Apa itu perbedaan
individual?
Perbedaan individual
berkaitan dengan “psikologi pribadi” yang menjelaskan perbedaan psikologis
antara orang-orang serta berbagai persamaannya. Psikologi perbedaan individual
menguji dan menjelaskan bagaimana orang-orang berbed dalam berpikir,
berperasaan, dan bertindak.
Sumber perbedaan
individual?
1.
Faktor bawaan
Faktor
bawaan merupakan faktor-faktor biologis
yang diturunkan melalui pewarisan genetik oleh orang tua. Pewarisan
genetik ini dimulai pada saat terjadinya pembuahan. Yaitu ketika sel reproduksi
perempuan yang disebut ovum dibuahi oleh sel reproduksi laki-laki yang disebut
spermatozoon. Hal ini terjadi kira-kira 280 hari sebelum lahir. Dalam
masing-masing sel reproduksi, baik spermatozoa (sel reproduksi pada laki-laki)
maupun sel telur atau ovum (sel reproduksi pada perempuan) terdapat 23 pasang
kromosom. Kromosom adalah partikel seperti benang yang masing-masing didalamnya
terdapat untaian partikel yang sangat kecil, yang disebut gen. Gen inilah
pembawa cirri bawaan yang diwariskan orang tua kepada keturunannya
(Hurlock,1995). Perkiraan jumlah gen dalam
genome (kumpulan gen) manusia bergerak antara 60.000 sampai 150.000,
masing-masing membawa potensi cirri bawaan fisik dan mental. Gen ini mengandung
petunjuk untuk produksi protein, yang selanjutnya protein ini yang akan
mengatur proses fisiologis tubuh dan penampakan sifat-sifat fenotip: bentuk
tubuh, kekuatan fisik, kecerdasan, dan berbagai pola perilaku lainnya (Zimbardo
& Gerig, 1999)
Meskipun rata-rata kita memiliki 50 persen gen yang
sama dengan saudara kita, kumpulan gen kita tetap khas kecuali kita adalah
kembar identik. Perbadaan gen ini merupakan satu alasan megapaa kita berbeda
dengan orang lain, baik secara fisik, psikologis, maupun perilaku, bahkan
dengan saudara kita sndiri. Selebihya adalah dipengaruhi oleh lingkungan,
karena kita tidk pernah berada di lingkungan yang sama persis.(Zimbardo &
Gerig, 1999)
Macam-macam perbedaan
individual
2.
Faktor
Lingkungan
Lingkungan menunjuk pada segala sesuatu yang berada
di luar diri individu. Fakttor in meliputi:
a.
Status sosial
ekonomi orang tua, meliputi tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua,
penghasilan orangtua. Tingkat pendidikan orang tua berbeda satu dengan yang
lainnya. Meskipun tidak mutlak, tingkat pendidikan ini dapat mempengaruhi sikap
orangtua terhadap pendidikan anak serta tingkat aspirasinya terhadap pendidikan
anak. Demikian juga dengan pekerjaan dan penghasilan orang tua yang
berbeda-beda. Perbedaan ini akan membawa implikasi pada berbedanya aspirasi
orangtua terhadap pendidikan anak, aspirasi anak terhadap pendidikannya,
fasilitas yang diberikan pada anak, dan mungkin waktu yang disediakan untuk
meendidik anak-anaknya. Demikian juga perbedaan status ekonomi dapat implikasi
salah satunya pada perbedaan pola gizi yang diterapkan dalam keluarga. Keluarga
dengan status ekonomi tinggi memungkinkan untuk memberikan asupan makanan
bergizi tinggi pada anak-anaknya. Gizi merupakan salah satu factor yang
mempengaruhi pertumbuhan fisik serta kecerdasan anak.
b.
Pola assuh orang
tua adalah pola perilaku yang digunakan utuk berhubungan dengan anak-anak. Pola
asuh diterapkan tiap keluarga berbeda dengan keluarga lainnya.
Terdapat
tiga macam pola asuh orang tua, yaitu otoriter, permisif, dan autoritatif.
1. Pola
asuh otoriter adalah pola asuh yang menekankan pada pengawasan orang tua
terhadap anak untuk mendapatkan ketaatan atau kepatuhan. Orang tua bersikap
tegas, suka menghukum, dan cenderung mengekang keinginan anak. Hal ini dapat
menyebabkan anak kurang inisiatif, cenderung ragu, dan mudah gugup. Oleh karena
sering mendapat hukuman anak menjadi tidak disiplin dan nakal.
2. Pola
asuh permisif merupakan bentuk pengasuhan dimana orang tua memberi kebebasan
sebanyak mungkin pada anak untuk mengatur dirinya, anak tidak dituntut untuk
bertanggung jawab dan tidak banyak dikontrol oleh orangtua.
3. Pola
asuh autoritatif, bercirikanadanya hak dan kewajiban orangtua dan anak adalah sama dalam dalam arti saling
melengkapi, anak dilatih bertanggung jawab, dan menentukan perilakunya sendiri
agar dapat berdisiplin.
c.
Budaya
Budaya
merupakan pikiran, akal budi, hasil karya manusia, atau dapat juga
didefinisikan sebagai adat istiadat. Budaya dan kebudayaan sebagai sebuah
rangkaian tindakan dan aktifitas maanusia yang berpola dapat dilihat dalam tig
wujud. Wujud pertama adalah wujud ideal dari kebudayaan. Hal ini berupa
ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dn sebagaiya. Wujud kedua
adalah budaya dari suatu aktifitas dan indakan berpola dari dari manusia dan
masyarakat. Wujud ketiga , kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Kebudayaaan ini berupa benda-benda yang dapat dilihat, dirabaa, atau difoto.
Ketiga bentuk budaya dan kebudayaan tersebut mempengaruhi perilku manusia.
d. Urutan
Kelahiran. Beberapa penelitian membuktikan karakteristik kepribadian sseseorang
ditentukan salah satunya oleh urutan kelahirannya. Anak sulung cenderung lebih
teliti, mempunyai ambisi, dan agresif dibandingkan adik-adiknya. Anak pertama
cenderung mendapatkan dan menyelesaikan pendidikan yang lebih tinggi dan
memiliki prestasi yang baik. Sementara itu anak bungsu cenderung paling kreatif
dan biasanya menarik. Karena mereka sering dianggap sebagai anak bawang, si
bungsu ceenderung ingin memperoleh perlakuan yang sama. Karakteristik yang
berbeda-beda tersebut disebabkan karenaa perlakuan yang berbeda-beda dari
orangtua maupun anggoa keluarga lainnya berdasarkan urutan kelahirannya.
MACAM-MACAM PERBEDAAN
1.
Perbedaan Jenis
Kelamin dan Gender
Istilah jenis kelamin
dan gender sering dipertukarkan dan dianggap sama. Jenis kelamin menunjuk pada
pebedaan biologis dari laki-laki dan perempuan, sementara gender merupakan
asspek psikososial dari laki-laki dan perempuan. Perbedaan gender termasuk dalaam
hal peran, tingkah laku, kecenderungan, sifat, dan atribut lain yang
menjelaskan arti menjadi seorang laki-laki atu perempuan dalam kenyataan yang
ada. Barbara Mackoff(dalam Baron dan Byrne,2004) menyatakan bahwa perbedaan
terbesar antara laki-laki dan perempuan adalah cara memperlakukan mereka. Perbedaan
perlakuan ini dilakukan secara terus menerus, diturunkan secara cultural dan
terinternalisasi menjadi kepercayaan dari generasi ke generasi dn diyakini
sebagai ideology
Ideologi ini pada
akhirnya mempengaruhi bagaimana anggota masyarakat laki-laki dan perempuan
harus bertingkah laku. Bem (dalam Baaron dan Byrne, 2004) mengembangkan
inventori untuk mengukur perbedan individual dalam hubungannya dengn peran
jenis kelamin. Dalam penelitiannya setiap responden menilai karakteristik mana
yang dapat di aplikasikan pada laki-laki dan mana yang dapat diaplikasikan pada
perempuan. Diantara karakteristik tersebut tampak dalam deskripsi berikut:
Karakteristik
stereotip laki-laki
|
Karakteristik stereotip perempuan
|
||
Bertindak sebagai seorang
pemimpin
Agresif
Ambisius
Analistis
Asertif
Atletis
Kompetitif
Mempertahankan
keyakinannya
Memaksa
Bersedia mengambil
resiko
|
Memiliki kemampuan
kepemimpinan
Mandiri
Individualisme
Mudah mengambil
keputusan
Maskulin
Bergantung pada dirinya
sendiri
Mampu memenuhi
kebutuhan sendiri
Kepribadian yang kuat
Bersedia mengambil
sikap
|
Penuh perasaan
Ceria
Seperti anak-anak
Penuh belas kasih
Tidak menggunakan
kata-kata kasar
Ingin menentramkan
perasaan yang terluka
Feminin
Ingin disanjung
Lemah lembut
Lugu
|
Menyukai anak-anak
Sensitif terhadap
kebutuhan orang lain
Pemalu
Berbicara lembut
Simpatik
Lembut
Penuh pengertian
Hangat
Penurut
|
2.
Perbedaan
Kemampuan
Kemampuan sering
diartikan sebagai kecerdasan. Para peneliti mengansumsikan bahwa kecerdasan
adalah kemampuan dalam belajar. Kemampuan umum didefinisikan sebagai prestasi
komparatif individu dalam berbagaai tugas, termasuk memecahkan masalah dengan
waktu yang terbatas. Lebih jauh dari itu kemampuan juga meliputi kapasitas
individu untuk memahami tugas, dan untuk menemukan strategi pemecahan masalah
yang cocok, serta prestasi individu dalam sebagian besar tugas-tugas belajar.
Perbedaan kecerdasan
dapat dipahami dari perbedaan skor IQ yang dihasilkan dari hasil tes
kecerdasan. Pengukuran kecerdasan manusia mengikuti suatu distribusi normal.
Skor tes kecerdasan bergerak dari mendekati 0 sampai 200, dengan rata-rata 100.
Abel berikut menunjukkan distribusi IQ yang dikembangkan oleh Wechsler:
IQ
|
Deskripsi
|
Di atas 130
|
Very superior
|
120-129
|
Superior
|
110-119
|
Bright normal
|
90-109
|
Average
|
80-89
|
Dull normal
|
70-79
|
Borderline
|
Di bawah 70
|
Defective
|
3.
Perbedaan
Kepribadian
Kepribadian adalah pola
perilaku dan cara berpikir yang khas, yang menentukan penyesuaian diri
seseorang terhadap lingkungan (Atkinson,
dkk, 1996). Ada dua model dalam meninjau perbedaan kepribadian, yaitu model big
five dan model Brigg- Myers (MBTI)
Model Big Five
Diajukan oleh Lewis
Goldberg (1993) yaitu suatu model kepribadian lima dimensi.
a. Extroversion.
Orang tipe ini menikmati keberadaannya bersama orang lain, penuh energy, serta
mengalami emosi positif. Mereka cenderung antusias, dalam kelompok mereka suka
berbicara, menegaskan diri mereka sendiri, dan menunjukkan perhatian pada diri
sendiri. Sebaliknya orang introvert cenderung kurang gembira, kurang energy dan
aktivitas rendah. Mereka cenderung tenang dan menarik diri dari dunia
sosial,orang introvert butuh stimulasi yang rendah dan memilih sendirian
b. Agreeableness.
Individu agreeable bergaul dengan baik. Mereka penuh perhatian, bersahabat,
dermawan, suka menolong, dan mau menyesuaikan keinginannya dengan orang lain.
Orang agreeable juga memiliki pandangan yang optimis tentang kemanusiaan.
Mereka percaya pada dasarnya setiap orang itu jujur, sopan, dan dapat
dipercaya.Individu disagreeable umumnya tidak memperhatikan keberadaan orang
lain, sehingga tidak mungkin memperluas diri mereka pad orang lain, mereka
mudah curiga, tidak bersahabat, serta kurang kooperatif. Disagreeable dapat
menjadi ilmuwan, kritikus, atau tentara yang baik.
c. Conscientiousness.
Conscientiousness berkaitan dengan cara kita mengontrol, mengatur, dan
memerintah impuls. Individu yang impulsive dapat dilihat orang lain sebagai
orang yang penuh warna, menyenangkan, dan jenaka. Orang yang conscientiousness
menghindri kesalahan dan mencapai kesuksesan ingkat tinggi melalui perencanaan
yang penuh tujuan, gigih, cerdas, dan dapat dipercaya. Pada sisi negative,
mereka itu perfeksionis dan pekerja keras yang kompulsif, terlihat kaku dan
membosankan. Orang yang unconscientiousness sifatnya sulit dipercaya, kurang
ambisi, cepat menyerah, tetapi mereka akan mengalami kesenangan jangka pendek
dan tidak pernah dicap kaku. Conscientiousness berrhubungan dengan disiplin
kerja, berminat terhadap pelajaran, berkonsentrasi, serta memandang belajar
sebagai sesuatu yang mudah (Schouwenburg, 1996)
d. Neoroticism
atau sebaliknya stabilitas emosional
Neoroticism menunjuk
pada emosi negative . Orang yang skor neoroticism tinggi cirri-cirinya cemas,
marah, atau depresi, reaktif secara emosional, sering merasa badmood. Orang
yang skor neuroticism rendah tidak mudah terganggu dan kurang reaktif secara
emosional, tenang, stabil emosinya. Neoroticism berkaitan dengn kekurangan
konsentrasi , takut salah, dan merasakan belajar sebagai sesuatu yang penuh
tekanan.
e.
Openes to
experience
Orang yang terbuka
adalah orang yang selalu ingin tahu,memiliki apresiasi terhadap seni, serta
sensitive terhadap kecantikan. Orang yang skor openes to experiencenya rendah
cenderung memiliki minat yang sempit dan biasa, sederhana, terus terang, licik,
membingungkan.
4.
Perbedaan Gaya
Belajar
Gaya belajar merupakan
pola perilaku spesifik dalam menerima informasi baru dan mengembangkan
ketrampilan baru (Sarasin, 1999). Gaya belajar dapat berubah tergantung pada
aktivitas belajar atau perubahan pengaaman. Namun ketika gaya belajar berubah,
hal itu akan cenderung menetap unuk sementara waktu sehingga menjadi kebiasaan
(Hilliard, 1998).
Bernice McCarthy (1980)
mengidentifikasi 4 macam gaya belajar yang dikenal sebagai 4MAT system:
1.
Mengalami
(merasakan dan merefleksikan)-innovatif learner.
Orang tipe ini memilih
berbicara mengenai pengalaman dan perasaan mereka, bertanya, atau bekerja dalam
kelompok. Mereka mempercayai pengalaman mereka sendiri, dan dapat melihat
situasi baru dalam berbagai perspektif. Innovators adalah orang-orang yang
imajinatif penuh ide. Mereka dapat mempengaruhi temannya dn cenderung
emosional.
2.
Mengkonseptualisasikan
(Merefleksikan dan memikirkan)- analytic learner.
Orang bertipe ini
berorientasi pada pengetahuan, konseptual dan keteraturan. Mereka memilih
belajar melalui ceramah-ceramah, bekerja secara mendiri, serta mendiskusikan
ide-ide. Mereka tampil bgus dalam ketrampilan verbal. Mereka juga bagus dalam
mengerjakan tes. Mereka tidak suka aktivitas tinggi dan lingkungan yang ramai,
bekerja dalam kelompok, bermain peran, serta ditanya mengenai perasaaannya.
Mereka merupakan pecari fakt, teliti dan tekun, bagus dalam menciptkan model
dan konsep,tidak seemosional innovator, dan perencana yang sistematis.
3.
Mengaplikasikan
(memikirkan dan melakukan)-common sense learner
Orang bertipe ini suka
memecahkan masalah secara aktif, belajar melalui pencarian, sentuhan, memanipulasi,
membentuk dan tugas-tugas spasial. Mereka suka menguji apapu yang mereka
pelajari secara fisik
4.
Membentuk
(membentuk dan melakukan)-dynamic learner
Orang bertipe ini
meilih belajar dengan menemukan sendiri, mencari pengetahuan dengan trial and
error, dan bekerja secara mandiri Merek menukai tugas-tugas terbuka yang
memerlukan pengambilan risiko.Mereka tidak suka dengan pekerjaan rutin,
kompleksitas visual, pengauran waktu, menjawb pertanyaan, serta tidak bagus dalam
mengerjakan tes. Karakteristik tipe ini adalah antusias dan ambisius.
Coba kamu cari di internet Model
Multiple Intelligence tentang 8 kecerdasan…buat tambahan
0 Comments:
Post a Comment