“ADMINISTRASI
KESISWAAN”
DISUSUN OLEH
:
Nama : Ahmad Syafii
NIM : 13410154
Semester : II (GENAP)
Dosen pengampu : Nur Munajat, M.Si.
NIP : 19680110 199903 2 001
PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN
KALIJAGA YOGYAKARTA
2013/2014
KATA PENGANTAR
Segala
puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat,
serta hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
yang kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Administrasi Pendidikan
“.Semoga jerih payah kami dicatat sebagai amal baik yang nantinya bisa
bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi seluruh mahasiswa pada umumnya.
Dalam
makalah ini akan kami uraiakan tentang “ADMINISTRASI KESISWAAN” yang
mungkin tidak asing lagi ditelinga kita sekalian.
Kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telahmembantu dengan
tulus hingga terselesaikannya tugas ini, khususnya kepada Bapak Nur Munajat,
M.Si. Akhirnya kami berharap semoga tugas yang sederhana ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Yogyakarta,
4 Maret 2014
penulis
DAFTAR ISI
Halaman sampul...............................................................................................
Kata pengantar................................................................................................. i
Daftar isi .......................................................................................................... ii
BAB I :PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG.............................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................... 1
C.
TUJUAN................................................................................................... 1
BAB II : PEMBAHASAN.............................................................................. 3
A. PENGERTIAN......................................................................................... 3
B. RUANG LINGKUP ADMINISTASI
KESISWAAN............................ 3
1.
Penerimaan siswa baru.......................................................................... 3
2.
Ketatausahaan siswa............................................................................. 6
3.
Pembinaan Siswa.................................................................................. 9
4.
Mengatur Pemberian Bimbingan dan Penyuluhan................................ 11
5.
Pengelolaan Osis (Organisasi Siswa Intra Sekolah).............................. 12
6.
Promosi dan Mutasi.............................................................................. 13
BAB III : PENUTUP....................................................................................... 15
A.
KESIMPULAN........................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 16
LAMPIRAN.................................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG.
Administrasi pendidikan adalah semua usaha yang
dilakukan untuk mendayagunakan secara tepat dan berhasil sumber-sumber
material, personal dan spiritual, yang tersedia untuk mencapai suatu tujuan
pendidikan.
Pengertian administrasi pendidikan secara luas
dapat diartikan semua hal yang terkait dengan pengelolaan atau manajemen dari
pendidikan itu sendiri. Sedangkan pengertian administrasi pendidikan secara
sempit adalah pekerjaan tulis menulis, seperti pendaftaran peserta didik/siswa
baru, mengisi buku induk, mengisi buku rapor, membuat laporan keuangan, dan
sebagainya.
Sesuai dengan UU Sisdiknas No.20 Tahun 2013 BAB
2 Pasal 3, tujuan dari pendidikan adalah bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Titik pusat administrasi sekolah hendaknya
selalu paling dekat dengan maksud pokok mendirikan sekolah-sekolah. Ini berarti
pendidikan anak-anak dan remaja. Maka tindakan mangajar dan setiap aspek dari
fungsi-fungsi mengorganisasi, mengadministrasi, dan mensupervisi pengajaran
hendaknya langsung menyumbang kepada tujuan bahwa anak didik pada setiap tahap
dari setiap tahap mereka mempunyai perhatian penuh. Ini menunjukan kepada
perlunya sekolah membangun suatu program pelayanan yang memadai bagi semua
peserta didik.
B.
RUMUSAN MASALAH.
1.
Bagaimana pengertian dari administrasi kesiswaan?
2.
Bagaimana ruang lingkup dari administrasi kesiswaan?
3.
Bagaimana contoh-contoh instrumen dalam administrasi kesiswaan?
C.
TUJUAN.
1.
Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari administrasi kesiswaan?
2.
Mahasiswa dapat mengetahui ruang lingkup dari administrasi pendidikan.
3.
Mahasiswa dapat mengetahui contoh-contoh instrumen dalam administrasi
pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN.
Aministrasi secara sempit berasal dari kata Administratie
(bahasa Belanda) yaitu meliputi kegiatan catat-mencatat, surat-menyurat,
pembukuan ringan, ketki-mengetik, agenda dan sebagainya yang bersifat teknis
ketatausahaan. Sedangkan secara luas bermakna serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh sekelompok orang dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan
tertentu.
sedangkan peserta didik atau siswa adalah siapa
saja yang terdaftar sebagai objek didik di suatu lembaga pendidikan di lembaga
pendidikan tingkat dasar dan menengah, yakni sekolah dasar, sekolah lanjutan
tingkat pertama dan sekolah lanjutan tingkat atas, objek yang di didik di sebut
siswa.di lembaga pendidikan tingkat tinggi yakni universitas ,
Akademi,,institut, objek didik disebut maha siswa[1].
Jadi dapat ditarik pengertian bahwa Administrasi
siswa merupakan bagian dari kegiataan administrasi yang dilaksanakan di
sekolah, berupa usaha kerjasama yang dilakukan oleh para pendidik agar
terlaksananya proses belajar mengajar yang relevan, efektif, efisien, guna
tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan.
B.
RUANG LINGKUP ADMINISTASI KESISWAAN.
Cakupan administrasi kesiswaan akan meliputi
pengelolaan penerimaan siswa baru, pengelolaan bimbingan dan penyuluhan,
pengelolaan kelas, pengelolaan organisasi intra sekolah (OSIS) dan pengelolaan
data siswa. Jenis-jenis kegiatan administrasi siswa dapat didaftarkan melalui
gambaran bahwa lembaga pendidikan diumumkan sebagai sebuah transformasi
(proses) dan keluaran (Out-put). Dengan demikian penyajian penjelasan
administrasi kesiswaan dapat diurutkan menurut aspek-aspek tersebut. Dengan
melihat pada proses memasuki sekolah sampai siswa meninggalkan sekolah terdapat
lima kelompok pengadministrasian yaitu:
1.
Penerimaan siswa baru
Penerimaan siswa baru merupakan
peristiwa penting bagi suatu sekolah. Pross penerimaan siswa baru yang
dilakukan menjelang tahun ajaran baru, artinya proses ini harus sudah selesai
menjelang tahun ajaran baru dimulai. Maka dari itu kepala sekolah harus
bergegas untuk membentuk panitia penerimaan siswa baru, karena yang menjadi
panitia penerimaan siswa baru bersifat tidak tetap, maka boleh dibantu atau
dilaksanakan oleh guru-guru.
Langkah-langkah penerimaan siswa
baru:
a.
Pembentukan panitia penerimaan calon siswa
Panitia ini dibentuk oleh sekolah
(kepala sekolah) yang bertugas untuk tahun yang bersangkutan. Panitia ini
bertugas untuk membuat publikasi tentang penerimaan siswa, menyiapkan formulir
pendaftaran, menerima pendaftaran, menyelenggarakan testing dan penyampaian
hasil tes. Untuk itu panitia harus menyusun program kerja antara lain mengenai
mengenai bentuk kegiatan, jadwal waktu kegiatan, pembagian kerja antara anggota
panitia yang melaksanakan pekerjaan, jumlah calon yang akan diterima, sarana
dan prasarana yang dibutuhkan, serta rencana pembiayaan dan kegiatan-kegiatan
lain yang berkenaan dengan penerimaan siswa baru tersebut
b.
Penetapan daya tampung
Penetapan daya tampung
dimaksudkan untuk mengetahui jumlah siswa yang
akan diterima sesuai dengan kemampuan sekolah. Penetapan daya tampung
ini dilakukan dengan jalan menghitung jumlah ruangan/kelas, meja, kursi yang
tersedia, disamping siswa yang tinggal kelas.
Sebelum sekolah menerima siswa
baru terlebih dahulu harus ditetapkan daya tampung sekolah yang bersangkutan.
Hal ini dapat diketahui dengan menghitung berapa banyak lokal yang tersedia untuk dapat menampung
calon siswa baru dan berapa jumlah daya tampung
masing-masing lokal tersebut, dan setelah itu dikurangi jumlah siswa yang tidak
naik kelas. Dengan cara demikian akan dapat diketahui berapa daya tampung dari
sekolah dimaksud.
c.
Penetapan persyaratan calon
Persyaratan calon siswa yang akan
diterima pada suatu sekolah tergantung pada jenis dan tingkatan sekolah yang
bersangkutan. Pada umumnya ada beberapa persyaratan yang ditetapkan oleh
sekolah yang bersangkutan antara lain :
1.
Persyaratan yang bersifat administrasif
Persyaratan yang bersifat
administratif ini antara lain[2]
:
a)
STTB
b)
Surat keterangan kelahiran
c)
Surat keterangan kesehatan
d)
Surat keterangan berkelakuan baik
e)
Mengisi formulilr pendaftaran
f)
Pas photo
g)
Biaya pendaftaran
h)
Dan lain-lain yang dirasa perlu
Meskipun demikian dalam
kenyataannya tidak semua sekolah menetapkan persyaratan yang sama tergantung
pada keadaan dan tingkatan sekolah bersangkutan[3].
2.
Persyaratan yang bersifat akademik
Persyaratan yang bersifat
akademik berkenaan dengan mutu yang harus dimiliki oleh calon siswa. Untuk
melihat mutu ini dapat diketahui dengan beberapa cara antara lain memilih calon
yang memiliki prestasi yang baik ketika masih duduk di bangku sekolah
sebelumnya. Dapat pula dilakukan dengan melalui tes di mana dari tes tersebut
akan dapat diketahui calon yang mempunyai prestasi baik dan menggembirakan
(tinggi).
d.
Seleksi calon
Untuk menetapkan calon yang akan
diterima dapat dilakukan dengan jalan melaksanakan seleksi terhadap calon-calon
yang bersangkutan. Seleksi tersebut dapat berupa seleksi persyaratan
administratif yang harus dipenuhi oleh calon. Semua bahan yang ada kaitannya
dengan persyaratan administratif harus diperiksa. Bagi calon yang tidak dapat
memenuhi persyaratan administratif maka calon tersebut dinyatakan gugur atau
tidak dapat diterima. Sesudah seleksi persyaratan administratif selesai
dilakukan maka seleksi selanjutnya berkenaan dengan persyaratan yang bersifat
akademik. Seleksi ini biasanya dilakukan dengan banyak cara antara lain melalui
tes dan melalui non tes[4].
Cara non tes dapat dilakukan
hanya dengan melihat prestasi belajar calon sebelumnya dengan melihat STTB atau
nilai lapor terakhir yang mereka peroleh pada sekolah asal mereka.
Sedangkan melalui tes dapat
dilakukan dengan menggunakan tes yang telah dipersikapkan terlebih dahulu, atau
dengan kata lain calon harus mengikuti ujian saringan. Mereka yang diterima
adalah mereka yang mendapat nilai yang melewati batas lulus sesuai dengan yang
telah ditetapkan dan juga sesuai dengan daya tampung sekolah yang bersangkutan.
e.
Penguguman hasil tes
Penguguman dapat melalui media
massa seperti surat kabar dan sebagainya, tetapi dapat juga hanya menggunakan
papan penguguman di sekolah atau dengan mengirimkan hasil seleksi tersebut
kepada calon siswa yang bersangkutan. Adapun maksud atau tujuan penguguman ini
ialah agar diketahuinya siswa yang dapat diterima di sekolah tersebut maupun
yang tidak.
2.
Ketatausahaan siswa
Sebagai tindak lanjut dari penerimaan kini menjadi tugas
tata usaha sekolah untuk memproses siswa-siswa tersebut dengan catatan-catatan
sekolah. Catatan sekolah dapat
juga dibedakan dalam dua jenis: yaitu catatan untuk seluruh sekolah dan catatan
untuk satu kelas. Jenis-jenis catatan ini bukan hanya untuk sesuatu tingkat
sekolah saja, tetapi berlaku untuk semua tingkat dan jenis.
Catatan untuk sekolah, meliputi:[5]
a.
Buku induk
Yaitu buku yang digunakan untuk
mencatat semua anak yang pernah dan yang sedang mengikuti pelajaran di sekolah
tersebut. Catatan dalam buku ini meliputi: nomor induk (yang dituliskan urut
menurut tanggal siswa tersebut didaftarkan resmi menjadi siswa), jenis kelamin,
nama, alamat orang tua, agama, pekerjaan orang tua, dan keterangan lain-lainnya
yang bperlu untuk pembagian identitas dan keterangan lain. Untuk buku induk
yang lengkap adakalanya dituliskan juga catatan prestasi siswa.
b.
Buku klapeer
Yaitu buku pelengkap buu induk
yang dituliskan menurut abjad nama siswa dan berfungsi sebagai penolong untuk
pencarian data siswa pada buku induk. Apabila misalnya ada bekas siswa yang
sudah lama meninggalkan seko0lah tersebut, pada suatu ketikadatang ke sekolah
untuk menerima surat keterangan, sedangkan ia lupa berapa nomor induknya, maka
bekas siswa tersebut cukup menyebutkan namanya saja. Darai huruf pertama
namanya dapat diketahui pada halaman abjad apa nama tersebut dicari beberapa
nomor indunya kemudian data-data selengkapnya ditelususri secara lengkap dari
buku induk.
c.
Catatan tata tertib sekolah
Yaitu catatan atau kumpulan
peraturan yang sebenarnya bukan hanya diperlukan bagi siswa saja tetapi guru
dan personal lainya. Aturan tata tertib ini sifatnya umum dan khusus. Aturan
tersebut ada yang berasal darai pemerintah (departemen pendidikan dan
kebudayaan, pusat maupun setempat), dan ada yang merupakan produk sekolah
sendiri hasil musyawarah dalam rapat dewan guru. Sekolah merupakan olembaga
pendidikan bukanhanya intelek saja yang dikembangkan tetapi pribadi secara
utuh, oleh karena itu tata tertib yang dikeluarkan bermanfaat untuk anak itu
sendiri dalam rangka membentuk pribadi yang baik. Di samping itu juga
dimaksudkan agar dalam sekolah itu terbentuk suasana yang tentram, teratur,
karena semua menguti aturan yang sama, hal ini biasanya termuat dalam peraturan
tata tertib di antaranya adalah:
1)
Aturan yang menyangkut lahiriah misalnya pakaian, peralatan, dan
sebagainya
2)
Aturan-aturan tingkah laku, misalnya sikap siswa terhadap kepala
sekolah, terhadap guru, sesama siswa, karyawan, dan sebagainya.
3)
Aturan-aturan ketertiban misalnya tentang keharusan ikut gerak jalan,
mengikuti upacara bendera dan sebagainya
Di samping catatan-catatan untuk siswa
seluruh sekolah ada lagi catatan yang khusus untuk siswa-siswa di kelas itu:
1)
Buku kelas yang merupakan cuplikan kutip dari buku induk
2)
Buku presentase kelas yang diisi setiap hari, guna untuk mencatat
keadaan siswa yang masuk dan yang tidak masuk sekolah untuk selanjutnya
dihitung persentase absensi pada setiap akhir bulan
4)
Buku catatan bimbingan dan penyuluhan. Kegiatan bimbingan dan penyuluhan
dimaksud untuk memberikan bantuan kepada setiap siswa agar selama mengikuti
pelajaran di sekolah tidak merasa dirugikan dan dapat mencapai hasil yang
maksimal. Pandangan yang selama ini tersebar adalah kegiatan bimbingan dan
penyuluhan hanya diperuntukan bagi siswa-siswa yang memiliki permasalahan saja.
Siswa-siswa akan merasa malu untuk dating sendiri ke tempat bimbingan atau
merasa terhina jika dipanggil oleh guru pembimbing. Padahal secara konseptual
kegiatan bimbingan dan penyuluhan tersebut diperuntukan bagi semua siswa,
dengan tujuan untuk membantu tujuan mereka secara maksimal.
3.
Pembinaan Siswa
Pembinaan siswa dilakukan agar siswa
mengenali lingkungan tempat belajat merek, dan dapat menyesuaikan diri degan
tuntunan sekolah. Dengan pemahaman lingkungan itu diharapkan dapat tercipta
suatu keadaan di mana siswa lebih tertib dan lebih mementingkan tugas-tugas
belajarnya dibandingkan dengan kegiatan pribadi lainnya di sekolah.
Kegiatan-kegiatan dalam pembinaan siswa adalah:[6]
a.
Memberikan orientasi pada siswa
1.
Perkenalkan
Semua siswa baru diperkenalkan
kepada kepala sekolah, guru, staf sekolah, serta kakak-kakak kelas mereka
2.
Penjelasan tata tertib sekolah
Penjelasan tata tertib sekolah
dilakukan pada awal ajaran atau tahun ajaran. Hal ini penting untuk
diperhatikan karena tata tertib di sekolah adalah salah satu alat yang dapat
digunakan untuk membentuk sikap dan disiplin siswa.
3.
Penjelasan tentang fasilitas sekolah
Penjelasan tentang fasilitas yang
dimiliki oleh sekolah dimaksudkan agar siswa mengetahui kegunaan dan atura yang
harus ditaati dalam memanfaatkan fasilitas tersebut. Fasilitas yang penting
untuk diinformasikan kepada siswa adalah: perpustakaan, alat-alat UKS,
alat-alat olahraga, dan alat-alat yang dapat digunakan untuk memupuk
kreativitas siswa di bidang kesenian.
b.
Mengatur dan mencatat kehadiran siswa
Rajin dan tidaknya siswa dapat
diketahui dengan melihat hasil dari pencatatan kehadiran mereka setiap hari.
Kerajinan siswa dapat digunakan untuk bahan pertimbangan dan penilaian dan
kenaikan kelas. Oleh karena itulah laporan kehadiran siswa sangat diperlukan.
Beberapa alat yang dapat digunakan untuk mencatat kehadiran siswa:
1.
Papan absensi harian siswa (perkelas dan persekolah)
2.
Buku absensi harian siswa
3.
Rekapitulasi absensi siswa
c.
Mencatat prestasi dan kegiatan siswa di kelas
Dalam rangka pembinaan siswa
perlu juga dilakukan pencatatan di kelas. Pencatatan itu dapat dilakukan:
1.
Daftar siswa di kelas
Daftar ini dapat digunakan oleg
guru maupun siswa untuk menghafal nama-nama siswa yang ada di kelas yang
bersangkutan.
2.
Grafik prestasi belajar
Grafik inii berguna memotivasi siswa
agar mereka berkompetensi untuk berprestasi tinggi
3.
Daftar kegiatan siswa
Agar semua siswa senantiasa
mengingat kegiatan yang sudah dan sedang mereka laksanakan, pada masing-masing
kelas dapat dibuat daftar kegiatan siswa.
d.
Membina disiplin siswa di kelas
Disiplin merupakan aspek
terpenting di dalam pembinaan siswa, karena siswa harus menyadari bahwa di
dalam kehidupan bermasyarakat diperlukan kedisiplinan anggotanya. Tanpa disiplin semua bentuk
lembaga masyarakat akan mengalami kekacauan. Disiplin merupakan pembentukan
kebiasaan yang mengandung empat unsur:
1.
Siswa harus berbuat atau bertingkah laku sesuai dengan aturan yang
diinginkan masyarakat dan menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan dalam
masyarakat
2.
Siswa merasa adanya suatu kepuasan batin sesudah berperilaku seperti
yang diharuskan
3.
Alam berbuat., siswa melaksanakan secara otomatis tanpa adanya
pengawasan
4.
Siswa dapat memperbaiki perilaku yang tidak baik
Ada beberapa teknik yang
digunakan untuk mendisiplinkan siswa: teknik yang bersifat otoriter, bersifat
longgar, dan yang bersifat demokratis, teknik yang bersifat otoriter
menggunakan paksaan dan hukuman bagi siswa yang melanggarnya. Teknik yang
bersifat permisif merupakan teknik yang harapan bahwa disiplin itu tumbuh dari siswa
sendiri tanpa adanya paksaan dari sekolah. Sedangkan teknik yang bersifat
demokratis adalah teknik yang member kemungkinan kepada siswa untuk mendpatkan
penjelasan atau melakukan diskusi atau musyawarah tentang perilau yang
diharpkan dilakukan oleh siswa dan perilaku yang tidak diharapkan. Biasanya tat
tertib yang dibuat sekolah mengatur tentang:
1.
Waktu pelajaran dimulai dan diakhiri sesuai dengan aturan yang berlaku
serta memberikan toleransi waktu yang diberikan siswa
2.
Kegiatan-kegiatan yang harus diikuti siswa dalam menunjang pendidikan di
sekolah, termasuk dalam pemanfatan waktu kosong
3.
Akhlak pergaulan selama berada di sekolah
4.
Aturan berpakaian di sekolah
5.
Keamanan dan kebersihan lingkungan di sekolah
6.
Sanksi-sanksi yang dapat diberikan apabila siswa melakukan pelanggaran
terhadap aturan-aturan yang berlaku
4.
Mengatur Pemberian Bimbingan dan Penyuluhan
Pada umumnya siswa membutuhkan
layanan bimbingan dan penyuluhan tersebut antara lain dalam menentukan :
a.
Pilihan bidang studi
b.
Penyesuaian kepada situasi sekolah, seperti memperoleh perasaan diterima
dan pertumbuhan pribadi.
c.
Kesukaran dalam belajar
d.
Kesukaran yang bertalian dengan keluarga dan lingkungan
e.
Gagal dalam bidang studi tertentu
f.
Kebutuhan dan kesempatan akan rekreasi
g.
minat akan bidang studi tertentu
h.
Kurang percaya diri
i.
Hambatan-hambatan fisik, mental, emosi dan penyesuaian diri
j.
Pilihan pekerjaan/pengisisan waktu senggang
k.
Pertentangan antara ambisi dengan kesanggupan siswa
Selanjutnya seorang guru juga
dapat melakukan pengelompokan siswa kepada beberapa kelompok. Menurut Hendyat
Soetopo pengelompokan itu dapat dilakukan atas beberapa pertimbangan[7],
antara lain:
a.
Friendship grouping, yaitu pengelompokkan siswa berteman sesama siswa
itu sendiri
b.
Achievement grouping, yaitu pengelompokkan siswa berdasarkan prestasi
yang dicapai
c.
Aputude grouping, yaitu pengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan dan
bakat yang sesuai dengan apa yang dimiliki
d.
Attention or interest grouping, yaitu pengelompokkan siswa atas dasar
perhatian atau minat yang didasarkan atas kesenangan siswa
e.
Intelligence grouping, yaitu pengelompokkan yang didasarkan hasil tes
inteligensi siswa
Dalam kaitan ini seorang guru
akan dapat memberikan bimbingan sesuai dengan keadaan siswa atau siswa,
sehingga penanganan masalah dapat dilakukan dengan tepat.
5.
Pengelolaan Osis (Organisasi Siswa Intra
Sekolah)
OSIS merupakan organisasi siswa yang resmi diakui
keberadaannya di setiap sekolah. Melalui OSIS ini diharapkan siswa akan dapat
mengatur dan melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler secara baiak di bawah
pengawasan sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler ini merupakan kegiatan yang
diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program
pegajaran sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah.
Contoh kegiatan-kegiatan yang dapat
dilakukan di sekolah melalui OSIS adalah sebagai berikut:[8]
a. Kegiatan pengembangan
pengetahuan dan kemampuan penalaran.
1)
Diskusi, temu karya, seminar, dan lain-lain.
2)
Penelitian.
3)
Karya wisata.
4)
Penulisan karangan untuk berbagai media.
5)
Percobaan-percobaan akademis di luar kelas.
b.Kegiatan pengembangan keterampilan berdasar
hobi.
1)
Latihan kepemimpinan.
2)
Palang Merah Remaja.
3)
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
4)
Pramuka.
5)
Lintas alam.
6)
Olah raga.
7)
Kesenian.
8)
Pengaturan lalu lintas.
c. Kegiatan-kegiatan
pengembangan sikap.
9)
Pengumpulan dana sosial.
10) Membantu masyarakat yang
kena musibah.
6.
Promosi dan Mutasi
Promosi dan Mutasi merupakan
salah sau fase dalam pembinaan siswa. Promosi merupakan perpindahan murid/siswa
dari satu
kelas ke kelas yang lebih tinggi setelah memenuhi persyaratan tertentu. Promosi
ini dilaksanakan berpedoman kepada norma-norma kenaikan kelas yang ditetapkan
bersama, antar guru-guru dengan kepala sekolah. Keputusan kenaikan kelas ini
hendaklah diambil dari landasan yang mewakili sosok murid secara utuh, baik
ditinjau dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik[9].
Ada beberapa prinsip promosi yang
harus
diperhatikan oleh setiap guru yaitu :
d.
Promosi dilaksanakan atas dasar pertimbangan berbagai hal tentang murid
secara pribadi
e. Promosi harus
mempertimbangkan aspek konitif, psikomotori, dan afektif yang dicapai oleh
murid
f. Promosi harus
mempertimbangkan laju perkembangan prestasi yang dicapai oleh murid
g.Promosi mempertimbangkan mata pelajaran yang
akan dipelajari murid/siswa di kelas yang lebih tinggi.
Disamping yang dimaksud dengan
mutasi adalah perpindahan murid dari satu sekolah ke sekolah lainnya karena
alasan-alasan tertentu. Mutasi ini merupakan hak bagi setiap murid/siswa, oleh
sebab itu pihak sekolah harus memberikan kesempatan kepada murid/siswa untuk menggunakan
haknya.
Adapun prosedur-prosedur mutasi
tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Orang tua atau wali murid harus mengajukan surat permohonan pindah
sekolah anaknya kepada kepala sekolah asal, dengan menggunakan format yang
telah disediakan.
b.
Selanjutnya setelah kepala sekolah asal mempelajari dan menyetujui
perpindahan tersebut, maka kepala sekolah mengeluarkan surat pindah.
c.
Setelah anak tersebut diterima di sekolah yang dituju, isian (nama
sekolah, status sekolah, alamat, desa/kelurahan, kecamatan, kab/kodya,
provinsi, diterima tanggal, di tingkat/kelas) dikirim ke sekolah asal.
Surat
keterangan yang dikeluarkan oleh surat asal sangat penting sekali dilakukan
karena secara hukum telah terlepas tanggung jawab sekolah kepada siswa yang
bersangkutan, dan kalau terjadi hal-hal negatif dari siswa tersebut maka
sekolah lama terhindar dari tuntutan hukum.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN.
1.
Kegiatan Administrasi Kesiswaan Meliputi :
a.
Penerimaan siswa baru
b.
Ketatausahaan siswa
c.
Pembinaan Siswa
d.
Mengatur Pemberian Bimbingan dan Penyuluhan
e.
Pengelolaan Osis (Organisasi Siswa Intra Sekolah)
f.
Promosi dan Mutasi
2.
Instrumen administrasi kesiswaan terdiri dari :
g.
Buku induk
h.
Buku klaper
i.
Buku /daftar keadaan siswa
j.
Daftar hadir siswa
k.
File penyimpan berkas siswa
DAFTAR PUSTAKA
Ary H, Gunawan,Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro),
PT, Rineka Cipta: JAKARTA 1996.
Subroto, Suryo. Administrasi pendidikan sekolah, (yogyakarta:Bina
Aksara, 1988).
Asnawir, Administrasi Pendidikan, Padang : IAIN IB Press, 2005
http://supian-hadi.blogspot.com/2012/01/administrasi-kesiswaan.html.
http://heru-moerdhani.blogspot.com/2012/06/administerasi-siswa.html.
LAMPIRAN
1.
Contoh buku induk.
2.
Contoh buku klapper.
3.
Contoh buku /daftar keadaan siswa
4.
Contoh buku Daftar hadir siswa
[1] Ary H, Gunawan,Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan
Mikro), (PT, Rineka Cipta: JAKARTA 1996.) Hlm 1.
[5] Diakses dari http://fzil.wordpress.com/2011/10/25/administrasi-kesiswaan/
pada hari minggu, tanggal 2 Maret 2014 pukul 11.25 WIB
[6] Diakses dari http://fzil.wordpress.com/2011/10/25/administrasi-kesiswaan/
pada hari minggu tanggal 2 Maret 2014 pukul 14.20 WIB
[7] Diakses dari http://supian-hadi.blogspot.com/2012/01/administrasi-kesiswaan.html
pada hari senin tanggal 3 Maret 2014 pukul 09.00 WIB
[8] Diakses dari http://heru-moerdhani.blogspot.com/2012/06/administerasi-siswa.html
pada hari selasa tanggal 4 Maret 2014 pukul 10.25 WIB.
[9] Diakses dari http://fzil.wordpress.com/2011/10/25/administrasi-kesiswaan/
pada hari selasa pukul 4 Maret 2014 pukul 10.27 WIB
0 Comments:
Post a Comment