Hari ini adalah hari yang menyenangkan bagiku. Meskipun listrik kontrakan mati gara2 belum bayar listrik, tapi seenggaknya aku tidak was2 tentang uang. Ya kalau untuk bayar listrik ada lah. Cuma tadi gara2 telat membayar akhirnya listrik dipadamkan. Dan hal yang konyol malah sampai dicabut bagian stop kontaknya. PLN memang agak bagaimana gitu.tapi ya udahlah nggak papa yang penting sekarang saya nginep di kontrakan anak-anak granit aja dulu. Toh besok hari libur.
target untuk hari besok aku harus bisa menyelesaikan sampai teori pada tesis aku.Masa sudah berminggu-minggu cuma ngerjain teori aja nggak selesai-selesai. Ya meskipun memang agak sibuk juga sih hehehe. Kerjaan jurnal numpuk banyak belum lagi tambahan melatih beberapa jurnal yang lain aduh agak berat sebenarnya. Tapi ya udahlah dinikmati saja ikhlas. Aku yakin suatu saat nanti ini akan memberi kebaikan.
Untuk trading nya hari ini sudah agak membaik yang kemarin aku sangat kaget sekali. Awal minggu ini sudah minus hampir aku kaget sebenarnya eman-eman uangnya tapi ya udahlah nggak papa aku niatkan uang itu buat belajar trading. Semoga aja telah aku pelajari beberapa kesalahan ku seperti tidak menunggu retreat setelah menembus support resistance minimal 3 hari. Itu pelajaran yang aku miliki dalam hari ini.
Hari ini juga aku membuat google kelas.meskipun belum ketemu bagaimana cara agar bisa memberi notifikasi kepada semua peserta forum. Tapi yang penting kelas sudah terbentuk dan bisa menjadi ruang diskusi akademik yang terbuka semoga...
This is default featured slide 1 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 2 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
01 May 2019
Catatan 1 Mei 2019
23 December 2016
MATERI AQIDAH AKHLAQ DI SEKOLAH DAN MADRASAH
BAGI YANG MAU MATERI-MATERI KULIAH AQIDAH AKHLAQ DI SEKOLAH DAN MADRASAH, MONGGO DOWNLOD DI BAWAH GANN
DOWNLOAD DISINI..
DOWNLOAD DISINI..
AKHLAQ INDIVIDUAL
AKHLAQ
INDIVIDUAL
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Aqidah Akhlaq di madrasah dan sekolah
Oleh :
Imron Salim
(13410196)
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN KALIJAGA
2015
Pengertian Akhlaq Individual
Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang
didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik.
Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari
bahasa Arab yang berarti
perangai, tingkah laku, atau tabiat.
Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al Gazali, dan Ahmad Amin menyatakan
bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang dapat
memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu.
Akhlaq individual dapat disebut juga akhlaq pribadi karena yang
paling dekat dengan seseorang itu adalah dirinya sendiri, maka hendaknya
seseorang itu menginsyafi dan menyadari dirinya sendiri, karena hanya dengan insyaf dan sadar kepada diri
sendirilah, pangkal kesempurnaan akhlak yang utama, budi yang tinggi. Manusia terdiri dari
jasmani dan rohani, disamping itu manusia telah mempunyai fitrah sendiri,
dengan semuanya itu manusia mempunyai kelebihan dan dimanapun saja manusia
mempunyai perbuatan.[1]
Persepsi masyarakat tentang akhlaq yang baik:
Banyak orang berselisih pendapat untuk
menilai suatu perbuatan, ada yang melihatnya buruk disisi lain ada yang
meliahtnya baik. Berikut adalah beberapa pernyataan dari beberapa sudut pandang
yang yang mengemukaan pendapatnya mengenai akhlak yang baik:
·
Adat Kebiasaan:
Tiap suku atau bangsa memiliki adat
istiadat tertentu yang diwariskan dari nenek moyangnya. Dipandang buruk bagi
orang yang melaksanakannya dan dipandang buruk bagi orang yang meninggalkannya.
Oleh karena itu perbuatan dikatakan baik bila sesuai dengan adat-istiadat.
·
Kebahagiaan (Hedonism):
Dari sudut pandang masyarakat
hedonism tujuan akhir hidup dan kehidupan manusia adalah mencapai kebahagiaan.
Karena itu perbuatan manusia dikatakan baik bila mendatangkan kebahagiaan,
kebahagiaan bagi dirinya sendiri maupun kebahagiaan bersama.
·
Tokoh filosof
Menurut herbert spencer (1820-1903)
salah seorang filsafat inggris mengatakan bahwa perbuatan akhlaq itu tumbuh
secara sederhana, kemudian berangsur meningkat sedikit demi sedikit berjalan
kearah cita-cita yang dianggap sebagai tujuan. Perbuatan itu baik bila dekat
dengan cita-cita itu dan perbuatan itu buruk bila jauh dengan cita-citanya.[2]Cita-cita
menurut paham ini adalah untuk mencapai kesenangan dan kebahagiaan.
Akhlaq individu dalam Islam:
Akhlaq individu masuk pada ruang lingkup hubungan manusia dengan
dirinya sendiri, seperti: menjaga kesucian diri dari sifat rakus dan mengumbar
nafsu, mengembangkan keberanian (syaja’ah) dalam menyanpaikan yang hak,
menyampaikan kebenaran, memberantas kedzaliman, mengembangkan kebijaksanaan dan
memberantas kebodohan dan jumud, bersabar tatkala mendapat musibah dan dalam
kesulitan, bersukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah, rendah hati atau
tawadhu’ dan tidak sombong, menahan diri dari melakukan larangan-larangan Allah
atau iffah, menahan diri dari marah walaupun hati tetap dalam keadaan
marah atau hilmun, memaafkan orang, jujur atau amanah,dan merasa cukup dengan
apa-apa yang diperoleh dengan susah payah atau qana’ah.[3]
Dapat diambil kesimpulan bahwa pokok-pokok Akhlaq (budi pekerti
luhur) itu ada empat, yaitu: hikmah, Syaja’ah, ‘Iffah dan keadilan.
·
Yang dimaksud dengan hikmah adalah:
kemampuan jiwa untuk membedakan yang benar dan yang salah dari segala perbuatan
yang dibawah kekuasaan manusia (ikhtiyariyah).
·
Yang dimaksud keadilan adalah:
kemampuan jiwa untuk mengendalikan daya ghadab dan daya nafsu, serta
mendorongnya kepada tuntunan hikmah dengan membatasi gerak-geriknya.
·
Yang dimaksud Syaja’ah adalah:
keadaan daya ghadab tunduk dan taat kepada akal di dalam semua gerak maju dan mundurnya.
·
Yang dimaksud Iffah adalah keadaan
daya nafsu terpimpin dan terdidik dengan pendidikan pimpinan akal dan agama.
Dengan baik dan sehatnya empat pokok inti lahirlah budi pekrti
luhur lagi mulia. Sebab dengan sehatnya akal akan lahirlahfikiran yang sehat,
pertimbangan yang baik, pandangan yag terang serta dugaan yang tepat, dan dapat
pula menangkap akibat yang kecil-kecil, dan semua perbuatan dan penyakit hati
yang sangat samar.[4]
Ayat yang berhubungan dengan pola ini diantaranya:
(An
Nuur: 30-31)
30. Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah
mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu
adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang
mereka perbuat".
31. Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka
menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan
perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka
menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya
kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau
putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara
laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera
saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang
mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan
(terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan
janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka
sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang
beriman supaya kamu beruntung.
(At
takasur: 1-8)
1. Bermegah-megahan telah melalaikan kamu
2. sampai kamu masuk ke dalam kubur.
3. janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu
itu),
4. dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui.
5. janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang
yakin,
6. niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim,
7. dan Sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul
yaqin
8. kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang
kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).
(Al mu’minun, 1-11)
1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
2. (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya,
3. dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan
perkataan) yang tiada berguna,
4. dan orang-orang yang menunaikan zakat,
5. dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,
6. kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka
miliki, Maka Sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa.
7. Barangsiapa mencari yang di balik itu, Maka mereka Itulah
orang-orang yang melampaui batas.
8. dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya)
dan janjinya.
9. dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya.
10. mereka Itulah orang-orang yang akan mewarisi,
11. (yakni) yang akan mewarisi syurga Firdaus. mereka kekal di
dalamnya.
(An Nisa, 29-30)
29. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh
dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
30. dan Barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan
aniaya, Maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. yang demikian itu
adalah mudah bagi Allah.
Al mujadalah, 11
11. Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah
kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Luqman 12, 17-19
12. dan Sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman,
Yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. dan Barangsiapa yang bersyukur (kepada
Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan Barangsiapa
yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha
Terpuji".
17. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia)
mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan
bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu
Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).
18. dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena
sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.
19. dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu.
Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.[5]
Realitas penerapan akhlaq individu
Amar ma’ruf nahi munkar merupakan
suatu hal yang harus ada pada tiap diri seorang muslim sebagaimana hadis:
عَنْ أَبِي سَعِيْد الْخُدْرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ
رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً
فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ
يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ
[رواه مسلم]
Dari Abu Sa’id Al
Khudri radiallahuanhu berkata : Saya mendengar Rasulullah shollallohu ‘alaihi
wa sallam bersabda : Siapa yang melihat kemunkaran maka rubahlah dengan
tangannya, jika tidak mampu maka rubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu
maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya
iman.(Riwayat Muslim)
Namun dewasa ini dalam
pengaktualisasiannya banyak yang mengedepankan kekerasan sehingga tidak
memberikan maslahah tetapi menimbulkan mafsadah.
Dalam hal Amar ma’ruf nahi munkar
Rasulullah SAW pernah mencontohkan, bagaimana beramar ma’ruf nahi munkar dengan
lemah lembut serta mengajari orang yang bodoh. Diriwayatkan bahwa seorang
pemuda datang menemui rasulullah SAW, lalu berkata, “wahai rasul izinkanlah
saya berzina” . kemudian orang-orang disekitar rasul merasa marah dengan
berkata “ binasakan saja orang itu”, Rasulpun menyuruh pemuda itu mendekat dan
mendekatlah pemuda itu pada rasul, rasulullah SAW bersabda, “Apakah engkau rela
jika zina itu terjadi pada ibumu atau saudaramu atau bibimu atau kerabatmu yang
lain” maka pemuda itupun menjawab “Tidak, demi Allah, semoga Allah melindungi”.
Rasulpun berkata, “manusia yang lain juga tidak menhendaki pada kerabat
mereka”. Kemudian rasul memegangnya sambil berdo’a, “Ya Allah, ampuni dosanya,
sucikan hatinya dan jagalah kehormatannya.” Kemudian pemuda itu pergi dan sama
sekali tidak menoleh sama sekali.[6]
Pada kisah tersebut dapat kita
ambil ibrah bahwa Rasul SAW dalam menghadapi siapapun lebih mengutamakan
tujuan dakwah yaitu mencapai maslahah bukan mafsadah dengan cara yang lemah
lembut, andaikata pemuda dalam kisah tersebut diperlakukan dengan cara yang
berbeda (keras) mungkin sikap yang dimunculkan akan berbeda dengan apa yang
telah dikisahkan. Dan sesungguhnya tujuan dakwah nabi di dunia adalah untuk
menyempurnakan akhlaq yang mulia sebagai mana sabda beliau:
إِنَّمَا بُعِثْتُ
لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاَق
“Sesungguhnya
aku diutus untuk menyempurnakan akhlak-akhlak mulia.” (Shahiih, HR. Ahmad).
Saran:
Segala bentuk akhlaq individu hendaknya mengutamakan
akhlaq dan perangai yang mulia, sehingga dakwah yang dilakukanpun mencerminkan
akhlaq yang mulia, dan tidak ada kekerasan yang mengatasnamakan dakwah.
Dalam mencapai akhlak mulia haruslah memahami empat
inti akhlak sebagaimana yang telah dijelaskan diatas yang dengannya seorang
akan melihat suatu permasalahan lebih bijaksana dan menghasilkan perbuatan yang
mencerminkan akhlak mulia itu sendiri. Setelah merasa memahami empat pokok
akhlak, hendaknya seseorang tidak berhenti dan puas dengan apa yang ia miliki
tetapi selalu berusaha mengaktualisasi akhlaknya.
Akhlaq terpuji bila diusahakan untik dilakukan secara
terus-menurus akan menjadi sebuah kebiasaan dan kebiasaan yang dipertahankan
akan menjadi karakter bagi setiap individu yang bersangkutan.
Maka apabila akhlaq yang terpuji
dirasa susah untuk dilakukan namun kemudian berusaha terus-menerus untuk
melakukannya lama kelamaan akan terbiasa, dan akhirnya akhlak terpuji tersebut
menjadi karakter. Wallahu a’lam bisshawab.
[1]
Wikipedia.org
[2]
Asmaran As. PENGANTAR STUDI AKHLAK. (Jakarta: raja grafindo, 1994). Hlm32.
[3]
Muslim Nurdin. Moral dan Kognisi Islam. (Bandung: Alfabeta, 1993). Hlm 237.
[4]
Imam al Ghazali. Mukhtasar ihya ulumuddin. (Yogyakarta: U.P. Indonesia, 1982).
Hlm 121.
[5]
Ibid. Hlm 122.
[6]
Syaikh Abu Abdurrahman Ridha. Akhlaq ulama salaf dalam bergaul. (Jakarta:
Pustaka Al Kautsar, 2013). Hlm 40.
Al Ahad
Rumusan
Masalah, sebagai berikut:
1.
Apa
pengertian Asmaul Husna secara umum?
2.
Apa
pengertian Al Ahad?
3.
Apa
perbedaan Al Ahad dengan Al Wahid?
4.
Bagaimana
keutamaan Asmaul Husna Al Ahad?
5.
Apa
implimentasi Al Ahad bagi saya sendiri?
A. PENGERTIAN
ASMAUL HUSNA
Asmaul
Husna berasal dari kata al-asma yang berarti nama-nama dan al-husna yang
berarti baik. Jadi al-Asmaul Husna secara bahasa diartikan dengan nama-nama
yang baik. Asmaul Husna adalah nama Allah yang terbaik. Bisa dikatakan pula
sebagai asma Allah yang terindah. Ia merupakan puncak keindahan karena di
dalamnya terdapat makna terpuji dan termulia. Nama-nama terindah itu mengandung
pengertian kehidupan yang sempurna, yang tidak didahului dengan ketiadaan dan
tidak diakhiri dengan kesirnaan. Tidak berawal dan tidak berakhir.
Secara
fitrah manusia telah dibekali sifat-sifat baik dan terpuji. Sifat-sifat
tersebut merupakan pancaran dari asmaul husna. Sayangnya sejalan dengan
perkembangan dan pengaruh lingkungan, sifat-sifat dasar tersebut perlahan-lahan
melemah dan menjadi terkalahkan.
Sejak
lahir, manusia telah dilengkapi dengan hati yang fitrah (bersih). Hal ini
merekam sifat-sifat Allah. Jika ia mampu memeliharanya samapai dewasa, maka
pancaran Asmaul Husna akan membuat dirinya menjadi mulia. Tapi jika sifat
fitrah itu terkontaminasi dengan sesuatu yang buruk, maka sifat-sifat fitrah
ini akan menjadi lemah bahkan terkalahkan dan terbelenggu oleh emosi diri,
prasangka negative, kepentingan pribadi dan pengaruh-pengaruh luar yang tidak
menguntungkan.[1]
Dari
99 Asmaul Husna, saya akan membahas tentang AL AHAD ( Yang Maha Esa)
B. Pengertian
Al- Ahad
Sekilas
nama al wahid sama dengan al Ahad, terutama ini diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia sama- sama bearti Yang Maha Esa; Tetapi keduanya itu berbeda dan
mempunyai spesifikasi sendiri. Menurut Syaikh Tosun Bayrak Al Jerrahi dalam The Name and The Named, menjelaskan
lebih makna makna Al Ahad.[2]
Sebagaimana yang terdapat dalam surat Al-
Ikhlas ayat 1-4:
الرَّحِيمِ الرَّحْمَٰنِ اللَّهِ بِسْمِ
﴾٤﴿
أَحَدٌۢ كُفُوًا لَّهُۥ يَكُن وَلَمْ ﴾٣﴿ يُولَدْ وَلَمْ يَلِدْ لَمْ ﴾ ٢﴿الصَّمَدُ اللَّهُ ﴾١﴿ أَحَدٌ اللَّهُ هُوَ قُلْ
Artinya:
1) Katakanlah ( Muhammad): Dia-lah
Allah, Yang Maha Esa
2) Allah tempat meminta segala sesuatu
3). Allah tidak beranak dan tidak pula
diperanakkan
4). Dan tidak ada seorangpun yang setara
dengan Dia.
Surat
al-Ikhlâsh ini merupakan surat yang sangat mulia, sebagaimana diriwayatkan
dalam hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa surat al-Ikhlâsh sama
dengan sepertiga al-Qur'ân karena di dalamnya terdapat penjelasan khusus
tentang nama-nama Allâh yang maha Mulia dan sifat-sifat-Nya yang maha Agung.
Asbabun Nuzul
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa
kaum musyrikin meminta penjelasan tentang sifat-sifat Allah kepada Rasulullah
saw. dengan berkata: "Jelaskan kepada kami sifat-sifat Tuhanmu." Ayat
ini (S. 112:1-4) turun berkenaan dengan peristiwa itu sebagai tuntunan untuk
menjawab permintaan kaum musyrikin. (Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, al-Hakim
dan Ibnu Khuzaimah dari Abi Aliyah yang bersumber dari Ubay bin Ka'ab.
Diriwayatkan pula oleh at-Thabarani dan Ibnu jarir yang bersumber dari Jabir
bin Abdillah dan dijadikan dalil bahwa surat ini Makkiyah.
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa kaum
Yahudi menghadap kepada Nabi saw. dan diantaranya Ka'bubnul 'asyraf dan Hay bin
Akhtab. Mereka berkata: "Hai Muhammad, lukiskan sifat-sifat Tuhan yang
mengutusmu." Ayat ini (S.112:1-4) turun berkenaan dengan peristiwa itu. (Diriwayatkan
oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu Abbas. Diriwayatkan pula oleh Ibnu
Jarir yang bersumber dari Qatadah dan Ibnu Mundzir yang bersumber dari Sa'id
bin Jubair. Dengan riwayat ini Sa'id bin Jubair menegaskan bahwa surat ini
Madaniyyah.)
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa
kaum Ahzab (Persekutuan antara kaum Quraisy, Yahudi Madinah, kaum Goththafan
dari Thaif dan munafiqin Madinah dan beberapa suku sekeliling Makkah) berkata:
"Lukiskan sifat Tuhanmu kepada kami." Maka datanglah Jibril
menyampaikan surat ini (S.112:1-4) yang melukiskan sifat-sifat Allah. (Diriwayatkan
oleh Ibnu Jarir dari Abil 'Aliyah yang bersumber dari Qatadah.)
Keterangan:
Menurut as-Suyuthi kata
"al-Musyrikin" dalam hadits yang bersumber dari Ubay bin Ka'ab ialah
musyrikin dari kaum Ahzab, sehingga surat ini dapat dipastikan Madaniyyah
sesuai dengan hadits Ibnu Abbas. Dengan demikian, tidak ada pertentangan antara
dua hadits tersebut di atas dan diperkuat pula oleh riwayat Abus Syaikh di
dalam kitabul Adhamah dari Aban yang bersumber dari Anas yang meriwayatkan
bahwa Yahudi Khaibar menghadap kepada Nabi saw. dan berkata: "Hai Abal
Qasim! Allah menjadikan malaikat dari cahaya hijab, Adam dari tanah hitam,
Iblis dari api yang menjulang, langit dari asap, dan bumi dari buih air.
Cobalah terangkan kepada kami tentang Tuhanmu." Rasulullah saw tidak
menjawab, sehingga turunlah Jibril membawa wahyu surat ini (S.112:1-4) yang
melukiskan sifat Allah. [3]
Sesuai pernyataan ayat diatas bahwa
sudah jelas Allah itu Yang Maha Esa, karena itu Allah tidak beranak dan tidak
pula diperanakan. Kita sebagai umat islam harus beriman kepada Allah swt,
dengan cara beribadah, berbuat kepada orang tua, dan tidak menyekutukan Allah
swt.
Kesatuan ini sama sekali tidak
diciptakan dari eksistensi dan ketiadaan, dari wujud dan kehampaan. Ia
merupakan menifestasi zat Allah. Di dalam kesatuan ini, zat terbebas dari
segala atribut, nama, tanda, tetapi sudah tersembunyi didalamnya.
Contohnya;
Tembok terbuat dari batu, batu bata, krikil, pasir, semen, dan dilapisi dengan
plesteran. Ketika melihat tembok, Anda melihatnya secara utuh, bukan bahannya
secara satu persatu. Tembok adalah gabungan dri berbagai bahan; tetapi tembok
bukanlah batu, batu bata, krikil. Di dalam konsep tembok, bahan- bahan itu
kehilangan identitasnya.[4]
C. Perbedaan
Al Ahad dan Al Wahid
Lafazh `AL AHAD` berakar sama dengan
`WAAHID`, tetapi masing-masing memiliki makna dan penggunaan tersendiri. `AHAD`
hanya digunakan untuk sesuatu yang tidak dapat menerima penambahan, baik dalam
imajinasi apalagi dalam kenyataan. Oleh karena itu, kata ini ketika berfungsi
sebagai sifat, tidak termasuk dalam rentetan bilangan. Sedangkan Wahid adalah
Sesuatu yang Tidak terdiri dari bagian-bagian atau tidak berdua.
Menurut Imam Al Ghazali, Ahad
adalah sesuatu yang tidak dapat menerima penambahan, baik dalam benak maupun
kenyataan. Ketika kita memikirkan kata ‘wahid
(satu)’ maka di benak kita akan memikirkan angka itsnain (dua), tapi kalau kita
bilang ‘ahad (esa)’ maka di benak kita tidak ada penambahan. Di gunakan kata
wahid karena keragaman Nya pada sifat-sifat Nya, bukan pada dzat Nya.
Kata
wahid dalam al quran biasanya di gunakan untuk nama Allah yang sifatnya banyak
seperti dalam Qs. Al baqarah: 163;
الرَّحِيمِ الرَّحْمَٰنِ اللَّهِ بِسْمِ
الرَّحِيْم حْمَنُ الرَّ هُوَ إِلاَّ إِلَهَ لاَّ وَاحِدٌ إِلَهٌ إِلَهُكُمْ وَ
163.
Dan Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan ( yang hendak
disembah ) melainkan Dia Yang Maha Murah(pengasih), lagi Maha Penyayang. ( Al
Baqarah ayat 163).
Bagaimana keadaana alam semesta, kalau Allah
bersifat terbilang?
Jawab:
Sekiranya
ada dua atau lebih Pencipta alam ini, tentulah akan binasa atau rusak juga
tatanannya, karena masing- masing menjalankan kehendaknya dan rencananya.[5]
Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Anbiya’ ayat 22:
الرَّحِيمِ الرَّحْمَٰنِ اللَّهِ بِسْمِ
يَصِفُونَ عَمَّا الْعَرْشِ رَبِّ اللَّهِ فَسُبْحَانَ لَفَسَدَتَا اللَّهُ إِلا آلِهَةٌ فِيهِمَا كَانَ لَوْ
Artinya:
"Sekiranya ada di langit dan di bumi Tuhan- Tuhan selain Allah, tentulah
keduanya (langit dan bumi) itu sudah rusak (dan) binasa. Maka Maha Suci Allah
yang mempunyai 'Arsy (kedudukan yang sangat tinggi dan mulia), daripada apa
yang mereka sifatkan." – (QS.21:22)
Contoh :
Dalam
Negara pun tidak ada terjadi kepala Negara ( Presiden, Raja), yang mempunyai
kedudukan sama, dan yang ada hanya wakil atau pembantu- pembantunya. Apalagi
yang mengatur jagat raya ini, tidak mungkin diatur oleh banyak tangan dan
banyak kebijakan.[6]
D. Keutamaan
Asmaul Husna ( Al Ahad)
v Sebagaimana hadits menjelaskan bahwa;
Dari Abu Huraira R.A.: Nabi saw. bersabda: “Allah itu memiliki sembilan puluh
sembilan nama yang bagus. Barang siapa yang mampu menghafalnya, maka dia akan
masuk syurga. Sesungguhnya Allah itu ganjil [esa] dan Dia menyukai [bilangan]
yang ganjil.” – Sahih Bukhar.
v Barang siapa membaca Asma Allah ini
dalam keadaan memiliki wudhu sebanyak 19 kali setelah sholat subuh, maka semua
doanya akan dikabulkan, Insya Allah. [7]
v Jika seseorang yang duduk sendirian
ditempat yang sunyi membaca Asma Allah ini sebanyak 1.000 kali, merenung
artinya dan mencoba merasakan kesatuan pada wujudnya, beberapa hal mengenai
inti batin dapat dimanifestasikan.[8]
E. Implementasi
Al Ahad bagi Saya Sendiri
Implementasi
yang dapat saya ambil sebagai berikut:
a)
Sebagi
seorang hamba, saya tidak akan meminta harapan selain pada Allah, karena hanya
Allah yang tempat meninta pertolangan.
b)
Melakukan
semua perintah Allah dan menjauhkan larangan Allah.
c)
Selalu
melakukan kebaikan- kebaikan terhadap orang lain.
d)
Terbakti
kepada orang tua, ridho orang tua ridho Allah.
e)
Menjadikan
pribadi yang lebih baik, yang teguh pendirian dan mandiri.
f)
Mahasucinya
Allâh dari segala kekurangan dan aib. Karena itu merupakan sifat para makhluk,
sementara Allâh adalah Dzat yang memiliki sifat sempurna, agung dan mulia tanpa
ada satu makhluk pun yang semisal dengan-Nya.
g)
Saya
tidak akan memikirkan zat Allah tapi saya akan memikirkan ciptaan Allah.
h)
Rasa
menghormati.
DAFTAR PUSAKA
Al Kumayi, Sulaiman. 2006. Kecerdasan 99; cara meraih kemenangan dan ketenangan hidup lewat
penerapan 99 nama- nama Allah. Jakarta: Hiknah ( PT Mizan Publika).
Asbabun nuzul: Lubabun nuqul fii asbabin nuzul dari
Jalaluddin As Suyuthi. Diterjemahkan menjadi Asbabun nuzul - Latar belakang
historis turunnya ayat-ayat Al Quran oleh K.H.Q. Shaleh, H.A.A. Dahlan, Prof
Dr. H.M.D. Dahlan. Penerbit: CV Diponegoro, Bandung.
Hasan, M. Ali. 1997. Memahami dan Meneladani Asmaul Husna. Jakarta
: PT Raja Grafindo.
Http://ilmuamalan.blogspot.com/2013/06/keutamaan-asmaul-husna.html
tanggal 24/02/2015. pukul 07. 57.
Mustahdi,
M. Ag dan dkk. 2013. Buku paid an budi
pekerti siswa kelas X.
[1] Mustahdi, M. Ag dan dkk.
Buku paid an budi pekerti siswa kelas X 2013.
[2] Sulaiman al- kumayi.
Kecerdasan 99: cara meraih kemenangan dan ketenangan Hidup Lewat Penerapan 99
Nama Allah. 2006. Hal 212
[3] Asbabun nuzul: Lubabun
nuqul fii asbabin nuzul dari Jalaluddin As Suyuthi. Diterjemahkan menjadi
Asbabun nuzul - Latar belakang historis turunnya ayat-ayat Al Quran
oleh K.H.Q. Shaleh, H.A.A. Dahlan, Prof Dr. H.M.D. Dahlan. Penerbit: CV
Diponegoro, Bandung.
Penerapan 99 Nama Allah.
2006. Hal 212- 213.
[5] M. Ali Hasan. Memahami
dan meneladani asmaul husna. Hlm 220
[6] Ibid. Hlm 221
[8] Sulaiman al- kumayi.
Kecerdasan 99: cara meraih kemenangan dan ketenangan Hidup Lewat
Penerapan 99 Nama Allah.
2006. Hal 213.