak berhenti disini. Kami akan mencoba memberikan beberapa solusi terkait
dengan penolakan penghapusan tersebut, yang pertama yaitu dengan mengubah
substansi dari pengajaran nya itu. Mungkin semisal dengan hanya mengajarkan
kosa kata dengan dikemas dengan baik, bukan mengajarkan seperti grammar yang
jelas2 menambah beban bagi anak.
Kemudian yang
kedua, yaitu jadikan lah patokan, bahwa dalam mempelajari bahasa asing itu
bukan untuk menggeser posisi dari bahasa sendiri, tapi lebih kepada alat yang
digunakan untuk menghadapi globalisasi yang semakin tidak terbendung.
Sekian dari kami
bila ada kesalahan tutur kata kami mohon maaf sebesar2nya, waktu kami
kembalikan ke moderator.
0 Comments:
Post a Comment