1.
Sosiologis
Pendidikan
merupakan fenomena sosial yang normal. Karena itu, setiap kajian mengenai ilmu
pendidikan selalu menautkannya dengan dimensi sosiologis. Bahkan, pada beberapa
jurusan atau prodi ilmu pendidikan, sosiologi pendidikan diajarkan sebagai mata
kuliah tersendiri. Kajian mengenai aspek sosiologis dalam pendidikan biasanya
berfokus pada bagaimana lembaga-lembaga kemasyarakatan, kelompok sosial, dan
individu mempengaruhi pengalaman pendidikan dan hasil-hasilnya.
Kajian sistematis mengenai aspek sosiologis
dalam pendidikan dan sosiologi pendidikan itu sendiri sebagai disiplin ilmu
dimulai ketika Emile Durkheime menggagas pendidikan moral sebagai dasar untuk
solidaritas organik yang oleh Max Weber disebut sebagai alat kontrol politik.
2.
Psikologis
Praktik
pendidikan dan pembelajaran selalu bersentuhan dengan masalah-masalah
psikologis. Kajian tentang ilmu dan praktik pendidikan pun tidak terlepas dari
kajian mengenai psikologis dan lebih khusus lagi psikologis pendidikan. Sebagai
sebuah esensi, “psikologi sudah dikenal sejaksebelu peradaban masehi, meski
sebagai ilmu baru yang muai digeluti secara mendalam sekitar dua abad terakhir.
Landasan psikologis dalam pendidikan memiliki multifokus. Merujuk pada sejumlah
literatur dan pendapat para pakar, seperti Glover dan Ronning, 1987 berpendapat
bahwa fokus dimaksud mencakup topik-topik tentang pertumbuhan dan perkembangan
siswa. Hereditas dan lingkungan perbedaan individual siswa, potensi dan
karakteristik tingkah laku siswa, pengukuran proses dan hasil pendidikan dn
pembelajaran, kesehatan mental dan motivasi serta disiplin lain yang relevan.
Landasan psikologis dalam pendidikan dapat memberikan jawaban atas banyak
pertanyaan tentang perilaku anak-anak dan siswa.
Kajian
mengenai psikologis dalam pendidikan terkait langsung dengan mengaktivikasi
proses pendidikan secara terukur dan
terkendali sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan seorang guru menentukan
apa tujuan yang harus dicapai oleh siswa. Tujuan-tujuan tersebut terpenuhi bila
pelajar menanggapi dengan cara tertentu, berdasarkan rangsangan yang dikontrol.
Psikologi kognitif berasumsi bahwa informasi yang diperoleh dan dipertahankan
berguna bagi kebutuhan masa depan siswa, di mana hal itu dibangun di atas
pengetahuan sebelumnya. Untuk mendapatkan gambaran mengenai pendekatan
psikologis mengenai kajian ilmu pendidikan, berikut ini disajikan beberapa pendekatan
dalam psikologi:
·
Pendekatan strukturalis
·
Pendekatan humanis
·
Pendekatan behavioris
·
Pendekatan psikoanalisis
·
Pendekatan gestalt
·
Pendekatan kognitif
·
Pendekatan fungsional
3.
Pedagogis
Terdapat dua istilah yang hampir sama, yaitu Paedagogie dan Paedagogiek.
Paedagogie artinya pendidikan
sedangkan Paedagogiek artinya ilmu pendidikan.
Pedagogiek atau ilmu pendidikan ialah ilmu pengetahuan yang menyelidiki,
merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik. Pedagogiek berasal dari
kata Yunani Paedagogia yang berarti “pergaulan dengan anak-anak”. Paedagogos
ialah seorang pelayan atau bujang pada zaman Yunani kuno yang pekerjaannya
mengantar dan menjemput anak-anak ke dan dari sekolah. Juga di rumahnya,
anak-anak tersebut selalu dalam pengawasan dan penjagaan dari para Paedagogos
itau. Jadi, nyatalah bahwa pendidikan anak-anak Yunani kuno sebagian besar
diserahkan kepada Paedagogos itu.
Paedagogos berasal dari
kata paedos (anak) dan agoge (saya membimbing, memimpin).
Perkataan paedagogos yang mulanya berarti “rendah” (pelayan, bujang)
sekarang dipakai untuk pekerjaan yang mulia. Paedagoog (pendidik atau
ahli didik) ialah seseorang yang tugasnya membimbing anak dalam pertumbuhannya
agar dapat berdiri sendiri.
4.
Filosofis
Landasan
filosofis pendidikan adalah seperangkat
asumsi yang bersumber
dari filsafat yang
dijadikan titik tolak
dalam pendidikan. Landasan
filosofis pendidikan sesungguhnya
merupakan suatu sistem gagasan tentangpendidikan yang dideduksi atau dijabarkan
dari suatu sistem gagasan filsafat umum (Metafisika, Epistemologi, Aksiologi)
yang
dianjurkan oleh suatu aliran filsafat tertentu. Hal ini dapat dipahami
sebagaimana disajikan oleh Callahan and Clark (1983) dalam karyanya
“Foundations of Education”, dan
sebagaimana disajikan Edward
J. Power (1982)
dalam karyanya Philosophy
of Education, Studies in Philosophies, Schooling and Educational
Policies. Berdasarkan kedua sumber di atas dapat dipahami bahwa terdapat
hubungan implikasi antara gagasan-gagasan dalam cabang-cabang filsafat umum
terhadap gagasangagasan pendidikan. Hubungan implikasi antara gagasan-gagasan
dalam cabang-cabang filsafat umum terhadap gagasan pendidikan tersebut dapat
divisualisasikan seperti berikut ini:
BAGAN
IMPLIKASI KONSEP FILSAFAT UMUM
TERHADAP KONSEP PENDIDIKAN
KONSEP PENDIDIKAN
|
- Tujuan Pendidikan
- Kurikulum Pendidikan
- Metode Pendidikan
- Peranan Pendidik dan Peserta Dididik
|
KONSEP
FILSAFAT UMUM
|
- Hakikat
Realitas
- Hakikat
Manusia
- Hakikat
Pengetahuan
- Hakikat
Nilai
|
Karakteristik Landasan
Filosofis Pendidikan berisi tentang
gagasan-gagasan atau konsep-konsep
yang bersifat normatif atau preskriptif. Landasan filosofis
pendidikan dikatakan bersifat
normatif atau preskriptif, sebab landasan
filosofis pendidikan tidak
berisi konsep-konsep tentang
pendidikan apa adanya (faktual),
melainkan berisi tentang
konsep-konsep pendidikan yang
seharusnya atau yang dicita-citakan (ideal), yang disarankan oleh filsuf
tertentu untuk dijadikan titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan/atau
studi pendidikan. Aliran dalam Landasan
Filosofis Pendidikan, sebagaimana halnya
di dalam filsafat umum,
di dalam landasan
filsafat pendidikan juga
terdapat berbagai aliran. Sehubungan dengan ini dikenal adanya
landasan filosofis pendidikan Idealisme, landasan filosofis pendidikan
Realisme, landasan filosofis pendidikan Pragmatisme, dsb.
Sumber Referensi :
Danim, Sudarwan. 2011. Pengantar Kependidikan: Landasan, Teori, dan
234 Metafora Pendidikan. Bandung: Alfa Beta, cv
Purwanto, Ngalim. 2011. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
http://file.upi.edu/Direktori/DUALMODES/LANDASAN_PENDIDIKAN/BBM_2.pdf
0 Comments:
Post a Comment