Header Ads

18 October 2014

RESENSI BUKU ‘THE POWER OF READING






 Judul Buku : The Power Of Reading
Pengarang : Ngainun Naim
Penerbit : Aura Pustaka, Yogyakarta
Tahun Terbit : 2013
Cetakan : Pertama (I)
ISBN : 978-602-9969-42-9
Tebal Buku : xvi+ 199 hlm
Ukuran Buku : 16 x 24 cm
 “membaca adalah sumber belajar yang paling lengkap, paling tersedia, paling murah, paling cepat, dan paling mutakhir” –Ralph Besse.
 Buku yang dikarang oleh Ngainun Naim ini bertemakan tentang pendidikan. Membaca menjadi sebuah kekuatan yang sangat vital dalam dunia pendidikan. Buku ini cukup unik, pertanyaan-pertanyaan seperti, apa manfaaat membaca bagi pendidik, membaca seperti apa yang tepat, juga bagaimana menanamkan jiwa suka membaca sejak dini dibahas habis dalam buku ini. Meskipun begitu, ada beberapa kelemahan yang nampak. Kurangnya pemahaman yang jelas, seperti apa dan bagaimana penulis menggambarkan tentang kesimpulan dari buku tersebut. Meskipun begitu buku tersebut masih layak ditelaah. Pada bagian awal buku ini menjelaskan tentang bagaimana kondisi ‘membaca’ di negeri ini. Dipaparkan beberapa data yang menjelaskan bahwa daya baca indonesia masih kalah saing di bawah daya baca Negara-negara lain. Hal itu dibuktikan dengan data yang mendukung, diantaranya survei yang dilakukan oleh UNESCO, perbandingan antara jumlah penduduk dengan jumlah Koran yang beredar setiap harinya. Juga laporan Bank Dunia dan IAE tentang tingkat membaca anak-anak di negara-negara Asia Tenggara. Hal itu berdampak pada pendapatan perkapita Indonesia yang jauh dari GNP Negara-negara yang memiliki daya baca lebih tinggi. Hal ini berhubungan erat dengan dunia pendidikan. Dosen atau guru sebagai profesi yang berhubungan langsung dengan membaca seharusnya memiliki daya baca yang tinggi. Tidak hanya sebagai ‘kaset’ yang diputar setiap saat akan tetapi menjadi ‘kendi’ yang siap diisi dan mengisi. Bagian selanjutnya penulis mencoba menjelaskan tentang 6 hal yang menjadi halangan seseorang menjadi malas membaca. Mitos, menonton bola, juga 4 hal lainnya ini lah yang mendasari seseorang menjadi malas membaca.Semua ini dijelaskan dengan cukup detail disertai dengan contoh dan pembahasan yang relevan. Sebenarnya ketika seseorang mampu mengatasi hal-hal tersebut akan ada manfaat yang dapat diambil. Selain meluaskan pengetahuan, membaca dapat merubah paradigma, juga meningkatkan kreatifitas diri, serta manfaat-manfaat lain yang dapat dipetik. Bahkan juga mampu menguatkan kepribadian seseorang. Membaca sebagai salah satu bentuk pendidikan yang harus ditanamkan sejak dini kepada anak. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan ketertarikan pada membaca. Dalam buku ini dijelaskan kiat-kiat khusus yang dapat meningkatkan minat baca anak sejak dini. Sehingga akan terbentuk generasi yang cinta membaca. Untuk itu perlunya penggalakan sumber-sumber bacaan, diantaranya, toko buku, perpustakaan, pameran, toko buku loakan, internet, juga kliping. Bab selanjutnya menjelaskan tentang hal-hal yang harus diwaspadai ketika membaca. Tidak semua membaca itu baik. Harus memerhatikan subjek dan objek. Bagaimana memilih objek yang benar dan bagus. Juga bagaimana mengkondisikan subjek dalam keadaan yang baik. Oleh karena itu diperlukan kesadaran kritis, dan penghayatan untuk mendapatkan objek yang tepat, serta penguasaan diri yang baik untuk mendapatkan kondisi subjek yang baik. Selanjutnya dipaparkan 3 metode membaca dari 3 tokoh berbeda. Yaitu: 1. Metode The Liang Gie. Ada 3 tekhnik dalam metode ini. Dimana metode ini lebih bersifat pada tujuan dari membaca. 2. Metode Henry Guntur Tarigan. ketiga tekhnik yang ada dalam metode ini lebih bersifat physic dalam membaca 3. Metode Hernowo. Dalam metode ini juga ada 3 tekhnik yang lebih bersifat how does we must reading. Pada bagian akhir, buku ini memaparkan setidaknya ada 13 contoh, orang-orang yang mampu berubah dan merubah sebab mereka gemar membaca. Meskipun contoh-contoh itu cukup relevan, akan tetapi masih belum dapat mewakili semua aspek yang ada. Secara keseluruhan buku ini layak dibaca. Dengan materi yang hampir mewakili semua aspek yang ada. Juga dengan penjelasan yang cukup mudah dipahami. Akan tetapi ‘tidak ada gading yang tak retak’ ada beberapa kekurangan yang ada pada buku ini. Lebih detailnya inilah beberapa kelebihan dan kekurangan dari buku ini : (+) Materi yang disampaikan cukup baik, meskipun tidak semua aspek dapat tersentuh. (+) Penjelasan yang diberikan juga dapat dipahami dengan mudah. (+) bahasa yang digunakan mudah dicerna, meski ada beberapa yang harus di cerna terlebih dahulu. (-) Data yang dipaparkan kurang valid, karena tidak semua data yang dimunculkan disertakan dengan sumber yang jelas. (-) kurang keteraturan dalam penempatan materi-materinya. Menjadi seolah-olah “meloncat-loncat” antar materi yang berhubungan. (-) Kurangnya kesimpulan dalam akhir buku. Menjadikan sad ending, dimana tidak adanya semangat yang jelas yang dapat diambil setelah membaca buku tersebut. Oleh karena itu penulis seharusnya lebih melihat kearah proporsional dari susunan materi. Juga arah yang jelas kemana kesimpulan yang diinginkan oleh penulis. Selain itu juga data yang ditampilkan harus memuat sumber yang valid agar tidak menimbulkan kesan pembaca merasa ‘dibohongi’ oleh materi dari penulis. Meskipun begitu buku ini masih layak dibaca terutama oleh kalangan pendidik. Agar dunia pendidikan tidak hanya berpaku pada materi yang telah ada. Namun dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan yang ada. Juga meningkatkan khazanah keilmuan bagi dunia pendidikan itu sendiri.

0 Comments:

Post a Comment