Header Ads

21 October 2014

PSIKOLOGI PENDIDIKAN ( STUDI KASUS )

RANCANGAN PENELITIAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN
METODE STUDI KASUS

A.    JUDUL
PROGRESIVITAS PRESTASI ANAK USIA REMAJA (studi kasus terhadap siswa MTs Sunan Kalijaga)
A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan merupakan salah satu pilar utama yang dapat menjamin kelangsungan hidup suatu bangsa. Tanpa adanya pendidikan, sebuah bangsa atau masyarakat tidak akan bisa mencapai tujuan hidupnya, sehingga pada akhirnya bangsa tersebut akan menjadi sebuah bangsa yang kurang beradab bahkan tidak beradab.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, bangsa dan negara.
Pendidikan nasional sebagaimana yang telah tercantum dalam Bab II Pasal 3 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Namun seperti yang terjadi dewasa ini, tujuan dari pendidikan nasional belum sepenuhnya tercapai.Untuk itulah diperlukan sebuah inovasi di bidang pendidikan agar tujuan pendidikan nasional di atas dapat tercapai. Salah satu caranya adalah dengan mengimplementasikan pendidikan berkarakter dalam proses pembelajaran di setiap tingkat satuan pendidikan.
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan semakin mudahnya lalu lintas budaya antar bangsa. Globalisasi yang tanpa batas seperti sekarang menyebabkan manusia Indonesia kehilangan jatidirinya sebagai suatu bangsa. Penyebabnya adalah krisis kualitas diri dari manusia Indonesia, terutama kualitas karakter kebangsaan masyarakat Indonesia. Padahal bangsa yang maju adalah bangsa dengan masyarakat berkarakter kuat, sehingga dewasa ini dalam percaturan dunia, Indonesia semakin tak diperhitungkan di antara negara-negara yang kompetitif. Padahal sesungguhnya apabila dikelola dengan baik, sumber daya manusia dan sumber daya alam yang melimpah dapat dijadikan modal oleh bangsa ini untuk menjadi sebuah bangsa yang kuat.
Akibat dari perubahan sosial budaya yang terjadi di masyarakat juga membuat lembaga keluarga yang harusnya bisa menjadi lembaga pendidikan yang utama dan pertama tidak lagi bisa menjalankan fungsi-fungsinya, Anak di dalam keluarga tidak lagi menemukan model yang bisa menjadi panutan bagi perkembangan dirinya, karena ayah, ibu dan anggota keluarga mereka telah disibukkan oleh berbagai kesibukan lain. Mussen dkk dalam Latief (2009:21) menjelaskan banyak data yang menunjukkan bahwa kenakalan yang serius adalah salah satu ciri khas dari anak yang sama sekali tidak mendapat perhatian atau merasakan kasih sayang. Pernyataan di atas  menunjukan bahwa disorientasi yang dialami oleh anak-anak di masa sekarang adalah salah satu akibat dari disfungsi keluarga sebagai lembaga sosial yang utama dan pertama.
Berpijak pada masalah di atas, semua lembaga pendidikan formal berlomba-lomba untuk mensukseskan suatu model pendidikan yang mengacu pada proses penanaman nilai, berupa pemahaman-pemahaman, tata cara merawat dan menghidupi nilai-nilai tersebut, serta bagaimana siswa dapat memiliki kesempatan melatihkan nilai-nilai tersebut secara nyata yang disebut dengan pendidikan berkarakter (Koesoma, 2010:192-193). Agar di dapat progresivitas yang nyata dari motivasi dan prestasi belajar siswa.
MTs Sunan Kalijaga terletak di jln. Buntu km. 09 sebelah utara balai kota newyorkarto. Tepatnya di desa sepan, kecamatan tirta, kabupaten yudhistira. Di dalam proses belajar-mengajar, MTs Sunan Kalijaga menerapkan beberapa model pendidikan diantaranya; pembelajaran yang menyenangkan (fun learning), pembelajaran terpadu atau tematik, belajar melalui bermain, belajar mengekspresikan dengan eksperimen atau percobaan serta pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk. Suasana belajar yang diterapkan dengan model integrasi interkoneksi, dengan metode pembelajaran dilakukan di dalam dan di luar kelas.
Bertolak dari latar belakang di atas, timbul upaya penelitian model eksperimen yang bertujuan selain membentuk ahlak mulia siswa juga membentuk siswa yang cerdas baik kognitif, psikomotorik, afektif, juga spiritual. Untuk itulah disusun proposal penelitian dengan judul : “PROGRESIVITAS PRESTASI ANAK USIA REMAJA (studi kasus terhadap siswa MTs Sunan Kalijaga)’’.
B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka pertanyaan yang muncul dalam penelitian ini antara lain :
1.      Bagaimana upaya meningkatkan motivasi dan prestasi siswa MTs Sunan Kalijaga dengan metode multiple intelligence?
C.    TUJUAN.
Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka penelitian ini bertujuan :
1.      upaya meningkatkan motivasi dan prestasi siswa MTs Sunan Kalijaga dengan metode multiple intelligence
B.     LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang diharapkan dalam kegiatan penelitian ini adalah bahwa hasil penelitian bisa menjadi artikel paten yang bisa dikaji dan ditelaah oleh para akademisi, praktikan penelitian atau masyarakat umum.
C.    KEGUNAAN
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi kegunaan baik secara teoritis maupun secara aktif.
1.        Secara teoritis, yaitu menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya di bidang pendidikan yang terkait dengan implementasi metode multiple intelligence . Dapat menjadi bahan acuan dalam penelitian sejenis atau sebagai bahan pengembangan apabila akan dilakukan penelitian lanjutan.
2.        Secara Praktis, yaitu dari hasil penelitian dapat memberikan masukan pada pemerintah tentang penerapan metode multiple intelligence, serta sebagai rekomendasi kepada pemerintah tentang bagaimana melaksanakan metode multiple intelligence yang efektif berdasarkan pengalaman nyata.
D.    TINJAUAN PUSTAKA.
Howard Gardner adalah seorang Guru Besar yang menggagas tentang teori Multiple Intelligence (Kecerdasan Majemuk). Teori tersebut mencoba memperbaiki pandangan umum di dunia psikologi dan dunia pendidikan yang mengatakan bahwa semua anak adalah sama, sehingga semua anak harus dididik dengan cara yang sama, mata pelajaran yang sama dan harus memiliki cita-cita yang sama. Semua serba seragam itulah nuansa pembelajaran Mono Intelligence. Sebaliknya Howard Gardner melihat bahwa setiap anak adalah unik, karena uniknya itulah maka setiap anak (setiap orang) itu berbeda, karena berbeda itulah maka sebaiknya pendidikan dan pelatihan yang (efektif) diberikan pun harus berbeda-beda pula. Dengan demikian bidang keahlian dan bidang ketrampilannya pun berbeda-beda dan itu adalah fakta. Howard Gardner berpendapat bahwa setiap anak adalah cerdas pada bidangnya masing-masing, dan tidak ada anak yang cerdas pada semua bidang.
Ada delapan kecerdasan yang dimaksudkan oleh Howard Gardner :
1.        Kecerdasan Bahasa (word smart)
2.        Kecerdasan Logika matematika (logic smart)
3.        Kecerdasan Intrapersonal (self smart)
4.        Kecerdasan Interpersonal (people smart)
5.        Kecerdasan Visual spasial (picture smart)
6.        Kecerdasan Gerak badan (body smart)
7.        Kecerdasan Musik (music smart)
8.        Kecerdasan Naturalis (nature smart)
 Semua orang memiliki kedelapan kecerdasan tersebut, hanya yang menonjollah yang berbeda-beda, itulah mengapa tidak semua orang suka matematika, tidak semua orang pandai matematika. Tidak semua orang suka dan bisa bermain musik, dst. Tetapi dalam waktu yang bersamaan tidak suka dibidang tertentu pasti suka pada bidang lainnya.
E.     METODE PENELITIAN
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif karena dalam penelitian ini data yang diperoleh adalah data-data yang berupa data deskriptif yang menggunakan data yang tidak berupa angka untuk menerangkan hasil penelitian.
1.        Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MTs Sunan Kalijaga yang terletak di jln. Buntu km. 09 sebelah utara balai kota newyorkarto.
2.        Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah metode multiple intelligence dalam kegiatan pembelajaran di MTs Sunan Kalijaga yogyakarta.
3.        Sumber data
Data penelitian ini diperoleh dari data primer dan dat sekunder. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :
a.       Data primer
Subjek penelitian ini merupakan pusat perhatian atau sasaran peneliti. Terkait dengan hal ini, subjek penelitiannya adalah siswa di MTs Sunan Kalijaga. Informan adalah orang yang memberikan informasi atau keterangan data yang diperlukan oleh peneliti. Dalam penelitian ini, yang menjadi informan ialah guru, kepala sekolah, serta beberapa orang tua siswa MTs Sunan Kalijaga yogyakarta.
b.      Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran seperti silabus dan RPP, data guru dan karyawan, profil MTs Sunan Kalijaga yogyakarta, jadwal pelajaran, tata tertib untuk guru dan siswa, serta foto yang terkait dengan penelitian ini.
F.     TEKHNIK PENGUMPULAN DATA.
a.       Metode penarikan data.
Metode dalam penarikan data dengan wawancara yang dilakukan kepada siswa MTs Sunan Kalijaga yogyakrta.
b.      Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penarikan data dengan menggunakan wawancara.
c.       Analisis Data
Data yang diperoleh, selanjutnya diolah dan dianalisis untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan teknik holistik
G.    DAFTAR PUSTAKA
http://prezi.com/je9zejrlh5ax/metode-penelitian-studi-kasus/
http://prezi.com/je9zejrlh5ax/metode-penelitian-studi-kasus/


0 Comments:

Post a Comment