Header Ads

22 October 2014

PSIKOLOGI PENDIDIKAN ( LIBRARY RESEARCH )

RANCANGAN PENELITIAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN
METODE LIBRARY RESEARCH

A.    JUDUL
MULTIPLE INTELLIGENCE DALAM PERSPEKTIF TRANSDISIPLINER.
A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan merupakan salah satu pilar utama yang dapat menjamin kelangsungan hidup suatu bangsa. Tanpa adanya pendidikan, sebuah bangsa atau masyarakat tidak akan bisa mencapai tujuan hidupnya, sehingga pada akhirnya bangsa tersebut akan menjadi sebuah bangsa yang kurang beradab bahkan tidak beradab.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, bangsa dan negara.
Pendidikan nasional sebagaimana yang telah tercantum dalam Bab II Pasal 3 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Namun seperti yang terjadi dewasa ini, tujuan dari pendidikan nasional belum sepenuhnya tercapai.Untuk itulah diperlukan sebuah inovasi di bidang pendidikan agar tujuan pendidikan nasional di atas dapat tercapai. Salah satu caranya adalah dengan mengimplementasikan pendidikan berkarakter dalam proses pembelajaran di setiap tingkat satuan pendidikan.
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan semakin mudahnya lalu lintas budaya antar bangsa. Globalisasi yang tanpa batas seperti sekarang menyebabkan manusia Indonesia kehilangan jatidirinya sebagai suatu bangsa. Penyebabnya adalah krisis kualitas diri dari manusia Indonesia, terutama kualitas karakter kebangsaan masyarakat Indonesia. Padahal bangsa yang maju adalah bangsa dengan masyarakat berkarakter kuat, sehingga dewasa ini dalam percaturan dunia, Indonesia semakin tak diperhitungkan di antara negara-negara yang kompetitif. Padahal sesungguhnya apabila dikelola dengan baik, sumber daya manusia dan sumber daya alam yang melimpah dapat dijadikan modal oleh bangsa ini untuk menjadi sebuah bangsa yang kuat.
Akibat dari perubahan sosial budaya yang terjadi di masyarakat juga membuat lembaga keluarga yang harusnya bisa menjadi lembaga pendidikan yang utama dan pertama tidak lagi bisa menjalankan fungsi-fungsinya, Anak di dalam keluarga tidak lagi menemukan model yang bisa menjadi panutan bagi perkembangan dirinya, karena ayah, ibu dan anggota keluarga mereka telah disibukkan oleh berbagai kesibukan lain. Mussen dkk dalam Latief (2009:21) menjelaskan banyak data yang menunjukkan bahwa kenakalan yang serius adalah salah satu ciri khas dari anak yang sama sekali tidak mendapat perhatian atau merasakan kasih sayang. Pernyataan di atas  menunjukan bahwa disorientasi yang dialami oleh anak-anak di masa sekarang adalah salah satu akibat dari disfungsi keluarga sebagai lembaga sosial yang utama dan pertama.
Berpijak pada masalah di atas, semua lembaga pendidikan formal berlomba-lomba untuk mensukseskan suatu model pendidikan yang mengacu pada proses penanaman nilai, berupa pemahaman-pemahaman, tata cara merawat dan menghidupi nilai-nilai tersebut, serta bagaimana siswa dapat memiliki kesempatan melatihkan nilai-nilai tersebut secara nyata yang disebut dengan pendidikan berkarakter (Koesoma, 2010:192-193). Agar di dapat progresivitas yang nyata dari motivasi dan prestasi belajar siswa.
MTs Sunan Kalijaga terletak di Jln. Buntu Km. 09 sebelah utara Balai Kota Newyorkarto. Tepatnya di desa Sepan, kecamatan Tirta, kabupaten Yudhistira. Di dalam proses belajar-mengajar, MTs Sunan Kalijaga menerapkan beberapa model pendidikan diantaranya; pembelajaran yang menyenangkan (fun learning), pembelajaran terpadu atau tematik, belajar melalui bermain, belajar mengekspresikan dengan eksperimen atau percobaan serta pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk. Suasana belajar yang diterapkan dengan model integrasi interkoneksi, dengan metode pembelajaran dilakukan di dalam dan di luar kelas.
Bertolak dari latar belakang di atas, timbul upaya penelitian model eksperimen yang bertujuan selain membentuk ahlak mulia siswa juga membentuk siswa yang cerdas baik kognitif, psikomotorik, afektif, juga spiritual. Untuk itulah disusun proposal penelitian dengan judul : “MULTIPLE INTELLIGENCE DALAM PERSPEKTIF TRANSDISIPLINER.’’.
B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka pertanyaan yang muncul dalam penelitian ini antara lain :
1.      Bagaimana metode multiple intelligence dalam perspektif transdisipliner?
2.      TUJUAN.
Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka penelitian ini bertujuan :
Penelitian ini bertujuan mengetahui hakikat metode intelligence dalam perspektif trasdisipliner.
B.     LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang diharapkan dalam kegiatan penelitian ini adalah bahwa hasil penelitian bisa menjadi artikel paten yang bisa dikaji dan ditelaah oleh para akademisi, praktikan penelitian atau masyarakat umum.
C.    KEGUNAAN
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi kegunaan baik secara teoritis maupun secara aktif.
1.        Secara teoritis, yaitu menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya di bidang pendidikan yang terkait dengan metode multiple intelligence . Dapat menjadi bahan acuan dalam penelitian sejenis atau sebagai bahan pengembangan apabila akan dilakukan penelitian lanjutan.
2.        Secara Praktis, yaitu dari hasil penelitian dapat memberikan masukan pada pemerintah tentang metode multiple intelligence, serta sebagai rekomendasi kepada pemerintah tentang bagaimana melaksanakan metode multiple intelligence yang efektif berdasarkan pengalaman nyata.
D.    TINJAUAN PUSTAKA.
Howard Gardner adalah seorang Guru Besar yang menggagas tentang teori Multiple Intelligence (Kecerdasan Majemuk). Teori tersebut mencoba memperbaiki pandangan umum di dunia psikologi dan dunia pendidikan yang mengatakan bahwa semua anak adalah sama, sehingga semua anak harus dididik dengan cara yang sama, mata pelajaran yang sama dan harus memiliki cita-cita yang sama. Semua serba seragam itulah nuansa pembelajaran Mono Intelligence. Sebaliknya Howard Gardner melihat bahwa setiap anak adalah unik, karena uniknya itulah maka setiap anak (setiap orang) itu berbeda, karena berbeda itulah maka sebaiknya pendidikan dan pelatihan yang (efektif) diberikan pun harus berbeda-beda pula. Dengan demikian bidang keahlian dan bidang ketrampilannya pun berbeda-beda dan itu adalah fakta. Howard Gardner berpendapat bahwa setiap anak adalah cerdas pada bidangnya masing-masing, dan tidak ada anak yang cerdas pada semua bidang.
Ada delapan kecerdasan yang dimaksudkan oleh Howard Gardner :
1.        Kecerdasan Bahasa (word smart)
2.        Kecerdasan Logika matematika (logic smart)
3.        Kecerdasan Intrapersonal (self smart)
4.        Kecerdasan Interpersonal (people smart)
5.        Kecerdasan Visual spasial (picture smart)
6.        Kecerdasan Gerak badan (body smart)
7.        Kecerdasan Musik (music smart)
8.        Kecerdasan Naturalis (nature smart)
 Semua orang memiliki kedelapan kecerdasan tersebut, hanya yang menonjollah yang berbeda-beda, itulah mengapa tidak semua orang suka matematika, tidak semua orang pandai matematika. Tidak semua orang suka dan bisa bermain musik, dst. Tetapi dalam waktu yang bersamaan tidak suka dibidang tertentu pasti suka pada bidang lainnya.
E.     METODOLOGI PENELITIAN
1.        Tempat dan Waktu Penelitian
Karena Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan atau Library Research, maka penelitian ini dilkukan di perpustakaan uin sukijo, di kampus sukijo jogja. Sedangkan waktu untuk melakukan penelitian ini adalah pada tanggal 32-35 februari 2035.
2.        Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, adalah pendekatan transdisipliner, dimana objek dilihat dari berbagai macam perspektif yakni filosofi, psikologi, sosiologi, dan antropologi.
3.        Sumber data.
a.       Data primer.
Sumber data primer yang digunakan adalah buku-buku karangan prof. gardner tentang multiple intelligence. Juga buku-buku yang terkait dengan penelitian.
b.      Data sekunder.
Buku-buku lain yang merupakan rujukan dalam melakukan kajian transdisipliner.
4.        Teknik Pengumpulan Data
Karena penelitian ini merupakan penelitian library research, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data literer yaitu dengan mengumpulkan bahan-bahan pustaka yang berkesinambungan (koheren) dengan objek pembahasan yang diteliti. 
F.     ANALISIS DATA
Penelitian ini menggunkan metode analisis isi (content analysis). Analisis isi adalah suatu teknik penelitian untuk membuat kesimpulan-kesimpulan (inferensi) yang dapat ditiru (replicabel) dan dengan data yang valid, dengan memperhatikan konteksnya. Metode ini dimaksudkan untuk menganalisis seluruh pembahasan mengenai multiple intelligence dilihat dari semua perspektif yang bersangkutan.
G.    DAFTAR PUSTAKA


0 Comments:

Post a Comment